3. Mengenalnya

347 65 0
                                    

Namanya aja gue suka,
Apalagi orangnya.

'Aduh....'

Suara pelan samar-samar terdengar ditelinga Kevin. Saat akan belok, Kevin menemukan perempuan yang dikejarnya.

"Lo? Cewe yang tadi pagi," entah mengapa Kevin terjebak antar rasa kesal dan kasihan.

"Udah gue bilang tunggu." Kevin mengulurkan tangannya kebelakang badan dan belakang kaki gadis itu. Kevin akan membopong gadis itu keuks.

"Eh!"

Perempuan itu meronta sekuat tenaga, lalu memukul kepala Kevin dengan tangan kosongnya. Padahal niat Kevin baik, hanya mau membantu.

Kevin tak jadi mengangkat tubuh perempuan itu. "Hey! Gue cuman mau bantu." pekik Kevin yang pipinya kena pukulan tak berasa.

Perempuan itu menggelenggkan kepalanya, juga mengerang supaya Kevin tidak membawanya.

"Dimana ruang kepala sekolah!?" tanyanya  cepat, ketus dan penuh penekanan.

Alasan perempuan ini sangat pas, supaya tidak berlama-lama bersama Kevin.  Sebaliknya, Kevin pun dapat memanfaatkan kesempatan ini, agar bisa berlama-lama bersama gadis ini.

'Oh, jadi dia anak baru.' pikir Kevin, melihat name tag dan lambang kelas masih kosong dibajunya. Benar ternyata murid baru.

"Mau gue kasih tau? Tapi harus gue gendong, takutnya lo nanti jatoh terus makin nyusahin."

Gadis itu melirik sinis, lalu mencoba untuk berdiri dengan sok kuat.

Bukkk

''Huh." nafas kasar dari gadis itu terdengar, saat dia jatuh kembali tak bisa berdiri.

"Lo udah jatoh dua kali sama tadi pagi, tiga kali bisa jadi ntar."

"Nih minum dulu, tadi sengaja gue beliin buat lo. Habisin atau gak gue antarin."

Kevin memberikan botol air mineral yang dibelinya tadi. Perempuan didepannya diam tak berkutik, malah menatap botol yang akan Kevin serahkan. Kevin tersenyum sekilas. Gadis didepannya ini sepertinya polos, lucu Lebih tepatnya, menggemaskan.

Tarik kata diatas. Kevin saja belum mengenal siapa didepannya sekarang. Bahkan saat menolong sudah dibalas dengan sifat ajaib bin jaib, songong.

Gadis itu merebut air mineral dari tangan Kevin dengan cepat, membuat sipemberi tersenyum.

Dengan memutar tutup kemasan, mengengok kanan-kiri lalu membuang isinya kesamping. Tak peduli akan becek nantinya. Mungkin menurutnya yang penting Habis.

Kevin mendenguskan nafas berat. Tadinya tersenyum kini merasa kesal, perempuan didepannya ini keras mepala sekali.

Tak ada pilihan selain membopong gadis ini keruang kepala sekolah. Tadi Kevin salah kata harusnya  berkata Habiskan dengan tambahan perintah Minumlah yang menyebabkan salah pengertian. Jadi siapa yang salah Kevin atau perempuan itu?

Dengan santai Kevin menggendong belakang perempuan yang membuatnya agak kesal ini keruang kepala sekolah. Tidak berat tidak juga ringan dalam artian yaitu pas dan pas juga saat suasana sekolah saat ini sepi. Dengan susah payah Kevin menawarkan bantuan kepada gadis kepala batu yang saat ini dibawanya. Kevin pun bersusah payah memaksa. Akhirnya bisa, walau kadang gadis ini ingin lepas dengan cara apapun, tapi tak bisa.

Ingat! Kekuatan perempuan selalu kalah dengan laki-laki, maka dari itu laki-laki sebagai pencari nafkah dan perempuan menjaga rumah atau anak-anak.

She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang