Peterpan 24

912 61 2
                                    

Pagi, pukul 05:35.

" Hnggh~ ah.. Badanku kram -___- " keluh seorang namja tampan sambil berdiri lalu meregangkan tubuhnya sejenak sebelum memandang sekitar kamar yang tak ada perubahan sama sekali. Ia melirik ke salah satu namja yang tengah tidur disofa. Senyum manis terpatri di wajahnya ketika melihat namja itu masih tertidur nyenyak di sofa bersama dua namja lainnya.

" Selamat pagi hyung..." sebuah sapaan lembut menyapa indra pendengarannya, membuatnya seketika menoleh kemudian tersenyum dan berjalan mendekati namja yang mungkin baru selesai dari kamar mandi.

" Pagi sayangku~ " balasnya sambil memeluk erat dongsaeng manis bergigi kelincinya. Jeon Jungkook, ia mengeluh dan sedikit meronta saat pelukan hyung tertuanya itu jauh dari kata erat.

" Hyung ingin tulang-tulangku patah ya? Aku tau hyung sedang senang, tapi ingatlah kondisiku hyung " keluhnya saat pelukan Seokjin semakin menjadi.

Seokjin melepaskan pelukannya sembari terkekeh. " Aigoo~ mianhae Jungkookie... Ne hyung terlalu senang saat ini. Rasanya seperti mimpi saja kalau ingat semalam Namjoon melamarku.. Ahh aku malu~ " ucap Seokjin dengan wajah yang merona dan alay. Jungkook berjalan menuju ranjangnya dimana Taehyung sedang tidur dengan posisi duduk seperti biasa. Ia mendudukkan dirinya lalu mengelus sayang surai coklat Taehyung.

" Kkk~ hyung ini seperti anak kecil yang sedang jatuh cinta saja, wajah hyung merah sekali tuh.." goda Jungkook dengan cengiran khasnya, membuat wajah Seokjin yang sudah merah semakin memerah.

" Emm hyung.. Mianhae.. Karenaku, pernikahan hyung harus ditunda. Kalau aku baik-baik saja, mungkin pernikahan bisa segera dilaksanakan.." tutur Jungkook dengan nada bersalah. Ia menundukkan kepalanya, takut menatap lawan bicaranya jika sudah seperti ini.

Seokjin berjalan mendekati Jungkook kemudian mengangkat wajah adiknya agar menghadap padanya yang tersenyum.

" Bicara apa kau ini eoh? Ini semua bukan salahmu, bukan salah siapa-siapa.. Toh Namjoon dan hyung juga masih punya pekerjaan masing-masing yang harus di kerjakan. Untuk apa terburu-buru hm? Jangan seperti itu Kookie, kau membuatku semakin gemas saja " balas Seokjin sambil memainkan dagu Jungkook dengan gemas. Lagi-lagi Jungkook mengeluh di sela tawanya dan tawa kedua namja itu mulai terdengar di seluruh ruang kamar inap ini.

" Hooaaam~~ selamat pagi " dan suara khas orang bangun tidur dari namja berambut pirang itu membuat tawa Seokjin dan Jungkook mereda. Beralih menatap namja pirang yang diketahui bernama Park Jimin itu.

" Halo hyung " sapa Jungkook dengan senyum manisnya. Jimin manggut-manggut unyu lalu bangkit dari sofa dan menuju kamar mandi.

" Hey, hyung harus bekerja hari ini dan mungkin akan pulang siang " sahut Seokjin mengalihkan fokus Jungkook.

" Loh, bukankah ini hari minggu? Kenapa hyung bekerja? " tanya Jungkook.

" Hyung tak bisa terus menerus menyerahkan tugas hyung pada sekertaris kantor. Kasihan dia. Maka dari itu hyung harus kejar deadline yang kemarin-kemarin agar ia tak terbebani. Bukan maksud apa loh, nanti kau pikir hyung berselingkuh.. Hyung hanya ingin melakukan tugas hyung dengan baik sebagai pemilik perusahaan "

" Ih, siapa juga yang berpikiran dangkal seperti itu? Aku tak pernah berpikiran seperti itu hyung "

" Hahaha.. Siapa tau saja kan? Hyung ingin pengerjaan kantor selesai semua sebelum kerepotan dengan urusan pernikahan nanti agar tidak merepotkan orang lain. Terlebih pernikahannya nanti di negeri orang lain. Hyung harus ekstra siap nanti "

Peterpan[✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang