05. Lier

1.2K 187 74
                                    

"Berapa jauh lagi non???" Tanya Umji dengan keringat mengalir di sekujur tubuhnya. Ia telah lelah mendorong motor sport Vernon kurang lebih selama 15 menit. Vernon yang juga mendorong motornya pun ikut berkeringat dan juga kelelahan.

"Duduk dulu ji, gue capek," kata Vernon segera menyandarkan motornya dan duduk di sebuah kursi kayu milik salah satu warung. Umji yang juga kelelahan segera menghempaskan tubuhnya duduk di samping Vernon. Ia mengambil napas dalam lalu menghembuskannya. Tak lupa, ia memeriksa waktu pada jam tangannya. Tidak salah lagi. Mereka sudah terlambat 10 menit. Umji menggeram kesal dalam hatinya. Jika saja tadi ia ikut berangkat dengan Ayahnya, pasti ia tak akan terlambat seperti ini.

"Kita telat."

Umji menoleh menatap orang yang berbicara. Yap, telat. Dan itu karenanya.

"Iyah telat! Salah lo aja non!" Tegas Umji kesal, ia tak pernah bisa menghilangkan rasa kesalnya pada Vernon. Vernon memang menyebalkan baginya.

"Ya udah sorry deh," ucap Vernon menyandarkan punggungnya pada dinding warung di belakangnya. Umji menoleh menatap sinis Vernon yang berada di samping nya. Jika ada yang bertanya padanya sekarang mengenai apakah Umji menyesal? Tentu, ia sangat menyesal berangkat bersama dengan Vernon.

"Jangan cemberut terus ji! Udah muka lo jelek, plus cemberut lagi. Mesem liatnya," cibir Vernon tergelak melihat Umji. Bukannya menghibur, Vernon malah berhasil membuat Umji bertambah kesal. Umji menatap Vernon dengan tatapan tajamnya. Vernon terkekeh ringan melihat tingkah Umji.

"Lo ngehibur gua apa ngehina gua???" Tanya Umji dengan tatapan tajam nya. Bagaimana ia tak menganggap Vernon sebagai musuhnya, jika Vernon terus berperilaku seperti itu bisa-bisa Umji menjahit mulutnya.

"Ngehibur dengan fakta," ucap Vernon diiringi tawa ringan. Umji sudah tak tahan lagi. Perlu ia apakan pria di sampingnya ini? Menjahit mulutnya? Sayangnya, ia sedang tak memegang jarum dan benang sekarang. Melakban mulutnya? Sama. Ia sedang tak memiliki lakban itu sekarang. Apa lebih baik membunuh nya? Mungkin kenikmatan yang luar biasa yang akan Umji dapati.

"Arghhh!! gua remukin juga nih muka lo!!" Gerutu Umji seraya mengepalkan tangannya di depan wajah Vernon. Vernon masih terkekeh melihat Umji berperilaku seperti itu.

DASAR! Kalau aja bukan gara-gara ada maksud lain, gue ga bakal mau pacaran sama ni orang. Batin Umji berkata. Umji sungguh muak dengan Vernon sekarang. Dengan lekas, ia memalingkan wajahnya dari Vernon dan memasang raut wajah kesalnya. Ia juga melipat kedua tangannya di depan dada. Vernon yang sedari melihat pacarnya kesal itu malah bertambah berfikir bahwa Umji memang pantas untuk di tertawai oleh nya. Menurutnya, Umji sungguh kekanakan dan lucu.

"Ji ... " panggil Vernon pada Umji. "Hmm???" Sahut kesal Umji tanpa menoleh melihat Vernon.



















"Lo manis yah..."
















'Deg ... deg ...' tiba tiba jantung Umji berdetak begitu cepat. Mendengar perkataan Vernon yang sungguh singkat tadi, bisa dengan cepatnya membuat jantung Umji berdenyut begitu tak karuan. Apa Umji tak salah dengar Vernon mengatakan itu?

Untuk memastikan, Umji pun menolehkan kepalanya menatap Vernon yang masih menatap nya santai. Tersirat garis tipis di wajah Vernon. Entah senyuman apa yang ia maksud itu.

"Gue suka sama lo... Dan juga gue mau minta maaf atas perlakuan gue selama ini sama lo, sebenernya itu hanya sebuah cara biar gue bisa deket sama lo," ucap Vernon pada Umji. Umji menatap bola mata Vernon, terlihat keseriusan di dirinya ketika dia mengatakan hal itu.

"Gue seneng, gue telat masuk sekolah ... bareng lo." Vernon menatap Umji dengan senyuman tipisnya. Umji mendelikkan matanya terkejut mendengar perkataan Vernon. Reflek tak percaya, Umji tiba tiba menaruh punggung telapak tangannya di depan dahi Vernon. "Engga panas," sahutnya. Vernon tertawa.

"Lo kira gue sakit pas ngomong tentang yang tadi? Engga lah ... gue bener-bener banget!!!" Jeda Vernon lalu menatap mata Umji lekat. "Suka sama lo," sambungnya. Umji terdiam dan ikut menatap bola mata Vernon. Entahlah, ia sangat takut ia akan ikut jatuh cinta pada Vernon. Walaupun Vernon memang menyebalkan baginya.

Gampang yah ngebaperin lu ji. Gue minta maaf ji. Cuman cara ini biar lo terhasut dan percaya gue tuh tulus suka sama lo. Walaupun sebenernya ... gue ga tulus sama lo. Batin Vernon ketika saling bertatapan dengan Umji. Umji tak tahu akan Vernon yang sedang membuat berbagai cara agar dirinya percaya bahwa Vernon menyukainya. Yang Umji tau, Vernon memang menyukainya.

Tak lama dari itu Umji memalingkan wajahnya dari Vernon. Ia segera menunduk menyembunyikan rona merah pada pipinya yang muncul. Baru kali ini ia seperti ini. Bahkan ia tak percaya, orang yang mengatakannya adalah pria yang selama ini menjadi musuhnya.

"Lo kenapa? Hahaha ... malu?" Cibir Vernon menunduk mencoba melihat raut wajah Umji. Umji segera meneggakkan lehernya dan menggeleng. "Engga!" Tegas Umji. Vernon tertawa. "Lo lucu ji," kata Vernon mendekat lalu mencubit kecil pipi Umji. "Apasih!" Elak Umji menyingkirkan tangan Vernon dari wajahnya. Walaupun begitu, Umji masih tidak bisa menyembunyikan pipinya yang lagi-lagi memerah. Vernon yang melihatnya hanya tertawa dan tersenyum melihat kekasihnya seperti itu.

-o0o-

"Udah non?" Tanya Umji pada Vernon setelah mengisi kembali bensin pada motornya.

"Dah," singkat Vernon. Umji menghembus napas lega. Setelah berjalan sekitar 10 menit dari warung, akhirnya mereka dapat menemukan pom bensin.

"Naik gih!" Kata Vernon menyuruh Umji menaiki motor.

"Tapi jangan ngebut-ngebut lagi!!!" Protes Umji. Vernon tersenyum tipis menatap Umji.

"Asal lo meluk gue," ucap Vernon dengan tatapan nakal nya. Mata Umji membulat. Apa lagi yang tak di lakukan Umji selain memukul tubuh Vernon dengan keras.

"APA MAKSUD LO HAH??" Teriak Umji seraya melemparkan satu pukulan keras di lengan Vernon. Vernon tergelak lalu mengelus lengannya yang mulai terasa sakit.

"Gila!! Cita-cita lo jadi petinju yah!! Sakit amat pukulan lo!!" Keluh Vernon mengelus lengannya. Umji melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap tajam Vernon.

"Gue bercanda doang ihh," kata Vernon. Umji masih diam dan menatap Vernon tajam. Pria dihadapannya itu perlu diberikan pelajaran agar ia tak berani bermacam-macam dengan Umji.

"Gue ga ngebut-ngebut!! Udah naik cepetan. Gue mau ngajak lo ke suatu tempat," ucap Vernon memberikan helm merahnya pada Umji. Umji mengerutkan dahinya dan menerima helm yang diberikan Vernon.

"Mau kemana? Ga pulang?" Tanya Umji heran.

"Engga lah ... kesempatan begini masa di sia-siain," kata Vernon menaik-naikkan salah satu alisnya. Umji berfirasat buruk.

"Nih anak mau bawa gue ke mana ya allah ... " kata Umji dalam benaknya.

-o0o-

©2018, Fatmah_Nay

a/n :

Enak yah diajak ke suatu tempat sama Vernon, apalagi ke hatinya /eaaa
Udah, udah. Fangirl menghayal😂

Hope u like it :)

Makasih buat semua nya... Ga nyangka banyak yang suka sama ff ini. Padahal berawal dari kegabutan. Wkwkwk😂

Oh yah itu ngedit foto umji ama vernon gimana menurut kalian hehe?😂

Ramekan chapter ini wkwkwk
Voment-voment😂

[✓] FROM A FIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang