03 : Midnight

19.4K 987 85
                                    


"Cukup segini dulu buat malam ini, aku nggak mau kamu lebih terkejut atau… Menikmatinya.” Venus beringsut dari hadapanku untuk kembali berbaring di kasur.

Menikmatinya?! Sialan kamu, Venus!

Mataku terpejam sejenak sambil mengusap wajah dengan lemas, bahkan kedua kakiku gemetaran.

Setelah Venus main cium bibirku, dia malah terlihat tenang dan merasa tak bersalah dengan ciuman tadi.

Setidaknya pertanggung jawabkan perbuatannya itu dengan bilang, maaf, mungkin. Bukannya bersikap acuh tak acuh.

“A-apa yang…,” Sulit, rasanya sangat sulit sekali mulut ini mengeluarkan kata-kata, apakah ini karena efek ciuman tadi?

“Jangan berisik, aku ngantuk, jadi bicaranya nanti aja. Dan cepat bersihin pecahan gelasnya, hati-hati juga keinjak.”

Terserah, Venus! Terserah mau mu saja!

Saking pasrahnya menerima perlakuan seenaknya Venus, mulut ini terkatup sedemikian rapat, lagi-lagi menuruti perintah perempuan yang mengambil ciuman keduaku karena beruntunglah ciuman pertama sudah diambil Zian, kekasih yang kucintai.

Hanya saja, kini, cinta itu terasa mulai goyah.

Apakah itu karena efek dari Venus?

°•°•°•°

Satu jam lamanya aku menunggu Venus terbangun.

Tak tahukah kamu, Venus? Kalau saat itu sudah pukul sepuluh dan aku sangat mengantuk ingin sekali berbaring di kasurku untuk tidur.

Tapi karena adanya Venus yang menempati kasur itu, membuatku hanya bisa duduk di kursi menghadap meja belajar dan membaca buku pelajaran yang sama sekali tak masuk ke dalam otakku karena sudah terkontaminasi oleh kejadian sejam yang lalu.

Pemikiran Venus sangat aneh, begitu rumit, pokoknya abstrak.

Kuharap saja Venus tidak berniat menginap semalaman di kamarku.

Sungguh, aku sudah tak tahan, mataku terasa berat sampai wajahku beberapa kali hampir terbentur meja karena tidak kuat menahan kantuk.

Jadi, kuputuskan berbaring saja di kasur, di samping tubuh Venus yang sedang terlelap tidur begitu tenang. Apakah dia sedang bermimpi? Apakah ada aku dalam mimpinya? Kuharap saja tidak, karena aku tak mau terjebak di dalam sana.

Kuselimuti Venus sampai ke pundaknya sebelum menyelimuti diri sendiri. Dan sekarang ini kami sedang berbagi selimut, meringkuk di dalam selimut yang sama.

Kedua mataku untuk sejenak menatap wajah Venus yang sedang berbaring menyamping ke arahku, sehingga aku bisa melihat dengan jelas garis mukanya walaupun keadaan kamar sedang gelap gulita.

Tapi sesaat kemudian aku berpaling, dan merubah posisi jadi berbaring memunggunginya.

Selamat malam, Venus, sang misterius.

°•°•°•°

Alarm berbunyi nyaring membangunkan tidur nyenyakku. Alhasil aku terbangun dengan malas, dengan kepala yang masih linglung, untuk segera mematikan alarm di atas nakas.

Sinar mentari pagi menembus lewat pintu kaca yang tak lagi tertutupi gorden, seolah ada seseorang yang membukanya.

Setelah kesadaranku pulih seutuhnya, kejadian semalam terasa terulang kembali di depan mata membuatku meringis, berusaha menghilangkan ingatan itu.

Rose Met Venus [GxG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang