8. Di-ikuti

225 39 3
                                    

Senyum matahari pagi indah.
Apalagi senyum dari dia dipagi hari.

Dira bangun dari tidurnya. Semalam dia tertidur disofa, mungkin karena lelah berfikir siapa yang mengantar makanan itu. Syukurlah jam masih menunjukkan pukul 06.05.


Back to school..

Dira turun dari ojek online yang mengantarnya kesekolah. Dengan senyum yakin.

'Gue akan jadi Dira yang periang suka nyapa, bukan yang cuek susah bergaul.' batin Dira.

Dira baru saja sampai digerbang sekolah, merasa dipandang aneh oleh sekeliling siswa-siswi yang lewat. Dira menunduk berjalan saja untuk sampai kelas.

Sejak tadi, hingga sekarang. Sejauh ini. Sampai dikoridor kelas 10, semua memandang Dira lekat seperti tatapan ingin menerkam.

Dira juga merasa ada yang mengikuti dari awal masuk gerbang hingga sekarang. Dira sudah menengok kanan-kiri sana-sini, tapi tidak ada yang mencurigakan.

"Omaygat."

Dira menengok belakang saat ada siswi baru saja teriak. Pendengaran dari arah belakang, otomatis Dira membalikkan badannya. Sebelum akan berjalan lurus kini Dira berbalik kebelakang. Berjalan mundur lalu berhenti.

Benar saja arah pendengaran Dira dari arah belakang. Siswi sedang duduk ramai dibangku taman depan kelas dengan wajah bahagia apalagi dari senyumnya sudah nampak jelas hampir semua diamati wajah mereka berseri. Ada apa ini? Diujung paling kanan, diikat satu itulah yang membuat Dira membalikkan karena teriakkannya tadi.

Dira tak ambil pusing lalu berbalik badan akan menuju kelasnya, tetapi teriakan makin menjadi saat Dira membalikkan badannya. Tepat didepan tiang.

"Pagi Dira...."

Seorang lelaki tinggi, putih, pintar, bintang sekolah. Dia tepat berada dihadapan Dira saat ini. Ternyata teriakkan tadi disebabkan oleh lelaki ini, Kevin.

"Gue pengen juga."

"Kak kevin..."

"Kak kevin, astaga."

Begitulah rata-rata perbincangan dua sampai tiga kata yang didengar jelas oleh telinga Dira.

Dira bersikap cuek saja, meyakinkan kalau diantara dia dan Kevin tak ada apa-apa. Sebut saja kakepen -Kakak Kelas Pengganggu-. Memang tak ada apa-apa bukan diantara mereka?

Dira akan melangkah kekanan, tapi dihalangi. Akan melangkah kekiri, dihalangi juga. Dira meniup poni kanan yang terjatuh dari ikatan rambutnya.

"Permisi!" ucap Dira ketus langsung menubruk Kevin dengan berani.

'Sial!!' Kata Dini dalam hati ketika tangannya dicekal erat. Bukan. Bukan dicekal tetapi digenggam halus.

"Bareng gue ayo," ajak Kevin memandang Dira tanpa lepas.

Dira melirik Kevin, menemukan mata Kevin seperti memohon.

"Lepasin, agh!!" Dira mencoba melepaskan tangan Kevin yang menempel mulus ditangannya. Gagal.

Sekuat apapun perempuan, dia pasti kalah dengan lelaki. Ingat itu!

She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang