Peterpan 20

1.1K 77 3
                                    

.
.
.

Tiga namja tampan dan seorang wanita paruh baya duduk termenung di kursi panjang di samping ruang rawat Jungkook. Mereka sedang menunggu kabar dari dalam ruangan tadi sejak setengah jam lalu.

" Tae, apa kau sudah menghubungi Yoongi? Sepertinya ponselnya mati " ucap Seokjin yang membuka suara terlebih dahulu. Taehyung mendongak menatap Seokjin di depannya.

" Sudah hyung.. Tadi setelah menelfon eomma, aku menelfon Yoongi hyung lalu menelfon hyung. Tadi tidak kok. Katanya ia akan datang bersama orang tuanya " jawab Taehyung. Seokjin mengangguk dan keheningan mulai menyapa mereka lagi.

Seokjin menggenggam erat tangan Namjoon yang duduk disampingnya. Namjoon tau kalau calon pendampingnya ini sedang ketakutan. Rasa takut yang sama seperti empat bulan yang lalu, dan kesalnya, ia tak bisa melakukan apapun selain menenangkannya agar tak kembali kalut akan perasaannya.

" TAE! " satu teriakan itu sukses membuat empat kepala itu menoleh reflek dan mendapati seorang namja manis berkulit pucat terlampau putih sedang berjalan dengan terengah-engah menuju kearah mereka ditemani dua orang yang lebih tua di belakangnya.

" JELASKAN SEMUANYA PADAKU SEKARANG! " titahnya setelah menarik kasar kerah baju Taehyung. Dan lagi, yang lain harus mengerahkan tenaga ekstra untuk menenangkan namja mungil berkekuatan T-rex itu.

" Bicarakan baik-baik Suga! " satu teriakan lagi namun tak sebesar suara barusan membuat Yoongi melepaskan cengkramannya dari kerah Taehyung hingga namja bersenyum kotak itu jatuh dengan kasar ke bangku besi yang tadi di dudukinya.

" Mulailah bicara " titah Yoongi lagi, namun tak ada kekerasan. Hanya nada datar yang mengerikan.

" Tadi setelah eomma pergi kembali ke butik, aku duduk seperti biasa disamping Jungkook. Sedikit bernyanyi agar tak terlalu hening. Aku sangat berharap dia mendengarnya dan kembali sadar. Namun tiba-tiba alat pendeteksi itu berbunyi dengan kencang disusul dengan Jungkook yang kejang-kejang. Sungguh aku tidak apa-apakan Kookie " jelas Taehyung dengan takut-takut karena aura Yoongi yang dominan disana.

Baru saja Yoongi ingin berucap, semua pandangan beralih pada pintu kamar yang terbuka termasuk dirinya. Dengan cepat para ibu mendekati seseorang yang sangat di yakinkan adalah sang dokter.

" Bagaimana keadaannya? " tanya Ny. Min pada dokter yang menurunkan stetoskopnya dari telinganya.

" Begini, kejang yang dialami pasien tadi sepertinya karena tekanan batin pasien sendiri. Ada sesuatu yang mengguncangnya disana hingga berdampak seperti ini. Namun kalian tenang saja, tak ada masalah apapun yang akan membuat sistim otak dan tubuh pasien semakin memburuk. Justru sekarang pasien bisa dipastikan akan tersadar karena kini ia hanya tertidur biasa akibat obat penenang. Kalian harus bersyukur pada yang kuasa dan saya salut dengan pasien yang begitu kuat " tutur sang dokter yang membuat semua kepala disana bisa bernafas lega.

" J- jadi dia akan bangun lagi kan dokter? " tanya Taehyung dari belakang, sedikit gugup.

" Tentu. Kami yakin itu. Baiklah karena tak ada yang bisa saya sampaikan lagi, saya permisi. Kalau ada apa-apa lagi, langsung beritahu kami " ucap sang dokter sebelum pergi setelah mendapat balasan anggukan. Dan setelah sang dokter pergi, suster yang tadi membantunya pun ikut pergi meninggalkan mereka semua disana.

Mereka masuk perlahan ke dalam ruangan dan langsung merapat menuju ranjang Jungkook. Bisa mereka dengarkan hembusan nafas teratur dari Jungkook yang tak lagi di bantu oleh selang pernafasan. Ny. Min mengelus lembut rambut Jungkook kemudian mengecup kening Jungkook dengan sayang.

" Maafkan eomma yang tak bisa menjagamu Kookie.. Seharusnya eomma menetap di Korea dan menjagamu bersama kedua hyungmu.. Maafkan eomma yang tak bisa menepati janji pada eomma mu " tutur Ny. Min sambil menahan isaknya.

" Sudah sayang.. Ini bukan salahmu, lagipula Jungkook akan baik-baik saja sekarang " sahut Tn. Kim sambil mengelus bahu istri sayangnya agar tenang.

Kedua orang tua Yoongi memang tidak menetap di Korea, mereka lebih sering di Italia karena bisnis tentu saja dan Yoongi sudah sangat memaklumi itu. Maka dari itu rumah keluarga Min sekarang tak ada lagi di Korea dan beralih menetap di rumah keluarga Jeon karena hanya di tempati oleh dua namja ini saja. Sejak kematian orang tua Jungkook, Ny. Min berjanji akan selalu menjaga Jungkook dan Seokjin namun apa daya, masalah pekerjaan yang tak bisa ia tinggalkan membuatnya harus terpisah dengan ketiga anaknya itu. Tn. Min pun sama. Untunglah Seokjin dan Yoongi cukup dewasa untuk mengurus hidup mereka sehari-hari sejak di tinggalkan.

" Eomma Min sejak kapan sampai ke Korea? Kenapa tidak memberitahu Jin? " tanya Seokjin di depan Ny. Min.

" Mian Jinnie.. Eomma sebenarnya terburu-buru kemari bersama appa dan benar saja, kami bertemu dengan Yoongi. Mianhae kemarin eomma tinggal lagi " jawab Ny. Min sambil mencoba tersenyum.

" Lalu kapan eomma akan pergi ke Itali lagi? " kali ini Yoongi yang bertanya dari arah sofa.

" Eomma akan tunggu hingga Jungkook sadar dan pulih " balasnya.

Ketiga Kim ini hanya terdiam dengan pikiran masing-masing sambil mendengarkan percakapan dari keluarga beda marga itu.

" Ny. Kim.. Terimakasih sudah menjaga Jungkook dan hyungnya " ucap Ny. Min pada eomma Taehyung yang sedari tadi diam menatap Jungkook.

" A- ah! Itu bukan apa-apa.. Saya tidak melakukan apa-apa kok.. Mereka mengurus diri dengan baik selama ini " balas Ny. Kim gugup. Ny. Min tersenyum manis menanggapinya. Walaupun begitu, ia yakin sekali rasa sayangnya pada Jungkook sama dengan rasa sayang Ny. Kim untuk si bungsu juga.

/skipeu.

Mentari pagi menyapa ruangan yang tengah hening karena seluruhnya sedang tertidur pulas.

Termasuk namja tampan yang tengah tidur dengan posisi duduk sambil menggenggam tangan pucat dan kurus. Tidur namja itu terusik karena tangannya merasakan suatu pergerakan. Dengan perlahan ia mengangkat wajahnya dari balik lengan yang ia jadikan bantal lalu menatap kearah si pemilik tangan yang ia genggam. Betapa terkejutnya seorang Kim Taehyung saat kedua mata doe di depannya perlahan terbuka dan menampilkan manik kelam seperti langit malam yang sudah lama terpejam.

" Kookie.." dan satu panggilan itu sukses membuat manik hitam tadi mengarah padanya. Mempertemukan manik hazel dengan onyx itu kembali. Namun Taehyung harus kembali terkejut karena melihat manik kelam itu yang seakan kosong.

"E- eomma.. Seokjin hyung.. K- Kookie sudah bangun.." ucapnya pelan namun masih bisa terdengar. Dan tentu saja yang disebut tadi langsung terbangun dan mendekat. Bahkan yang tak Taehyung sebutpun ikut mendekat.

" Kookie.. Kookie ini hyung! " sahut Seokjin antusias karena dongsaeng kesayangannya sudah membuka matanya kembali. Yang lainpun ikut senang bahkan Ny. Kim dan Ny. Min kini menangis terharu.

Tapi berapa kalipun namanya dipanggil, sang pemilik sama sekali tak menunjukkan ekspresi apapun. Terlampau diam. Hanya memperhatikan mereka satu persatu tanpa sedikitpun niat untuk menyahut. Dan hal itu membuat tanda tanya besar menimpa kepala mereka.

" Apa Jungkook amnesia? " pertanyaan yang di luncurkan dari mulut manis Yoongi sukses membuat semua pasang mata menatapnya horor.

" Wae? " dengan watadosnya ia bertanya:)

*Yoongi mah savage akut:)


























TBC~~

TBC~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Peterpan[✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang