2. Kepergok

402 60 2
                                    


Namanya juga jodoh ketemu terus, kalau gak ketemu mungkin jomblo.

Kevin duduk dibangku luar kelas, melihat sekeliling sangat sunyi dan sepi. Semua sedang belajar dikelasnya masing-masing pastinya sepi. Kecuali Kevin, dihukum karena masalah sebiji anggur dengan Bu Rani.

Mungkin bagi Kevin hanya sebiji anggur, tapi beda dengan Bu Rani. Toh yang salah juga Kevin. Tumben saja dia bisa lupa soal tugas.

Kevin mengintip kelasnya dari jendela pojok, persis rumah hantu yang siap untuk dijadikan wahana horror.

Kevin beranjak dari duduknya berniat keliling sekolah, jalan-jalan daripada menjadi patung kucing didepan kelas.

Bebas. Itulah yang Kevin rasakan sekarang, berjalan mengelilingi sekolah kadang berlari kecil dengan senang hati. Seolah hukuman dari Bu Rani tak ada artinya yang seketika terlupakan dan tak ada takutnya.

Pertama kalinya kevin tak ikut pelajaran. Kali ini ia merasa senang sekali. Berasa sekolah milik sendiri, tanpa berpenghuni. Seperti burung yang terbang tinggi di udara.

Kevin mampir kekantin sebentar ingin membeli minuman, tenggorokannya ingin segera disiram.

"Bi... Air mineral satu." Kevin memesan minuman sederhana karena air putih memang minuman yang pas saat kelelahan, bukan memesan es. Es malah membuat tenggorokan semakin ingin disiram terus menerus.

"Nggak masuk kelas nak?" kata penjual kantin memberi pesanan Kevin dengan berbuah pertanyaan.

"Dihukum sama Bu Rani bi," Kevin lalu meneguk air mineralnya. Ingin sekali menyiram air mineral ini kewajahnya, tapi ini masih memakai seragam sekolah dan tak membawa pakaian lain.

"Nak... Kamu diperhatiin tuh sama perempuan yang berdiri diujung pintu kantin, daritadi dia disitu. Dia sempat kesini tadi. Pas ditanyain dia cuman diam aja."

Kevin mengangguk. Menengok siapa yang memperhatikannya, perempuan yang diujung kantin itu langsung membuang muka dan pergi. Kevin pernah melihat perempuan itu, tapi dimana ia pun lupa.

"Bi satu lagi ya air mineralnya ya." pinta Kevin,  penjual kantin dengan senang hati memberikan pesanannya.

"Oke bi, ini uangnya kembaliannya ambil aja. Saya duluan," Kevin memberikan uang air mineral yang barusan dan yang telah diteguk habis tadi, lalu berlari akan mengejar perempuan itu.

Kevin mengejar perempuan? Mengejar cewe? Mengejar gadis? Kata baru dikamus Kevin.

Kevin berhenti sebentar befikir. Apakah tidak aneh seorang Kevin mengejar perempuan? Masa bodoh, Kevin tak peduli dan mengejarnya.

Disini gue bingung harus kemana. Malahan disini gue murid baru yang datang pas bel masukan bunyi lagi.

Gue disini gak kenal siapa-siapa. Pengen sih nanya ruang kepala sekolah dimana, tapi gue males nanya orang. Alhasil gue keliling dari ujung pagar masuk sekolah sampai sini, eh lewatin koperasi.

Gue juga males masuk kelas karena takut kejadian masa lalu itu terulang kembali, lebih baik gue sendiri sepi disekolah ini jalan-jalan daripada harus sekolah kenalan sama temen atau lainnya.

Bukkk.....

'Aw' gue ngeringis pelan karena jatuh, ditabrak cowo tinggi kayak tiang.

Gue lihat yang nabrak gue.
Dia awalnya lagi asik setengah lari, langsung mutar badannya hadap gue. Gue buang muka, kesel.

"Hm maaf, tadi gue gak sengaja soalnya buru-buru.'' Dia ngulurin tangannya buat gue. Dia cowo yang tadi disorakin didepan gerbang sama perempuan hampir satu sekolah.

"Lo gak apa-apa? Atau ada yang Luka gara-gara gue?" dia nanya, terus agak nunduk mau ngebantu gue mungkin.

Gue langsung sadar. Gue berdiri yang pasti rasa sakit dilutut masih terasa, sangat terasa karena menghatam lantai semen ulah cowo sialan didepan ini.

"Boleh gue bantu?" tanyanya lagi. gue males dia sok banget didepan gue, kenal juga nggak.

Gue berlari dengan terus mengatakan dalam hati 'mudahan ini pertemuan terakhir sama cowo sialan itu.' gue jalan jadi kayak pincang gitu.

Gue coba nahan sakit dengan jalan seperti biasa agak sakit sih, tapi gue bisa. Ntah ini jalan kemana tiba-tiba sudah ada toko, eh ternyata kantin sekolahan. Ada tulisan kantin 12. Gue gak ngerti langsung masuk kantin aja.

Gue mau beli karena laper tapi penjual kantin malah nanya-nanyain gue, ya gue senyumin aja lah males gue ladenin. Dan berakhir gak jadi beli, mending duduk dipintu mau masuk kantin.

Disana dingin kelihatannya banyak pohon, bisa juga tidur. Gue pengen tidur supaya waktu berjalan secepatnya biar cepat pulang, walau ditempat tinggal nggak ada orang juga sih.

Baru aja nutup mata. Suara berisik seperti obrolan terdengar. Gue melihat kearah kantin, cowo tinggi dari belakang lagi neguk air mineral. Kenapa ganteng banget dia pas minum gitu? Gue terus nge-perhatiin dia, sampai penjual kantin ngedapatin gue. Gue sadar tenyata cowo menyebalkan tadi pagi. Tunggu... Ralat, harusnya gue bilang cowo sialan bukan cowo ganteng.

Dia noleh kearah sini. Gue langsung buang muka, pengen pergi daripada nanti gue apes terus kalau ketemu dia kayak tadi pagi.

Gue jalan aja lagi. Nggak bertujuan sih, mungkin tujuannya ngehindar dari cowo sial itu.

"Tunggu!!!"

Sial. Dia manggil gue pasti, karena disini nggak ada orang selain gue. Gue tetep jalan aja pura-pura nggak denger.

Kok bunyi suara sepatu yang lagi lari ya? Gue ngelihat kebelakang. Cowo sialan itu ternyata ngejar gue dengan cara lari, kaki gue yang masih sakit  terpaksa harus bergerak lari.

Kevin berlari menggenggam air mineral yang dibawanya, mengejar perempuan yang dipergoki memperhatikannya.

"Tunggu!!!" Kevin berteriak keras. Kevin yakin perempuan itu mendengarnya tapi hanya di cuekin alias di kacangin.

Dia nengok kebelakang bentar, perempuan yang tadi pagi. Tiba-tiba dia ikut lari, Kevin mengira tadi pagi perempuan itu jatuh disengaja. Buktinya kenapa sekarang dia bisa berlari, bisa dibilang cepat juga larinya.

Kevin pun mempercepat lari, mengejarnya. Kevin ingat terakhir di lihat perempuan itu berbelok kekanan sebelum menghilang dari pandangan Kevin.

'Aduh....'

• • •

Jangan lupa, klik tanda bintang diujung kiri yap!

Dimedia ada tokohnya siapa itu...

(Minggu, 22-April-2018)

She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang