Peterpan 12

1K 79 6
                                    

Dua belas hari setelah kejadian di atap, Jeon Jungkook dan Kim  Taehyung adalah orang asing. Tak pernah lagi bertegur sapa sama sekali. Sama-sama di sibukkan dengan urusan masing-masing. Terlebih untuk Taehyung.

Ujian terakhirnya di sekolah ini ia selesaikan dengan mudah. Ujian sesulit apapun bukan masalah untuk otak encer seorang Kim Taehyung. Ia lolos dengan nilai yang sangat memuaskan. Jimin berada di urutan ketiga di bawahnya.

Dan hari ini, adalah hari spesial yang sudah di tunggu-tunggu oleh seluruh siswa tingkat akhir. Hari pelepasan untuk siswa kelas 3 yang sudah selesai belajar disini dan akan pergi menuju jenjang yang lebih tinggi.

Taehyung tidak menghiraukan kepala sekolah yang sedang berpidato di depan. Fokus dengan pikirannya sendiri. Entah apa yang ia pikirkan saat ini. Intinya itu sangat menekan hatinya.

Setelah selesai semuanya, sekolah mereka terbuka dengan lebarnya. Mengijinkan siapapun untuk hadir. Terutama untuk orang tua dan pendamping siswa. Termasuk Ny. Kim selaku ibu Taehyung.

Memberi ucapan selamat sembari menyodorkan buket bunga kepada anak semata wayangnya yang sudah lulus. Taehyung tersenyum lalu memeluk ibunya dengan sayang. Sangat sayang.

" Tae " suara lembut menyapa pendengarannya lagi.

" Sehabis ini kau yakin akan bertunangan? "

Bingung. Kalau dulu Taehyung akan menjawab cepat dengan kata 'Ya'. Entahlah sekarang kenapa. Dirinya ragu untuk mengatakan dua huruf itu.

Memandang kosong bunga yang tersusun rapi dalam satu buket. Ny. Kim yang melihatnya menghela nafas pelan. Bukan keinginannya untuk membuat putranya seperti ini.

Ia hanya heran. Taehyung yang meminta persetujuannya untuk bertunangan, dan sudah ia setujui secara cuma-cuma. Apa lagi yang kurang?

Keluarga Irene yang mengusulkan semuanya. Ibu Taehyung tak terlalu keberatan. Semua tergantung putranya. Dia sudah dewasa, sudah bisa ambil keputusan sendiri. Dirinya hanya perlu mendengarkan. Tak menuntut seperti saat putranya masih kecil.

" Sudahlah.. Lihat sana, banyak yang mengantri untuk memberimu bunga. Anak eomma sangat populer bahkan di luar sekolah juga ternyata " goda Ny. Kim sambil mengelus surai coklat putranya dengan sayang. Tidak menjawab, hanya terkekeh ringan lalu berjalan menuju kerumunan siswa siswi yang histeris saat dirinya mendekat. Fangirl dan Fanboy-nya.











.

Sore. Langit sore adalah bagian yang Taehyung suka dari dunia ini setelah ibunya.

Di terima dengan mudah di universitas musik ternama di Seoul. Mendapat tawaran bagus untuk menjadi seorang penyanyi. Apa lagi yang harus ia kerjakan? Semua menjadi sangat muda saat orang-orang semakin luas mengenalnya.

Tunangan. Pernikahan.

" Sungguh? " gumamnya.

Melirik sebentar kearah pohon besar di sampingnya. Satu-satunya pohon besar di padang rumput yang luas ini. Padang rumput yang langsung menyuguhkan pemandangan senja merah yang indah. Tempat favoritnya dan Jungkook dulu saat bosan.

Senyuman miris terukir di wajahnya mengingat si manis yang tak datang untuk memberinya ucapan selamat. Minki yang bahkan bukan kenalannya memberinya ucapan.

Lagi. Ucapan Jungkook di atap sekolah masih terpatri jelas di otaknya. Ia menggeleng cepat.

" Jungkook? " panggilnya saat sebuah suara deheman terdengar dari dalam ponselnya. Tersenyum lagi saat panggilannya di jawab.

" Aku merindukanmu. Kenapa kau tidak datang tadi? Aku menunggumu sedari tadi " tuturnya dengan nada sedikit kecewa.

" Mian hyung.. Aku mengurus sesuatu " suara lembut itu sangat ia rindukan. Sangat.

Peterpan[✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang