Yang gratis pasti manis.
Apalagi dia yang selalu manis.✏
"Weh bro lo hari ini napa dah?" Rafly bingung dengan Kevin yang hari ini agak aneh.
"Lama amat kita tungguin juga" Denna menambahkan.
"Hehe gak apa-apa." Kevin hanya menyengir saja ketika ditanyai seperti itu. Ketiga temannya memang disuruh untuk menunggu bentar karena ada kerja kelompok yang akan dilaksanakan dirumah Kevin.
"Gapapa pala lo. Gue laper pokoknya nyampe rumah lo gue makan banyak," perut Rafly yang baru saja dibicarakan berbunyi.
"Santai aja rumah kevin tuh ibarat restoran, gak akan habis makanan atau minumannya plus plus free wifi lagi, gercep lah kuy." David menyeringai pelan, membuat temannya mengangguk-ngangguk saja.
"Yaudah biar cepet, yok balik." Kevin menancap gas meleset menuju rumahnya.
Sepulang sekolah ke empat lelaki ini selalu saja ingin kerumah Kevin. Bukan sepulang sekolah saja sih, hari libur mungkin juga. Sang pemilik pun dengan senang hati juga membuka pintu lebar.
"Lo jadi mau minum apa?" tanya Kevin saat baru saja membuka baju seragam yang melapisi kaos oblong berwarna putih miliknya.
"Milo."
"Sirup."
"Milo dong."
"Yaudah gue es teh."
Kevin membuatkan minuman milik temannya. Dirumah Kevin, tidak menyediakan jasa pembantu.
Hidup mandiri cerminan Kevin. Toh juga, Kevin bisa membagi waktu bersih-bersih, belajar atau bermain.
Kevin tinggal bersama orang tua dan satu kakaknya. Orang tua yang sedang bekerja dan kakak sedang fokus kuliah.
"Nih,"
Kevin datang, peralatan game miliknya sudah siap sedia didepan mata. Pasti ulah David yang ingin bermain tak sabaran.
"Ayo, belajar dulu. Sampe gue dikacangin."
Kevin menarik telinga David dan Denna yang memegang stick ps, sudah seperti memarahi anak saja.
"Aduh... Iya.. Iya," David menjauhkan tangan Kevin dari daun telinganya.
"Iyadeh anak teladan," sambung Denna mengelus telinganya.
Kevin jadi terbayang wajah anak baru tadi, lalu mengehempaskan nafas dengan lembut.
"Jadi kevin lagi jatuh kelantai?" tanya Rafly.
Denna memperbaiki. "Jatuh cinta! Sama... Sapa tuh dana?" Lupa akan siapa perempuan tadi.
"Dira? Idih gak kali, judes juga dia mah." kata Kevin menolak mentah-mentah.
"Oke gais, hidung kevin kalau lagi jatuh cinta kembang kempis."
David memperhatikan hidung Kevin sejak tadi. Semua lantas tertawa. Kevin pun hanya cemberut dikit.
✏
"Dira kangen papa sama mama." Dira memegang bingkai foto keluarganya yang selalu disamping tempat tidurnya.
Dulu kalau sore begini jam 17.30 kedua Orang Tua Dini pasti pulang. Kedua Orang Tua Dini memang lebih menyayangi anak tunggalnya daripada pekerjaan. Maka dari itu kedua Orang Tua Dini selalu pulang. Pernah waktu itu Dira dirumah hanya bersama Bi.Dinar, pembantu rumah. Kedua Orang Tua Dira pulang pukul 08.00 malam karena pekerjaan. Dira selalu menunggu kedua Orang Tuanya diteras depan rumah ketika pulang bekerja. Besoknya Dira jatuh sakit karena menunggu diluar karena saat cuaca dingin. Orang Tua Dira tak mau hal itu terjadi lagi. Dira pun tak tahan akan hawa dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Mine
FanfictionUntuk keberapa kalinya Kevin dilibatkan dengan masalah cewe, tapi Kevin tak peduli dan berusaha cuek. Seketika anak baru datang, dia dibully oleh kakak kelas yang seangkat dengan Kevin. "Gak ada gunanya kalian suka sama gue, tapi kalian bully dia." ...