Rasa penasaranku dengan cewek bertopeng itu semakin tinggi. Tapi yang jelas dia bukan cewek yang berangkat bareng aku ke pesta itu.
'Apa mungkin dia Angel? Cewek yang bertemu denganku kemarin?' pikirku.
Karena aku merasa gelisah, aku mengendarai motorku dengan sangat pelan untuk menikmati udara segar di malam hari.
"Hemmm... Bela! Kau selalu membantah orang tuamu untuk tetap bermain bersamaku dulu, tapi kemana kau sekarang?" gumamku.
"Kenapa aku teringat dengan Bela?" tanyaku pada diriku sendiri.
Aku mengaku, bahwa aku memang telah memiliki rasa pada Bela sejak kami kecil. Saat aku bersamanya, aku merasa nyaman dan jinak padanya, maksudku aku tidak ingin menghisab darahnya.
Oleh sebab itu, aku sulit untuk melupakan dia. Walaupun kini aku tertarik dengan Angel, tapi hatiku tetap terisi penuh dengan kenangan bersama Bela.Seorang gadis cantik, dengan kulit putih, hidung mancung, rambut lurus, mata berlensa biru, dan bibir tipis yang menjadikan dirinya tambah memesona.
"Aku harus mencarinya! Dia hanya milikku dan aku hanya miliknya!" ambisiku mendapatkan Bela sangatlah tinggi.
Bahkan jika perlu aku akan membunuh siapa pun yang berusaha memisahkan kita lagi.
Hembusan udara malam yang menyapu pipiku membuatku merasa nyaman dan rilex.
Tanpa kusadari aku telah sampai di depan rumah kos-kosanku. Kubuka pintu rumahku tanpa kututup kembali, agar hembusan angin tetap bisa menemaniku.~ derrrt ~ ponselku bergetar.
Kuambil ponselku dan kulihat ada sebuah pesan dari nomor yang tidak kukenali.'Maafkan aku Alex, jika tingkahku di pesta tadi membuatmu marah. Aku hanya mencoba menjadi temanmu. Tapi jika kau membenciku, aku akan menjauhimu.
Angel.'
'Aku tidak bisa membencimu, karena kau adalah seorang wanita. Aku akan berusaha menjadi temanmu.' send.
'Thank's Andre. Aku tidak akan mengecewakanmu. Kita akan jadi teman baik.'
'Okay.' send.
Kulempar ponselku dan menghela nafas panjang. Aku bingung, 'kenapa aku bisa mau menerima Angel sebagai temanku, padahal dia adalah wanita yang memiliki darah yang begitu harum sehingga aku ingin terus menghisapnya.'
"Bodoh kau Alex, jika kau berteman dengannya kau akan mudah menghisap darahnya! Hahahahaha!" teriakku bangga dengan keputusanku.
***
Hari itu adalah hari senin, hari yang sangat di benci para pelajar. Begitupun vampire yang bersekolah juga sangat membencinya, sebab setiap hari senin kita harus mengadakan upacara di bawah terik matahari yang bisa membuat tubuhku lemas.Saat aku berjalan menyusuri koridor sekolah, aku bertemu dengan Angel. Dia menggunakan seragam PMR sekolah. Kurasa dia bisa menguntungkan bagiku.
"Hay Alex! Hmmm, disini tidak ada sinar matahari yang bisa masuk. Tapi kenapa kau tetap menggunakan jaket dan topimu?" tanya Angel.
"Aku kan harus upacara, karena itu adalah kewajiban setiap siswa. Walaupun nanti aku harus jatuh sakit." jawabku dengan nada lesu.
"Bagi siswa yang sakit tidak boleh ikut upacara. Dia akan di rawat di ruang UKS!" ujar Angel sembari memegang pundakku.
Aku hanya bisa menundukan kepala. Agar dia tidak bisa melihat wajahku.
"Tapi teman-temanku akan bertanya padaku, siapa yang telah mengizinkanku untuk tidak mengikuti upacara. Dan aku harus menjawab apa?" tanyaku.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'am Vampire
VampireI'am Vampire, ini menceritakan sebuah perjuangan cinta vampir yang ganas dengan seorang perempuan yang menjadi sahabatnya sejak kecil. Rank #134 - vampir (02-03-2018) #128 - vampir (03-03-2018) #088 - vampir (05-03-2018) #079 - vampir (13-03-2018) b...