Part 4

761 47 3
                                    

Hari sudah mulai cerah. Korden cendela kos-kosan yang lupa belum kututup membuat cahaya matahari masuk ke rumah kos-kosanku. Dan itu membuat badanku sangat sakit dan merasa lemas.

"Aaaghhh! Tidaaakkk! Sakit!" teriakku yang melangkah mendekati cendela untuk menutup kordennya.

"Haah, haah, haah." suara nafasku yang gugup.

Aku melanjutkan istirahatku karena tubuhku sangat lemas dan butuh istirahat. Lagipula hari ini hari minggu, dan sekolahku pun libur.

***

Sekitar pukul 18:00. Aku baru bangun dari istirahatku. Aku bergegas mandi dan berpakaian rapi.

~ Derrrt ~ bunyi ponselku yang bergetar.

Kuambil ponselku dan kulihat, ternyata ada sebuah pesan dari ketua kelasku.

'Hallo teman-temanku, malam ini sekolah kita mengadakan sebuah pesta topeng. Bagi seluruh siswa diwajibkan untuk datang di acara ini. Acara ini dimulai pukul 20:00-22:00. Ada beberapa pertunjukkan dan banyak sekali hidangan makanan. Kamu bakal nyesel gak datang!
Bagi kalian yang gak bisa datang, tolong hubungi aku!

Ketua kelas,

Alberto.' isi dari pesan ketua kelas.

"Datang, tidak, datang, tidak..." gumamku berulang kali.

Aku bingung apa untungnya jika aku datang di acara sekolahku itu. Jika tidak ada untungnya kenapa aku harus datang?

"Kenapa bingung sih? Hanya masalah sepele juga! Yaudah deh aku datang aja, siapa tau disana aku bisa dapat untung!" kataku saat bercermin.

Aku memakai sebuah kemeja putih dan jas hitam, serta sebuah celana hitam panjang. Tak lupa, karena itu adalah pesta topeng aku juga membawa sebuah topeng hitamku.
Setelah beberapa menit kemudian, persiapanku sudah selesai. Dan aku pun segera beranjak pergi ke pesta topeng yang diselenggarakan sekolahku itu.

Tetap aku memakai motor hitamku dengan gairah dan pancaran wajahku yang sangat memesona ketika malam hari. Saat dijalan menuju ke sekolah, aku mekihat seorang cewek yang berdiri di sebrang jalan dengan memakai sebuah topeng. Dia tampak kebingungan menunggu sebuah taxi yang lewat dan akan mengantarnya. Aku menepi di depannya.

"Apa kau ingin datang ke pesta topeng?" tanyaku.

"Iya, tapi tidak ada satupun taxi yang lewat dari tadi! Padahal acaranya sudah mau dimulai." jawabnya.

Mendengar suaranya aku merasa tidak asing. Aku merasa aku sering mendengarkan suara itu. 'Tapi siapa?' pikirku.

"Kalau kau izinkan, aku ingin kau berangkat bersamaku." kataku.

"Baiklah, jika kau juga mau ke pesta itu!" jawabnya.

"Naiklah ke motorku, pegang pundakku." kataku.

Cewek itu langsung naik ke motorku, dan aku mulai menarik gas motorku.

"Apa kau sudah lama tinggal di kota?" tanyaku.

"Belum, mungkin masih sekitar 1 bukan yang lalu. Dulu aku tinggal di desa terpencil dekat dengan sebuah hutan yang lebat." jawabnya.

'Apa dia Bella?' pikirku dalam hati.

Aku tidak bisa mempertanyakan namanya. Bahkan aku tidak memiliki nafsu untuk menghisab darahnya.

Di sepanjang jalan aku dan dia terus berbicara basa basi saja. Dan tidak terasa motorku telah mengantarkan aku dan dia tepat di depan sekolahanku.
Cewek itu turun dan pergi meninggalkan aku.

"Aku duluan ya! Makasih udah mau kasih tumpangan aku." ujarnya.

"Sama-sama!" jawabku.

Aku mendorong motorku menuju ke parkiran. Setelah itu aku bergegas berbaur ke dalam pesta itu dengan semua teman-temanku.

"Kau mau ini? Ini adalah daging sapi terbaik di Amerika. Silahkan coba!" ucap seorang cewek bertopeng yang menyodorkan sebuah piring yang berisikan daging sapi.

"Ambilah!" paksanya sembari mengangkat tanganku untuk menerima piring itu.

"Daging sapi? Bagaimana rasanya! Yang pasti tetap lebih nikmat darah manusia." bisikku pelan pada diriku sendiri.

"Makanlah!" paksanya lagi, sembari menyuapiku.

Dengan terpaksa aku menerima suapan dari cewek itu. Dan malam itu adalah malam pertama kalinya aku memakan makanan yang sama dengan manusia. Tapi jika sayuran, aku benar-benar muak.

"Bagaimana? Lezatkan?" tanyanya.

"Hmmm... Rasanya hampir sama dengan aku memakan daging manusia." kataku keceplosan.

"Hahaha! Jangan melebih-lebihkan, memang kau vampire? Yang suka dengan darah dan daging manusia?" ledeknya yang tidak percaya.

'Untung saja, cewek ini tidak percaya ataupun curiga padaku.' kataku dalam hati.

"Maksudku baru kali ini aku memakan daging, dan rasanya sangat lezat." jelasku.

"Coba yang ini juga. Ini adalah sayuran terlezat di Amerika." ujar cewek itu.

"Maaf aku tidak suka dengan sayuran." jawabku.

"Mengapa? Kau belum pernah mencobanya, jadi cobalah dulu." paksanya sembari mengganti piring daging yang kupegang dengan piring yang berisikan sayuran.

~ tarrr ~ suara piring yang kujatuhkan membuat semua orang terfokus padaku.

"Aku tidak suka sayuran! Jangan pernah memaksaku. Ingat itu!" tegasku pada cewek itu.

Karena rasa malu, aku meninggalkan keramaian dan duduk di kursi taman sekolahanku.

"Maafkan aku, yang telah memaksa kehendakku padamu!" ujar cewek tadi yang melangkah mendekatiku.

"Tidak apa-apa!" jawabku.

"Kalau boleh tau, kenapa kau tidak suka dengan sayuran?" tanyanya sembari duduk di sampingku.

"Karena pobia! Maaf aku harus pulang, karena ini sudah malam." jawabku sembari meninggalkannya, karena aku terbawa emosi dan bernafsu untuk menggigitnya.

"Baiklah! Bye!" ujarnya sembari melambaikan tangannya.

Aku hanya meliriknya tanpa menjawab apapun. Kuambil motorku di parkiran dan bergegas untuk pulang.

***
Jeng~jeng~jeng....
Siapa cewek yang ada di pesta itu ya guys!
Penasaran kan! Tunggu part selanjutnya ya!

Maaf kalau masih banyak tipo. Soalnya nih jari udah lelah banget buat ngetik, hehehe.

@shelfina_35
02-03-2018

I'am VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang