Peterpan 11

1K 84 1
                                    

Pukul 1 dini hari adalah waktu dimana banyak orang sudah tidur pulas. Menjelajahi mimpi mereka masing-masing. Mungkin hanya ada beberapa yang masih terjaga oleh tugas-tugas mereka atau yang lain.

Sama seperti seorang namja tampan yang sedang memandang kertas kosong di atas mejanya. Pipinya bertumpu pada telapak tangan kirinya. Berpikir keras. Ia harus menyelesaikan laporan singkat untuk tambahan nilainya yang akan di kumpul nanti siang. Namun seberapa kerasnya ia mencoba, tetap saja rasanya otaknya macet. Tak menemukan satupun titik terang walau sudah makan malam dan menghabiskan chocochip beserta susu strawberry.

" Huuuft.." entah keberapa kalinya hembusan nafas berat itu keluar.

" Arrgh! Menyebalkan! Otakku benar-benar tak bisa bekerja! Sialan " umpatnya setelah mengacak kasar rambutnya.

Kim Taehyung. Namja kelas 3 yang terkenal tampan dan cerdas walau sedikit -ekhem gesrek, diberi tugas membuat laporan karena membolos tadi. Iya membolos. Karena dari jam istirahat kedua sampai pulang, dirinya tidak masuk ke kelas.

Itu hanya laporan singkat mengenai masalah gudang sekolah. Entah ssaem kurang kerjaan atau sebangsanya, ia memberikan tugas yang sungguh tidak ada sangkut pautnya dengan materi sejarah yang dia ajarkan. Gudang sekolah mereka tidak begitu luas. Mudah saja untuk mengarangnya. Dan mungkin saat ini Taehyung sudah berada di alam mimpinya kalau saja otaknya mau diajak bekerjasama.

Untung saja hanya ada satu tugas itu yang harus ia selesaikan.

'Aku menyukaimu hyung'

'Tak sadarkah kau?'

'Percuma'

Suara lembut walau sedikit serak itu terngiang di kepalanya. Membuat kepalanya tiba-tiba terasa pening.

" Kenapa dia tidak mengatakannya lebih awal..? " gumamnya.

Kejadian di atap tadi siang masih terlihat jelas di pikiran Taehyung. Ia tak menyangka Jungkook akan seperti itu. Mengatakan semua hal yang semestinya cepat ia sadari. Ia tak sadar telah melukai seseorang yang secara tidak dia sadari sangat berarti untuknya.

" Kemana dirimu selama ini Kim Taehyung? " batin Taehyung. Ia melipat kedua tangannya di meja belajar lalu menyembunyikan wajahnya.

Apa yang akan dia katakan pada Jungkook nanti?

" Kookie.. " lirihnya.

Lama memikirkan Jungkook, dirinya mulai terlelap. Melupakan tugas yang harus ia kerjakan.

.

Di waktu yang sama namun tempat berbeda, 3 namja tampan dengan watak yang sungguh berbeda duduk manis di sofa ruang tamu.

Seokjin, anak sulung keluarga Jeon duduk manis sambil meniup teh hangat yang ia buat. Yoongi dan Jungkook duduk dalam diam. Kedua hyung itu masih menunggu dongsaeng manis mereka bercerita.

" Aku sudah memberitahu Taehyung-hyung tentang perasaanku "

BRUUUHH!!

" Aaarrrgghh!!! HYUUUNG!! "

" Pffh.. Mworago?! "

Oke, jadi tadi saat Jungkook memberitahu kabar yang menggetarkan dunia, Jin reflek menyemburkan teh yang hampir ia telan tepat di wajah Yoongi yang duduk di sampingnya. Tentu saja Yoongi mengamuk.

Seokjin mengelap bibirnya yang masih basah karena insiden tak menyenangkan untuk Yoongi tadi sambil melotot kearah Jungkook. Tak percaya dengan apa yang adiknya katakan.

" Sungguh hyung.. Aku sudah mengatakannya " tutur Jungkook sambil menunduk.

" Lalu apa balasannya? " tanya Seokjin penasaran. Sungguh ini sangat di luar dugaan.

" Dia diam saja.. Dia terus menerus meminta maaf padaku, padahal dia tidak salah apa-apa... Lalu aku memberitahu semuanya. Semua yang sudah ku pendam selama ini. Entah sekarang aku harus apa. Apa aku harus senang atau sedih. Aku tak tau hyung.. Apa yang harus aku katakan kalau aku bertemu dengannya? " ucap Jungkook sambil memainkan ujung sarung bantal sofa.

" Tadi aku marah.. Marah sekali dengan diriku sendiri yang bisa-bisanya menyampaikan hal tidak berguna semacam itu. Dan aku tau nanti aku dan Taehyung-hyung akan menjadi orang asing.. Bagaimana ini hyung...?? " tanya Jungkook sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Yoongi tetap diam. Tak tau harus apa. Seokjin berpindah dan beralih memeluk adiknya itu. Dielus lembut rambut hitam Jungkook yang sangat halus.

" Sudahlah.. Setidaknya kau sudah jujur dengannya. Dengan perasaanmu juga.. Jangan berfikiran yang tidak-tidak dulu Kookie... Belum tentu kalian akan bermusuhan " balas Seokjin. Yoongi mengangguk setuju.

" Aku tak yakin kalau Taehyung akan menjauhimu karena masalah ini. Aku yakin dia akan mencoba untuk mengerti. Bagaimanapun, Taehyung itu sayang padamu. Entah sebagai apa, tapi yang ku lihat dia memang seperti itu. Jangan khawatir dengan hari esok.. Lebih baik kau istirahat, nanti kau sekolah " sahut Yoongi.

" Ne.. Yoongi benar. Kau tidur di kamar hyung saja. Hyung akan tidur di kamar Yoongi. Biar dia tidur di lantai saja " ucap Seokjin yang di akhiri kekehan. Yoongi berdecih pada hyung tampannya itu. Ingin menolak namun tak sanggup.

" Hyung.." panggil Jungkook sambil menatap Seokjin di sampingnya. Seokjin menatapnya bingung.

" Nanti aku tidak masuk sekolah saja ya? Aku lelah sekali " alibi Jungkook sambil memelas.

" Aissh.. Dasar. Bilang saja ingin membolos! " omel Yoongi tak setuju. Jungkook hanya membelasanya dengan cengiran kelinci khasnya.

" Ya sudah. Tapi hanya untuk hari ini ya! Sana tidur. Jaljayo Kookie " ucap Seokjin lalu mengecup pelipis Jungkook dengan sayang. Jungkook mengangguk senang lalu melenggang pergi menuju kamar milik hyung tertuanya.

" Kau juga tidur sana. Apa kau menunggu aku menciummu juga eoh? Aigoo~ kemarilah Min Yoongi~~ " goda Seokjin sambil bergeser perlahan menuju Yoongi. Yoongi menatapnya horor lalu berlari secepat cahaya menuju kamarnya dan menutup pintu kamarnya dengan keras. Bahkan sampai menggema di seluruh penjuru rumah.

Seokjin tertawa puas. Kedua adiknya benar-benar lucu. Ia kemudian beranjak dari saja menuju dapur untuk mengambil alat bersih-bersih. Mulai dari vacum cleanner, lap, dan sejenisnya yang ada disana lalu membawanya menuju kamar Jungkook dengan hati-hati. Berniat untuk membersihkan kamar yang sudah melewati kapal karam itu agar terlihat apik kembali.

" Dasar " keluh Seokjin tepat di ambang pintu kamar Jungkook.

" Apa ini? Diary? " tanya Seokjin entah pada siapa. Ia membolak-balikkan buku bersampul hitam dengan sedikit gambar bintang sebagai penghiasnya. Juga ada tulisan 'Jeon Jungkook' sebagai penanda kalau itu adalah bukunya.

Seokjin penasaran, tapi ia tau kalau itu adalah privasi adiknya. Jadi ia menyimpan buku itu di dalam laci meja belajar Jungkook yang sebelumnya terbalik, kini sudah rapi karena dirinya.

Ia lanjut bersih-bersih dengan cukup tenang agar kedua adiknya tidak terbangun.

Dan tak butuh waktu lama bagi Seokjin untuk bersih-bersih, kini kamar Jungkook sudah kembali bersih dan rapi. Sudah tidak ada barang-barang yang berserakan di lantai ataupun pecahan cermin yang bisa membahayakan siapa saja.

Ia menjatuhkan dirinya pada kasur queensize Jungkook yang empuk. Menghirup aroma manis khas Jungkook yang masih menempel walau sprai kasurnya sudah di ganti.

" Taehyung.. Betapa jahatnya kau hingga membuat adik tersayangku sangat terluka saat ini " omel Seokjin.

Tangannya mengepal kuat hingga buku jarinya memutih. Ia mencoba setenang mungkin saat ini. Ia tak boleh kalut dengan emosinya seperti Jungkook ataupun Yoongi.

Ia menghela nafas panjang lalu menutup matanya. Mencoba untuk tidur karena jam 8 nanti ia harus ke kantor.





















TBC.
Selamat malam:)

Peterpan[✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang