10. Band

196 34 1
                                    

Namanya aja udah cantik.
Apakabar sama orangnya.

"Lo mau jadi bagian apa?" tanya Keisha, basa-basi seraya duduk dikursi tempat biasa istirahat. diruang band.

"Yang kurang emang apa?" tanya Dira balik, melihat siswa-siswi yang tak terlalu banyak mengikuti ekstrakulikuler ini.

"Ntar tanya aja sama kak fikri, dia yang bantu ektrakulikuler band. Seneng semua kalau kak fikri datang kesini, jarang soalnya. Paling kalau dia lagi long time, biasalah calon musisi. Dia mantan sma sini, pinter banget. Jago, dah gitu cakep. Syukur kita dapat pembina gitu," kata Keisha panjang lebar.

"Beda banget pendamping volley, ini itu gercep. Dah gitu dimarahin mulu lagi."

"Ya lo sih.."

"Hei anggota baru ya?" tanya lelaki berpostur tinggi, wajahnya yang nampak bukan anak SMA, tetapi masih muda juga tampan. Mungkin sekitar masih kuliah.

"Iya mas," jawab Dira kaku.

Lelaki itu tertawa sejenak. "Sini bentar."

"Saya?" tanya Dira.

"Iya lo, siapa lagi."

"Panggil aja kak fikri, masih 19 tahun kok." lalu mengajak Dira bersalaman.

"Dira Chalista Afika. Dira,"

"Fikri Nur Rochman."

"Dira? Nama yang bagus,"

"Eh nama kakak juga bagus kok."

"Band latihannya setengah jam lagi, kalian masih bebas mau ngapain aja," Fikri mengatakan kepada semua yang mengikuti ektrakulikuler Band.

"Lo mau ngobrol bareng gue? Atau bareng temen lo?"

"Sama temen deh kak, lain kali kita ngobrol lagi."

"Jangan lupa isi formulir ya, sepulang sekolah nanti dikasih."

"Oh iya kak disini saya jadi apa ya?" tanya Dira sesopan mungkin dengan kata 'Saya'.

Kak Fikri hampir tertawa, baru pertama kali ini mendengar anggota band memakai kata 'Saya'. "Pakai gue-lo aja kayak anak lain gak apa-apa kok,"

"Eh iya kak, gue jadi bagian apa?"

"Lo bisanya apa? Dari muka lo sih sudah ada bakat-bakat gitu."

"Kurang tau juga kak."

"Coba lo jadi vokal, nyanyi aja."

"Oke kak kalau gitu saya, eh gue permisi mau bareng temen." Dira segera pergi kearah dua temannya yang asik diujung tempat istirahat, meninggalkan Dira yang mengobrol berdua tadi dengan Kak Fikri.

"Oh iya, nanti juga kenalan sama ketua band, banyakin bicara sama dia. Susah ngomong sama dia, dingin banget soalnya." kata Fikri.

"Oke kak."

Baru saja dira akan membuka mulut kedua temannya yang disampingnya tadi menghilanga.

"Ngapain lo tinggalin gue?" tanya Dira setelah duduk dikursi panggung.

"Habisnya kak fikri beda," balas Citra lalu meneguk botol mineralnya.

"Beda gimana?"

"Biasa kak fikri kalau ada anggota baru pasti iya-iya aja, lo ditanyain ini itu." balas Citra setelah menelan habis air mineralnya.

"Emang gitu ya? Perasaan sama aja."

"Sama kak kevin juga, beda banget pas ketemu lo. Dulu kak kevin anti cewek kenapa sekarang dia doyan sama lo pas nemu lo. Nah kira-kira gitulah sifatnya kak fikri, mirip sama kak kevin. Gak beda jauh pas kenal lo," lanjut Keisha, Dira hanya mengangguk ber-oh ria.

"Dir bukain chiki gue dong, gak mau kebuka," pinta Citra.

Sekarang ketiga gadis ini sedang duduk dikantin kelas 11, karena kantin terdekat ruang Band. Jadi malas jika harus kekantin kelas 10, jauh.

Dira menyerahkan snack milik Citra dan langsung diterima pastinya oleh Citra.

"Keisha lama banget sih antri jusnya, gue haus." pekik Citra tidak jadi memakan chikinya.

"Eh lo jangan jadi pendiem, ntar kak rey jadiin lo next bully," Citra menatap Dira yang juga menatapnya.

"Kayak tadi ya sha?"

"Gue bakal gak apa-apa kok," Dira menjawab dengan santai walau hatinya sangat takut.

"Sorry lama, antrinya panjang jadi lama. Belum lagi harus ngalah sama penghuni kelas 11 yang juga lagi istirahat." Keisha datang dengan nampan berisi tiga gelas jus dengan warna berbeda.

White grey dengan buah leci, kesukaan Dira.

Merah muda dengan buah strawberry milik yang mengantri sejak tadi, Keisha.

Dan orange yellow dengan buah jeruk bercampur nanas, pesanan Citra.

Ketiganya meneguk masing-masing, sesekali mencolek kentang atau snack yang ada didepan meja mereka.

"Besok kan hari rabu, gue besok gak latihan band gantian latihan cheerleader." ucap Keisha sambil mencolek kentang goreng dengan saus tomat.

"Gue juga besok gantian latihan volley," Citra menanggapi perkataan Keisha dengan hal hampir sama, bergantian jadwal ektrakulikuler.

"Gue sendiri." balas Dira berhenti menyedot jus leci miliknya.

"Lo kenalan aja sama anak-anak band gak apa-apa, baik kok semua. Asik juga."

Citra menepuk pundak Dira, sebagai tanda tidak akan terjadi apa-apa ketika berkenalan dengan mereka –anak band– saat latihan besok.

"Rabu sama kamis kita izin, hari jumat kita latihan band lagi kok." tambah Keisha.

"Nanti deh gue usahain kenalan sama mereka," Dira terlihat pasrah tanpa kedua temannya ini. Walau teman baru bagi Dira, mereka sudah seperti teman lama. Sangat mengerti keadaan Dira.

"Atau sama... Kak fikri, dia baik sama lo? Apalagi lo tadi diajak ngobrol bareng." tanggap Keisha yang mendengar pembicaraan Kak Fikri dengan Dira tadi.

"Lo nguping?"

"Gak, gue sama citra cuman dengerin. Gak lebih kok," Key tersenyum dan dua jari membentuk peace.

"Ahaha, jangan-jangan dira jadi putri kerjaan yang diperebutkan oleh dua orang pangeran. Sang pangeran beradu dengan pedang siapa yang berhak dengan sang putri dira. Yang menang adalah... Aduh"

Citra berhenti bercerita saat Dira menyentil jidatnya.

"Malu-maluin lo, gak usah dipraktekin pake gayaan segala." kata Keisha.

"Awas kalian, lihat saja siapa pangeran yang berhasil masuk kedalam hati sang putri."

"Udah dibilang kesiha malu-maluin."

"Emang napa sih?"

Dira dan Keisha melirik sekelilingnya yang memandang teman disebelah mereka. Karena Citra duduk pas ditengah antara Dira dan Keisha.

"Bilang kek,"

Citra menutup mulutnya dan melanjutkan melahap kentang goreng, seolah tak terjadi apa-apa.

Cipika-cipiki:

Author sibuk banget gak tau lagi :')

Sampe harus berapa tahun kalian nungguin aku next? :'v

Yaudah baca sama vote aja deh pokoknya....

~Fika

(Minggu, 27 mei 2018)

She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang