🐺TRIP

2.5K 137 3
                                    

Help me please,,,
Comment💬 and Vote🌟
___________________________


Aku, David, Pao, dan Dove memulai perjalanan, hingga tibalah kami didepan perbatasan pulau.

Aku menoleh dan menghela nafas, berat rasanya untuk meninggalkan pulau ini.

Saat mataku mulai memanas, David selalu menatapku dengan tatapan yang membuat niatku kembali bulat.

Namun lagi-lagi aku tak kuasa menahan pedihnya mataku, warna mataku persis seperti kaca yang sebentar lagi akan pecah.

Mungkin David tak tahan melihatku, ahkirnya David pun bertanya.

"apa kau ragu?" tanya David.

"aku tak tahu David, aku hanya..." jawabku namun tak lengkap.

"aku tahu ini berat bagimu, namun kumohon percayalah padaku, aku tak akan meninggalkanmu sampai maut yang memisahkan kita" tutur David.

Aku tersenyum dan menganggukkan kepala.

"ayo kita teruskan" ucapku sambil melangkahkan kakiku untuk meninggalkan pulau.

Dove juga terlihat amat sedih karena meninggalkan pulau, Dove terus menoleh kebelakang, berharap aku akan membatalkan kepergianku dan kembali kepulau.

Namun karena niatku sudah bulat, aku tak akan kembali hidup dengan rasa takut akan kegagalan.

Aku akan memulai hidup baru, bersama mateku, cintaku, keyakinanku, dan harapanku.

Aku tak akan membiarkan rasa takut itu kembali lagi, meskipun jika nantinya akan ada kegagalan aku tak akan mudah menyerah seperti yang dulu.

Kami sampai di dermaga, inilah jalan keluar dari pulau Elavanor yang dikelilingi laut dan dipenuhi pohon besar, pulau yang terlarang, menyeramkan dan berbahaya.

Padahal itulah tempat tinggalku selama ini.

David mendekatkan perahu yang ada disebelah kami, kami pun menaiki perahu itu dan mulai mendayung.

Sesekali kami bersendau-gurau hingga tertawa, namun hanyalah tawa hampa yang tercipta.

Ya, aku tertawa tanpa ada rasa bahagia didalamnya.

Empat jam sudah kami mendayung tanganku terasa sakit, aku meringis mehanan rasa sakit ini.

"kau lelah sayang?" tanya David, aku mengangguk.

"berhentilah mendayung biar aku saja" David merebut dayung ditanganku dan meletakkan dayung itu dibelakang tubuh kekarnya.

"tapi-"

"sudahlah Fay, jangan terlalu memaksakan diri, biarkan aku berusaha sedikit untukmu sayang, duduklah dengan tenang" ucap David sambil mengusap rambutku.

Aku hanya bisa tersenyum malu karena perlakuan manisnya, Pao membisikkan sesuatu padaku.

"Fay, kurasa aku melihat daratan" aku melotot dan menoleh kebelakang.

Benar kami sudah sangat dekat dengan daratan, aku tersenyum antusias.

"kita hampir sampai di daratan David, kemarikan dayungnya biar aku membantumu dan kita bisa segera sampai, aku sudah sangat tak sabar"

David terkekeh dan memberikan dayungnya, aku sangat semangat mendayung, hingga lupa bahwa sejak pagi perutku belum terisi, aku juga lupa sakitnya tanganku yang lelah karena terlalu lama mendayung.

Sungguh aku tak sabar ingin melihat seberapa hebatnya pack milik David, mateku.

Sesampainya didarat kami turun dari perahu, kakiku terasa sakit karena terlalu lama duduk.

IAM BAD MATE [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang