Aku bisa mengkhawatirkanmu.
Aku juga bisa mencintaimu.✏
"Bawa kerumah sakit saja."
"Benar-benar pingsan, sudah daritadi nggak bangun."
"Nafasnya masih berjalan"
Kevin diujung pintu ruang kesehatan. Dengan nafas yang belum teratur buru-buru mendatangi anak pmr beserta beberapa guru.
"Loh nak kevin, ada perlu apa kesini?" tanya salah satu guru.
"Saya mau lihat dira bu, kenalan saya ini." Kevin tak memandang Bu Satya yang memberikan pertanyaan.
Bu Satya mengerti anak remaja. "Kita mau kerumah sakit, kalau mau menemani ambil surat izin dulu."
Kevin mengangguk. Bukan senang tak mengikuti pelajaran, bukan juga sedih. Khawatir, satu kata untuk Dira dan dirinya sekarang. Gadis itu, entah kenapa membuatnya khawatir seperti ini diantara banyak gadis lainnya.
✏
Unit Gawat Darurat yang tertutup rapat. Kaca blur terpasang. Berisi beberapa pasien yang perlu ditangani dengan cepat. Dokter maupun suster sudah keluar masuk beberapa kali.
Dengan memeluk tas berwarna abu-abu hitam, Kevin terus berdoa pada salah satu pasien didalam. Segudang pertanyaan dan kegelisahan memenuhi pikiran.
Kenapa bisa terlunci dalam gudang? Siapa yg melakukan ini? Apa ada yang membenci Dira hingga tega begini? Dan masih banyak pertanyaan lainnya.
"Kevin tenang."
Sejak tadi Bu Satya menenangkan Kevin. Sudah bertanya pun Kevin tak menjawab, malah ketakutan dan kekhawatiran terjawab pada wajahnya.
"Bu saya yang tinggak dira kemarin!"
Bu Satya terlonjak kaget saat mendengar perkataan itu. Antara percaya dan tidak.
"Ibu engga percaya kamu yang kunciin dira,"
"Tapi saya yang ninggalin dia."
Bu Satya mengelus kepala Kevin. Saat ini yang menunggu Dira hanya mereka berdua saja, Kevin yang memintanya. Orang tua Dira sudah dihubungi, tetapi belum datang juga.
"Nak, ibu kenal yang namanya kevin dari awal masuk sekolah. Nem tinggi, prestasi banyak, berteman dengan baik, tak terpengaruh dengan hal buruk. Kevin niatnya pasti baik kemarin,"
"Kalau sudah tenang. Ceritain keibu ya." Bu Satya memeluk anak yang pernah membawa nama sekolah ini.
Kevin mengangguk dengan perasaan bersalah. "Maaf dira."
✏
Jarum jam berdetak hingga menunjukkan waktu sore yang akan tiba malam.
"Ibu mau pulang. Kamu masih mau disini?"
Kevin memandang Bu Satya bersiap-siap. "Iya bu kevin disini aja, nunggu dira bangun."
"Kamu engga dicariin orang tuamu?"
"Kevin tadi sudah izin kok bu."
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Mine
FanfictionUntuk keberapa kalinya Kevin dilibatkan dengan masalah cewe, tapi Kevin tak peduli dan berusaha cuek. Seketika anak baru datang, dia dibully oleh kakak kelas yang seangkat dengan Kevin. "Gak ada gunanya kalian suka sama gue, tapi kalian bully dia." ...