Setelah kejadian beberapa jam lalu, Mysha langsung pergi izin meninggalkan sekolah alasannya karena sakit. Ya, memang sekarang Mysha tidak sakit fisik melainkan hati dan batinnya yang terluka.
Disinilah Mysha sekarang, dikamar berukuran 8×8 meter dengan nuansa girly cat berwarna pink dengan perpaduan blue dilangit-langit kamarnya dan juga terdapat kasur Queen Size dengan sprei bergambar bintang. Kenapa? Karena Mysha beragan-agan ingin seperti bintang yang selalu bersinar tanpa ada yang menghalangi sinarnya pada saat malam hari.
Selain itu. terdapat tv 24 inch, buku-buku yang berjejer rapi diraknya masing-masing, disudut kamar juga terdapat sofa yang cukup untuk dua orang, dan tak lupa meja belajar yang terdapat figura-figura yang bertengger manis disana.
Mysha sedang duduk dilantai sambil memandangi taman belakang rumahnya dengan tatapan kosong. Lagi dan lagi ia merasakan sakit hati entah ke berapa kalinya tidak bisa lagi dihitung dengan jari.
Apa salah jika seorang cewek Nerd! Seperti dia jatuh cinta? Dia juga manusia dan punya hati untuk dicintai maupun mencintai, apa dia harus menggunakan kekuasaan dan uang agar bisa mendapatkan cinta itu?.
Butir-butir airmata mendarat mulus dipipi Mysha. Hidupnya memang menyedihkan sekali bukan? Dibenci banyak orang, dimaki, dihina, dan yang paling parah dia mendapati kenyataan bahwa orang yang dicintainya juga membencinya. Segitu hinakah dia?.
Hahahaha, terkadang Mysha ingin menertawakan kehidupannya ini.
Sontak Mysha tersadar dari lamunannya karena tepukan dipundaknya, Mysha menoleh mendapatkan Dina sahabat dari SMP yang selalu menemani dan menerimanya walaupun dia adalah cewek Nerd!.
Mysha menghapus airmatanya lalu tersenyum manis kearah Dina, ralat senyum keterpaksaan.
"Sya please, don't ever force a smile it's as if you're okay. Padahal lo gak baik-baik aja"
Dina merengkuh Mysha kedalam pelukannya memberikan ketenangan dan kehangatan. Bahu Mysha kembali bergetar, tangisnya pecah kembali dipelukan sahabatnya itu.
Setelah dirasa cukup tenang, Mysha menatap Dina dan dibalas senyum tulus oleh Dina.
"Sya, you have to promise me after this you're not sad anymore, this is the last time I saw you like this. Promise?"
"Promise"
"And from now on you should be trying to forget about male bastard!"
" I can't promise you about that" ucap Mysha sambil berjalan menuju balkon diikuti Dina dibelakangnya.
"Why?"
"Karena aku udah jatuh sejatuhnya kedalam jurang yang begitu dalam din, dan jurang itu adalah jatuh cinta"
Dina menghela nafas lalu berkata.
"Sya, segitu cintanya lo sama cowok kayak Ash yang gak pernah ngehargain perasaan loe sedikit pun"
"Karena itulah cinta yang sesungguhnya din, tidak peduli seberapa banyaknya kata cacian, makian, hinaan yang kita hadapi"
"Gue salut sama lo sya, gue selalu ada dibelakang lo. Kalau lo perlu bantuan"
"Thanks"
***
Keesokan harinya......
"Pagi bi," sapa Mysha dengan senyum manisnya kepada Bi Minah yang sedang menata sarapan pagi dimeja makan.
Bi Minah menoleh lalu membalas senyum Mysha yang sudah duduk dimeja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Proof [On Going ✅]
Teen FictionDIPRIVATE SECARA ACAK "Apa salah jika aku mencintaimu?" -- Mysha Jauzaa Hadeqeea -- "Salah jika lo mencintai gue! karena gue jijik lihat muka lo!" -- Nash Aldric Verando -- Berasal dari bahasa azerbaijani yang berarti Pembuktiaan. Akankah Mysha memb...