Andini--Mama Mysha menghampiri Mysha lalu memeluk anak satu-satunya yang paling ia sayangi dengan erat, menyalurkan rasa kerinduan yang mendalam. Sedangkan Myha hanya mematung tanpa membalas maupun menolak, entahlah ini terlalu mengagetkan. Pasalnya Bi Minah bilang Ashad--papa Mysha dan Andini akan pulang minggu depan.
Sedangkan sekarang mereka sudah berada didepan Mysha. Andini menarik Mysha duduk di sofa yang sedang diduduki oleh Ashad yang sedang membaca koran.
Mysha duduk disamping kiri Andini sedangkan yang disamping kanan sudah diduduki oleh Ashad sekarang posisinya Andini yang berada ditengah.
Andini membelai rambut hitam legam panjang milik Mysha dengan lembut, sedangkan Mysha hanya tersenyum tipis kearah Andini.
"Gimana sayang sekolah kamu? Lancar?"
"Lancar ma, kok mama sama papa udah pulang? Bukannya masih minggu depan"
Andini tersenyum.
"Mama kangen sama kamu sayang, jadi mama sempetin pulang cepet sama--" ucapan Andini berhenti sambil menengok kearah Ashad yang masih membaca korannya.
"Sama?" Tanya Mysha sambil mengangkat satu alisnya.
Andini menghela nafas dengan sifat suaminya itu yang terlalu tidak peka. Andini menyenggol lengan suaminya itu sebagai isyarat, seakan tau dengan kode istrinya Ashad pun menurunkan korannya lalu berdehem dan menatap Mysha.
"Mysha, papa sama mama pulang karena mau kasih ini ke kamu"
Ashad mengeluarkan amplop coklat panjang dari dalam kopernya lalu menyodorkan kearah Mysha dan diterima Mysha dengan tatapan bingung.
"Buka aja sayang, kamu pasti suka"
Dengan ragu Mysha membuka amplop itu, Mysha menelan salivanya susah payah lalu menarik kertas yang berada diamplop itu. Mysha membelakkan matanya tak percaya, matanya berkaca-kaca lalu menatap Ashad dan Andini bergantian.
Beasiswa atas nama Mysha Jauzaa Cendric Universitas Zürich, Zurich, Swiss.
"I...ini beneran ma, pa?"
"Iya sayang itu bener, kamu ambil ya?"
Mysha menghela nafas lalu memasukkan kertas itu kedalam amplopnya kembali dan meletakkannya diatas meja kemudian bangkit. Membuat Ashad dan Andini bingung.
"Mysha masih belum bisa terima beasiswa itu ma, pa"
"Kenapa Mysha? Bukannya itu impian kamu?" Ucap Ashad.
"Iya sayang, apa kamu gak mau mikirin ini lagi? Kamu pernah bilang sama mama kalau kamu mau kuliah di Swiss" ucap Andini.
Ya, memang itu adalah impian Mysha sejak dulu ingin bersekolah di negara dengan sejuta pesona itu. Apalagi Zurich adalah kota dinegara Swiss yang sangat Mysha sukai, tetapi entahlah Mysha masih ragu karena ia masih merasa ada yang perlu ia selidiki dulu sebelum ia mengambil itu semua.
"Akan Mysha fikirin lagi, tapi enggak untuk sekarang. Mysha mau mandi dulu gerah" ucap Mysha yang langsung melenggang pergi meninggalkan kedua orang tuanya menuju kamarnya yang berada dilantai 2.
***
Hari ini Mysha memutuskan untuk pergi jalan-jalan dengan sahabatnya tercinta, siapa lagi kalau bukan Dina. Sebenarnya hari minggu ini Mysha tidak ingin kemana-mana mumpung hari minggu bisa begelung dengan kasur dan selimut yang nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Proof [On Going ✅]
Teen FictionDIPRIVATE SECARA ACAK "Apa salah jika aku mencintaimu?" -- Mysha Jauzaa Hadeqeea -- "Salah jika lo mencintai gue! karena gue jijik lihat muka lo!" -- Nash Aldric Verando -- Berasal dari bahasa azerbaijani yang berarti Pembuktiaan. Akankah Mysha memb...