Part 12

429 36 3
                                    

Tepat pukul 00:30 WIB, aku akan memulai aksiku. Ku ayun daun pintu kamarku ke bawah dengan perlahan dan kulihat lampu rumahku sudah padam, kecuali lampu kamar. Hal ini menandakan bahwa ayahku sudah tertidur.

Dengan langkah perlahan-lahan aku menyusuri tembok dalam kegelapan untuk keluar dari rumah.

"Aghhh!" jeritku saat siku tanganku terbentur siku meja.

Aku langsung menutup mulutku dengan kedua tanganku, berharap ayah tidak akan bangun. Mataku mencoba menerangkan pandangan dalam kegelapan. Kulanjutkan langkah kakiku dengan perlahan dan mengangkat kedua tanganku kedepan untuk meraba-raba hingga kutemukan pintu keluar rumahku. Kuputar kunci yang tersangkut dibawah daun pintu, dan kuayun daun pintu ke bawah. Dengan penuh kewaspadaan kutarik pintu hingga terbuka tidak begitu lebar. Dengan segera aku keluar dari rumahku dan menutup kembali pintu itu.

Suasana malam yang begitu mengerikan. Udara dingin yang menghembus menerpaku dengan begitu kasar, hingga terasa menusuk ragaku dan merapuhkan tulang rusukku. Bulan yang tampak tidak begitu terang karena tertutup oleh awan gelap, suara kebakan sayap kelelawar yang menggema di telingaku. Namun semua itu tidak bisa mengurungkan niatku untuk pergi ke Kerajaan Draker.

Kupakai jaket kulit yang berwarna coklat yang kudapat dari Alex saat kita akan berpisah dulu. Kutelusuri jalan yang penuh dengan keheningan dengan berjalan kaki, sebab aku sengaja tidak membawa mobilku. Jika aku membawa mobilku, pasti ayahku akan mengetahuinya.

"Hay nona! Tengah malam seperti ini kau mau kemana?" tanya seorang wanita separuh baya yang menghampiriku.

"Aku... Aku mau pulang, yeah aku mau pulang." jawabku dengan bingung.

"Memangnya kau dari mana?" tanya wanita separuh baya tadi.

"Aku dari..." aku bingung harus menjawab apa.
"Yeah! Dari rumah pamanku! Permisi." jawabku dan bergegas berlalu.

"Oww! Hati-hati nona!" teriak wanita separuh baya itu sembari melambaikan tangannya.

"Huuuuft... Kukira dia akan menyakitiku." gumamku.

Awalnya, saat wanita separuh baya itu mendekatiku. Kukira dia adalah seorang penjahat yang ingin menyakitiku. Ternyata dia adalah wanita yang baik hati.

Waktu terus berlalu, dan akupun terus melanjutkan langkah kakiku. Hingga kurasakan sakit pada kakiku. Sudah lumayan jauh aku berjalan, sekitar 5 km. Kali ini hanya lelah yang kurasakan. Aku menemukan sebuah halte bus disamping jalan, dan beristirahat sejenak disini.

"Kuat Bela! Pertigaan itu sudah ada di depan, setelah itu belok kiri dan mencari sebuah pohon terbesar." gumamku sembari mengeluarkan sehelai kain untuk menghapus keringat di wajahku.

"Ibu! Ibu! Ibu!" suara teriakan anak kecil yang terdengar di telingaku.

Mendengar suara itu secara spontan aku langsung beranjak dan mencari arah suara itu berada.

"Tolong! Makhluk ini menghisapku! Ibu! Sakit!" teriak anak kecil yang semakin menegangkanku.

"Apa anak kecil ini dihisap oleh vampir? Aku harus menolongnya!" ujarku sembaru mengeluarkan bawang dari ransel miniku dan mengoleskannya pada seluruh tubuhku.

"Hay! Dimana kau! Apa kau butuh bantuan!" teriakku.

"Haaaaaaa! Tolong! Semakkk!" teriak anak kecil.

Aku langsung menoleh pada sebuah semak-semak yang ada di seberang jalan. Kulangkahkan kakiku dan mencoba untuk mendekat dan menyelamatkannya. Kutepis semak itu dan kulihat seorang gadis kecil yang berlumuran darah sedang dihisap oleh seorang makhluk memakai jas hitam.

I'am VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang