07. Jeon Somi

999 162 36
                                    

"Sebenernya..."

"Maaf non. Ada yang nelfon," sela Umji sebelum Vernon menyelesaikan ucapannya. Vernon menelan ludahnya. Yap, pasti ada sesuatu yang akan membuatnya berubah pikiran untuk mengatakannya pada Umji. Salah satunya, telepon yang mengganggukan itu.

"Ehh iyah sok ji," ucap Vernon pasrah mempersilahkan Umji mengangkat telepon nya. Umji mengangkat telepon nya lalu berbicara dengan seseorang yang meneleponnya. Vernon menyandarkan tubuhnya lalu menyilangkan kedua tangannya seraya menatap Umji.

"Halo? Ini siapa?" Tanya Umji pada seseorang di seberang sana. Kebetulan nomor yang menelpon nya adalah nomor tak di kenal maka karena itu ia bertanya pada orang tersebut.

"Umjiiii... apa kabar??" Ucap seseorang di seberang sana, Umji mendelikkan mata terkejut. Ia mengenal suara wanita yang sedang menelpon nya tersebut.

"Somiii???" Kaget Umji ketika tahu Somi yang meneleponnya. Tiba-tiba mata Vernon melotot terkejut menatap Umji. Ia segera menegakkan posisi duduknya lalu manatap Umji dengan kerutan pada dahinya. Somi? Batin Vernon dalam hatinya.

"Aku baik, kamu gimana kabarnya di London??" Tanya Umji girang mengetahui sahabatnya yang meneleponnya. Alih-alih Umji Mengobrol dengan Somi, Vernon ternyata ikut menguping pembicaraan mereka berdua. Ia penasaran apa yang sedang di bicarakan Umji juga Somi.

"Baik ji, aku kangen kamu!! Kamu ke London dong!!" Pinta Somi pada Umji. Umji terkekeh ringan seraya masih fokus dengan orang yang sedang berbicara dengannya. Sedangkan Vernon, sekarang ia sedang mati penasaran dengan apa yang sebenarnya Umji dan Somi bicarakan.

"Ada geh kamu yang ke sini. Aku, Dahyun sama Eunha kangen kamu!!" Ucap Umji semakin bersemangat. Somi pun tertawa di seberang sana. Umji menatap Vernon yang dari tadi menatapnya. Tanpa meminta izin dengan Vernon, Umji pun memberikan handphone nya pada Vernon.

"Mi, mantan kamu mau ngomong hehe," kata Umji berbicara dengan Somi lalu memberikan handphone nya pada Vernon, sedangkan Vernon terkejut seraya menunjuk dirinya dan berkata, "ehh?? Kok gue??" Namun handphone Umji masih tetap di terima oleh Vernon. Perlahan Vernon mengangkat handphone itu mendekat ke arah telinganya.

"Ha-halo?" Ucap Vernon gelagapan, Umji di hadapannya hanya tertawa dan menggelengkan kepalanya.

"Tuan, Nyonya. Ini pesanannya," kata seorang pelayan menghantarkan dua buah nampan yang berisi makanan yang Umji dan Vernon pesan.

"Terimakasih," ucap Umji tersenyum menatap pelayan di sampingnya.

"Vernon?" Tanya Somi di seberang sana. Vernon bisa merasakan tubuhnya berkeringat karena gugup sekarang.

"Iyah..."

"Apa kabar non?" Tanya Somi pada Vernon.

"Baik. Kamu sendiri?" Tanya Vernon pada Somi di seberang sana. Umji menatap Vernon sambil tersenyum-senyum, rasanya sangat lucu melihat Vernon gugup seperti itu.

Kalau ngomong sama Somi mah aku-kamu yah... dasar Vernon... masih suka mah bilang aja non... Batin Umji terkekeh.

"Nih minum," ucap Umji memberikan segelas minuman pada Vernon. Dengan segera Vernon menyambar pelan gelas itu dan meminumnya seteguk. Umji hanya  bisa menggeleng dan tertawa melihat Vernon bertingkah seperti itu.

"Aku baik. Kok kita canggung sih," ucap Somi membuat Vernon mendelik.

"Ehh, engga. Bukan gitu," ucap Vernon masih dengan kegugupannya.

"Vernon, udah dulu yah... aku mau masuk ke apartemen dulu. Habis dari luar soalnya," ucap Somi pamit pada Vernon.

"Ehh iyah," ucap Vernon. Entah mengapa dengan Vernon, sepertinya ia hanya bisa mengatakan kata itu. Mungkin, ia telah kehabisan kata-kata?

[✓] FROM A FIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang