12. Just Friend

799 153 8
                                    

Umji menatap handphone nya sejak tadi. Hampir 40 pesan lebih ia kirim kepada Vernon namun pria itu masih belum membacanya. Hingga matahari terbenam pun ia masih belum membalas. Kini Umji masih di selimuti oleh kekhawatiran, apakah pengakuannya tadi menyakiti hati Vernon? Apa perlu ia meminta maaf hingga ke rumah Vernon dan bersujud padanya? Astaga itu konyol... Apa yang sebenarnya harus ia lakukan?

Tiba-tiba suara dering khas line berbunyi. Umji segera meraih handphone nya lalu terkejut melihat nama orang yang tertera di layar handphone nya. Ia segera menekan cepat untuk membuka ruang obrolan.

HnslVernon
Apa?
Nye pam.
Srh lo aja.
Gue bakal ikutin kemauan lo tentang kita putus itu.

Mata Umji terbuka lebar. Astaga, mengapa ia malah bersedih membaca pesan Vernon tersebut. Apalagi mengenai kata "putus" yang di berikannya. Padahal ini semua hanya rencana sementara. Ahh, sudahlah lagipula ini ide yang diberikan oleh Umji sendiri dan semoga berhasil.

Umjilelah
Oke, kita jemput somi di bandara yah?

HnslVernon
Y

Arghhhh singkat bener ya allah, suka sedih begini nih dibalesnya... Batin Umji kesal melihat balasan Vernon yang begitu singkat, padat dan jelas itu.

-o0o-

HnslVernon
Gue di dpn rmh lo
Cpt kluar

Umjilelah
Oke
Tunggu

Umji berjalan membuka pintu lalu mendekat ke arah sebuah mobil di depan rumahnya. Ia membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya. Ia menatap Vernon di sampingnya yang tak meliriknya sedikitpun. Pandangannya terpaku ke arah jalanan di hadapannya, ia tak menatap ataupun menyapa Umji sama sekali. Umji menghembus napas pelan, mungkin Vernon masih kesal padanya. Ia pun mengabaikan sikap Vernon lalu memasang sabuk pengamannya.

Setelah selesai, Vernon segera melajukan mobilnya. Selama di perjalanan, Vernon tak mengatakan apa-apa. Hening, hanya suara musik yang terdengar. Umji tak biasanya merasakan hal ini. Biasanya Vernon sangat cerewet di sampingnya. Namun, kini ia berubah menjadi pria pendiam dan kaku seperti dulu.

"Non..." panggil Umji pelan.

"Hmm?" Vernon hanya berdeham menjawab Umji.

"Kamu marah?" Tanya Umji menatap Vernon. Vernon menggeleng.

"Maaf yah... Kamu pasti marah sama ide aku tadi," ucap Umji menunduk memainkan jari jemarinya.

"Gue ga bisa marah lama sama lo Ji," ucap Vernon memutar setir mobilnya. Ia masih menatap jalanan dan belum melirik Umji sampai saat ini.

"Kalau gitu Non, kamu ga usah ngelakuin hal itu. Biar aku coba saran kamu buat minta maaf sama dia," ucap Umji menatap pria disampingnya. Vernon tak menjawab, ia hanya diam dan fokus dengan pekerjaannya, menyetir. Karena tak ada jawaban dari Vernon, Umji kembali terdiam menatap luar kaca jendela mobil. Ia menatap cahaya lampu jalanan yang menerangi malam.

Setelah 15 menit berlalu dengan keheningan, akhirnya mereka sampai di bandara. Vernon memarkirkan mobilnya. Umji membuka sabuk pengamannya lalu menatap Vernon.

"Ji..." tiba-tiba Vernon memanggilnya. Umji dengan terkejut menjawab Vernon.

"Ehh iyah?" Tanya Umji menatap Vernon. Vernon menoleh ke arah Umji, ia menatap bola mata Umji. Dari sekian lama akhirnya ia melirik Umji sekarang.





















"Kita putus."
















Mata Umji membulat mendengar dua kata yang dilontarkan pria bernama Vernon itu. Bukannya mereka berdua hanya bersandiwara? Tapi mengapa rasanya seperti kenyataan yang mereka lakukan.

"Sandiwara doang kan?" Tanya Umji ragu menatap Vernon. Vernon menggeleng.

"Kita bener-bener putus!" Ucap Vernon tegas lalu membuka pintu mobil dan keluar dari sana.

Jantung Umji berdetak sungguh cepat. Ia masih tak percaya dengan apa yang dia dengar. Dengan secepat mungkin ia keluar dari mobil dan meminta penjelasan dari Vernon.

"Tapi Non kenapa?" Tanya Umji segera menatap Vernon. Vernon diam menatap Umji, ia menekan tombol pada kunci mobilnya, sehingga mobil terkunci.

"Non? Kenapa? Karna kamu mau... " Umji memutuskan ucapannya.

"Mau apa?" Tanya Vernon menatap tegas Umji.

"Mau balikan sama Somi?" Tanya Umji sedikit takut dan segera menundukkan pandangannya. Vernon mendecak kesal.

"Cih... Ngapain juga?" Ucap Vernon menatap Umji kesal.

"Terus... Kenapa?" Tanya Umji dengan penasaran.

"Karna lo!"

"Kok gue?" Tanya Umji menunjuk dirinya sendiri.

"Karna gue ga mau buat lo berada di hubungan yang salah!" Ucap Vernon membuat Umji terkejut.

"Hubungan yang salah?" Tanya Umji tak mengerti.

"Gue suka sama lo, tapi lo engga. Jadi lebih baik gue mundur dan lo cari cowok yang lo suka," ucap Vernon seraya berjalan menjauh dari mobil. Umji berlari mendekat ke arahnya.

"Tapi Non... " Umji menahan tangan Vernon, namun ditepis cepat oleh Vernon.

"Jangan deket gue lagi. Jangan bikin gue ga bisa move on dari lo. Sekarang kita udah putus. Kita cuman sebatas temen!" Tegas Vernon dengan tatapan tajamnya pada Umji. Umji terdiam menatap pria di hadapannya. Beberapa detik kemudian Vernon berjalan menjauh beberapa langkah dari Umji. Umji menatap punggung pria tersebut. Tak disangkanya, semua memburuk. Bahkan lebih buruk dari yang ia bayangkan.

-o0o-

Notes :
Maaf yah baru update... Banyak kegiatan diantaranya study tour dan kelulusan. Belum lagi ditambah kondisi saya yang lagi sakit... Jadi maaf yah baru bisa update sekarang...

Oh yah... Semangat puasanya bagi yang menjalankannya.😊

Makasih semua atas dukungan nya....

[✓] FROM A FIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang