08. Why?

1.1K 166 66
                                        

"Lo sebenernya nerima gue jadi pacar lo kenapa?" Tanya Vernon membuat mata Umji melotot terkejut. Dengan waktu singkat ucapan Vernon kini membuat jantung Umji berdetak sungguh cepat.

Sial.

Gue jawab apa.

"Ko-k lo tiba-tiba na-nya gini?"  tanya Umji dengan gugup. Ia sungguh benci berada di situasi seperti ini. Seaandainya ada teman-temannya disini mungkin mereka bisa membantu dirinya sekarang.

"Yah... gue pengen tau aja. Gue kan udah ngasih tau  ke lo alasan gue nembak lo. Sekarang, lo kasih tau gue kenapa lo nerima gue?" Tanya Vernon. Vernon cukup yakin Umji pasti memiliki alasan tertentu mengenai hal ini dan ia pun sungguh penasaran.

Sialan. Kenapa nih anak nanya beginian sekarang sih. Gerutu Umji menatap Vernon dengan kekhawatiran. Umji dan Vernon masih saling menatap. Kini Umji sedang sibuk memikirkan sebuah jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan Vernon, sedangkan Vernon sedang penasaran mengenai jawaban yang akan diberikan oleh Umji.

"Ji?" Panggil Vernon menyadarkan Umji dari lamunannya. Umji mengerjapkan matanya berkali-kali lalu menarik napas dan menjawab pertanyaan Vernon.

"Karena gue mau lihat sesuatu dari lo," jawab Umji setelah berpikir cukup lama.

"Lihat sesuatu???" Mata Vernon membulat. Entah mengapa pikirannya mengarah pada sesuatu yang lain.

"Maksud lo apaan??" Tanya Vernon tiba-tiba memundurkan dirinya dari Umji seraya menyilangkan tangannya di depan dada. Umji ikut terkejut melihat respon dari Vernon seperti itu.

"Ihh apaan sih lo!! Mesum yah pikirannya!!" Sentak Umji menatap kesal Vernon. Ia tak pernah memikirkan hal seperti itu, Vernon saja yang salah paham dengan jawabannya.

"Lagian, lo kata-katanya ambigu," ucap Vernon menurunkan tangannya dan memudarkan ekspresi terkejutnya tadi.

"Ihh siapa juga yang mau liat!" Ujar Umji merinding jijik memalingkan wajahnya dari Vernon.

"Ehh banyak yang mau liat itu gue! Belum tau aja loh!" Ucap Vernon dengan angkuhnya. Umji mendecak remeh.

"Cih, murahan yang mau!" Ucap Umji memutar bola matanya malas.

"Mau apa?" Tanya Vernon menangkup kepalanya dengan telapak tangannya.

"Mau sama lo!" Ucap Umji menatap Vernon dengan menaikkan salah satu alisnya.

"Ohh, berarti lo murahan!" Ucap Vernon menyilangkan kedua tangannya di depan dada sambil menatap acuh Umji. Umji melotot. Astaga, ternyata ia berhasil terjebak dalam kata-kata bodohnya Vernon.

"Ehh engga. Enak aja loh!!" Ucap Umji protes. Baru saja ia ingin mengoceh namun, tiba-tiba jari telunjuk Vernon mendarat cepat di depan bibirnya dan berhasil membuat Umji membungkam.

"Abaikan yang tadi. Kembali sama pertanyaan gue yang belum selesai di jawab sama lo," ucap Vernon dengan jari telunjuknya di depan bibir Umji. Umji terdiam lalu menatap bola mata pria di hadapannya. Tak lama dari itu Vernon menurunkan jarinya dan kembali menyilangkan tangannya di depan dada.

"Gue mau liat seberapa serius nya lo sama hubungan yang lo buat, gue tau lo punya banyak mantan dan tau ga apa laporan dari mantan-mantan lo? Kata mereka 'Vernon tuh bullshit, ngomongnya cinta sama gue tapi malah ga pernah perhatiin gue' gitu. Sekarang gue pengen tau lo yang sebenernya gimana? Dengan begitu gue nerima lo," jelas Umji setelah berpikir cukup lama merancang alasan yang palsu. Vernon merubah raut wajahnya dan menurunkan kedua tangan yang sempat ia taruh di depan dada. Ia menatap Umji.

"Serius ji?" Tanya Vernon yang tentunya terkejut.

"Iyah," ucap Umji menatap Vernon. Umji tau ini salah. Tolong maafkan diriku Somi, aku memberitahukan Vernon salah satu dari rahasia mu. Walaupun Umji sedikit terlihat khawatir namun ia masih dapat mengendalikan dirinya segera.

[✓] FROM A FIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang