06. Sejujurnya...

1.1K 172 56
                                    

"Duduk di sana aja!" Ucap Umji menunjuk dua kursi kosong yang berada di pojok café. Vernon yang tadi sedang mencari kursi, ketika mendengar ucapan Umji pun segera menoleh dan menatap kursi yang di tunjuk Umji.

"Iyah, ayo di situ aja," kata Vernon menggandeng tangan Umji menuju kursi yang menjadi tujuannya. Umji dapat merasakan genggaman hangat tangan Vernon. Ia menatap punggung pria di hadapannya, rasanya seperti sebuah mimpi diajak pergi ke sebuah café mewah oleh Vernon. Tak pernah ia harapkan semua hal ini, namun hal inilah yang terjadi padanya.

"Ayo duduk," Vernon melepaskan genggaman tangannya pada Umji dan beralih menarik kursi untuk Umji duduki. "Makasih," ucap Umji lalu duduk di kursi yang telah dipersilahkan oleh Vernon. Vernon berjalan mengitari meja lalu duduk berhadapan dengan Umji.

Seorang pelayan menghantarkan dua buah buku menu ke meja Vernon dan Umji. "Mau pesen apa?" Tanya Vernon pada Umji di hadapannya.

"Emm... Non? Ga salah disini?" Tanya Umji menatap Vernon. Vernon yang sedari sedang mengamati menu makanan segera mengalihkan pandangannya menatap Umji dihadapannya.

"Kenapa? Ga suka ji? Mau dimana emangnya? Yang baru buka itu? Yang deket sekolah kita?" Tanya Vernon pada Umji. Umji menggeleng mengingat café baru yang sungguh mewah di dekat sekolahnya, Café yang sangat mahal dan hanya orang-orang kaya saja yang kesana.

"Terus?" Bingung Vernon mengerutkan dahinya.

"Disini mahal-mahal, gue ga bawa duit banyak," kata Umji sedikit berbisik takut terdengar oleh pelayan yang berada di sampingnya. Vernon tersenyum dan menggeleng.

"Ga usah mikirin itu, pilih aja dulu. Gampang kalau kurang. Ngamen aja nanti," kata Vernon diikuti tawanya. Lagi-lagi Umji di ajak bercanda oleh Vernon. Umji menopang dagunya dan menatap datar Vernon yang sedang tertawa. Melihat Umji tak memberikan respon baik, Vernon pun segera meredakan tawanya.

Ngelawak garing lu Non. Batin Umji menatap datar Vernon dihadapannya.

"Gue bayarin," kata Vernon menatap Umji. Umji terkejut dan segera menegakkan tubuhnya semangat.

"Serius??"

"Iyah ... "

"Yesss!! Aju Nice!!" Ucap Umji girang. Vernon tersenyum melihat Umji.

"Yaudah pilih cepetan!" Ucap Vernon pada Umji. Umji mengangguk dan lekas menarik buku menu mendekat ke arahnya. Tak tanggung-tanggung Umji segera memesan makanan yang lumayan mahal dan hanya ia makan enam bulan sekali. Vernon bernapas lega telah membawa kartu ATMnya sebelumnya. Ia yakin, biaya yang akan ia bayar nanti melebihi banyaknya uang di dompetnya.

Setelah memesan makanan yang mereka inginkan, pelayan pun pergi menjauh dari meja mereka. Setelah itu, keheningan membaluti mereka berdua sekarang.

Gue merasa ga enak. perasaan gue, gue keterlaluan. Gue keterlaluan boongnya. Gue ga tenang kalau gini terus. kata batin Vernon. Ia terlihat gelisah sejak pergi menjauh dari warung. Ia terus menatap Umji yang sekarang sedang berkutat pada handphone nya.

Baru saja Vernon ingin memanggil Umji, tiba-tiba Umji berdiri dari kursinya lalu menatap Vernon.

"Gue ke kamar mandi bentar," kata Umji disahuti anggukan oleh Vernon. Umji berjalan menjauh darinya. Beberapa saat kemudian wajahnya kembali gelisah dan khawatir mengingat sesuatu yang telah ia lakukan beberapa menit yang lalu. Ia pun segera mengambil handphone yang berada di dalam sakunya dan membuka pesan dari seorang temannya.

Handsome.gyu

Handsome.gyu : gimana non? Berhasil?
12.24

[✓] FROM A FIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang