Pagi hari telah tiba. Matahari mulai menunjukkan batang hidungnya perlahan-lahan ke cakrawala. Mengusir kegelapan yang dibawa oleh sang ratu malam dengan cahayanya.
Para makhluk hidup mulai terbangun dari tidur lelap mereka, termasuk Albert. Ia bangun, merenggangkan tubuhnya sebentar. Lalu, pandangannya terarah pada jam di dinding kamarnya. Ia pun membelalakkan kedua matanya.
Jarum jam menunjukkan bahwa 20 menit lagi, bel sekolah akan segera berbunyi!
"ASTAGA! BEBERAPA MENIT LAGI BEL MASUK BUNYI!!"
Mendengar teriakannya, Jenna terbangun dari tidurnya. "Ya ampun, Albert .... Kenapa, sih, teriak-teriak? Ganggu orang bermimpi indah aja ...."
"Mending kamu lihat jam sekarang, deh, Jen. Aku mau mandi dulu!" Albert mengambil handuk, dan berjalan menuju kamar mandi.
Pandangan Jenna langsung beralih ke arah jam dinding. Ia penasaran kenapa temannya berteriak ketika melihat jam.
"Oh, jam enam lebih dua puluh menit, toh, aku kirain apa ...." Jenna berniat kembali melanjutkan tidurnya, ketika ia teringat akan sesuatu. "Eh?! Ya ampun, 20 menit lagi bel bunyi!!"
"Alice, Dave! Bangun sekarang! 20 menit lagi bel berbunyi! Kita terlambat!" ucap Nessa dengan volume suara yang cukup keras, berusaha membangunkan Alice dan Leon yang masih tertidur pulas di kasur mereka masing-masing.
"Kenapa teriak-teriak, sih, Jen?" Dave terbangun sambil menggaruk-garuk kepalanya.
"Tuh, lihat jam sana! Aku mau mandi dan bersiap-siap dulu!" ucap Nessa, lalu beranjak menuju kamar mandi.
"Eh?! Ya ampun, kenapa kita bisa terlambat begini?!" teriak Alice, lalu berlari menuju kamar mandi.
"Itu anak satu lagi kenapa pula, ya? Memangnya jam berapa, sih, sekarang?" Pandangan Leon pun terarah ke jam dinding.
"YA TUHAN! BUKANNYA BILANG DARI TADI, KEK!!" Dia segera mengambil handuk dan seragamnya, lalu berlari menuju kamar mandi.
Beberapa menit kemudian, mereka keluar bersamaan dari kamar mandi. Mereka sudah memakai seragam merea masing-masing dengan rapi. Untuk hari ini, mereka memakai kemeja berwarna hitam dengan dasi berwarna biru dengan garis-garis putih, celana panjang (bagi laki-laki) / rok (bagi wanita) berwarna biru dengan garis-garis putih, dan kaos kaki berwarna putih.
Untuk setiap siswa, biasanya dibedakan berdasarkan warna dasi dan celana/rok mereka.
Kelas A : Merah
Kelas B : Biru
Kelas C : Kuning
Kelas D : HijauMereka segera membawa tas masing-masing dan segera meninggalkan kamar mereka, menuju kelas mereka dengan berlari agar tidak terlambat.
Tak lama kemudian, mereka sampai di depan kelas mereka. Sebelum memasuki kelas tersebut, mereka mengatur nafas mereka yang terengal-engal akibat berlari.
"Fyuhhh... untung aja kita gak terlambat..." ucap Albert lega ketika melihat kelas mereka yang belum didatangi guru yang mengajar.
Mereka segera memasuki kelas tersebut, lalu duduk di tempat duduk masing-masing. Tak lama setelah mereka duduk, Miss Viola memasuki kelas tersebut.
"Selamat pagi, Miss!" ucap Rheina-- ketua kelas di kelas itu-- diikuti seluruh murid.
"Selamat pagi! Untuk hari ini, kalian tidak akan belajar--" ucap Miss Viola, lalu dipotong oleh sahutan para murid yang kegirangan.
"Yess!!"
"Bahagianya hati ini!!"
"Yeyyy!! Free class!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Skylar Academy
Fantasi[HIATUS] Sejak lahir, Albert dilahirkan dengan dua elemen. Ia pun merasa sedikit aneh dengan elemen keduanya. Karena itu, orangtuanya memutuskan untuk menyekolahkannya di Skylar Academy. Akademi elite yang banyak meluluskan penyihir dan petarung kua...