Dentuman musik terdengar begitu jelas, kurangnya penerangan, bau alkohol yang menyengat, dan asap rokok berkumpul menjadi satu.
Pengap. Satu kata untuk menggambarkan suasana ditempat itu. Tapi pengap adalah kata yang tepat untuk orang-orang yang tidak pernah pergi ketempat itu, berbeda dengan orang-orang yang berada ditempat itu.
Bagi mereka yang mencari kesenangan dunia, tempat itu adalah tempat yang begitu menyenangkan. Tempat dimana mereka bisa melepas penat mereka dan kebebasan mereka.
Seperti yang dilakukan tiga laki-laki remaja yang sedang duduk di bartender, tetapi hanya satu dari mereka yang meminum-minuman haram itu. Sedangkan yang dua laki-laki menatap laki-laki yang minum itu dengan berdecak kesal.
Pasalnya sudah lebih dari 5 gelas yang dihabiskan oleh laki-laki itu. Saat laki-laki itu ingin meminum untuk ke 6 gelasnya langsung ditahan oleh salah satu dari dua laki-laki. Ribet amat ya bahasanya 😂
"Ash gue tau lo stress, tapi jangan lampiasin semua itu dengan cara minum kayak gini. Please! Stop it!" Ucap Deni sambil melirik kearah Bobby yang sedang asik menggoda perempuan-perempuan yang lewat, ck! Memang dasar.
"Ayo, gue anter pulang Ash" lanjut Deni sambil berusaha memapah Ash tetapi langsung ditepis olehnya.
"Gue bisa pulang sendiri" ucap Ash yang akhirnya berbicara setelah lama bungkam.
"Gak, lo pulang bareng kita, gue gak mau terjadi apa-apa sama lo. Lo lagi mabuk---- ASH WOY!!!"
Ucapan Deni terpotong karena Ash sudah terlebih dahulu melenggang pergi meninggalkan club dengan keadaan sempoyongan. Deni hanya mengendus kesal dengan kelakuan sahabatnya itu.
'Ash-Ash selalu aja lo kayak gini' batin Deni.
***
Dijam, menit, dan detik yang sama terdapat gadis remaja yang baru saja keluar dari supermarket dengan dua kantong besar belanjaan. Ia memakai baju tidur agak tebal dengan warna biru laut dan gambar teddy bear didepannya dibalut dengan cardigan hitamnya, tak lupa juga dengan kaca mata bulat yang selalu menghiasi mata indahnya. Siapa lagi kalau bukan Mysha.
Seorang pria paruh baya menghampiri Mysha lalu mengambil alih belanjaannya, kemudian Mysha berjalan menuju mobilnya. Sambil menunggu supirnya menaruh belanjaan dibagasi mobil, Mysha melihat pemandangan kota pada malam hari. Sepi, itulah yang tergambar pada suasana malam ini.
Sampailah mata Mysha pada satu objek yang membuatnya membulatkan matanya, Mysha mengucek matanya dan benar saja ia mengenali objek yang sedang dilihatnya.
Mysha turun dari mobil tak lupa ia bilang kepada supirnya agar menunggu sebentar, lalu ia berlari menuju sebrang jalan yang minim cahaya.
"Astaga! Ash bangun" ucap Mysha sambil menepuk kecil pipi Ash yang tak sadarkan diri.
Ya, objek yang dilihat Mysha yang tak lain adalah Ash yang sudah tak sadarkan diri ditrotoar jalan dengan bau alkohol yang sangat menyengat hidung Mysha.
'Apa Ash mabuk?!'
Cepat-cepat Mysha memanggil Mang Ujang--supirnya-- untuk membantunya mengangkat Ash kemobil. Sesampainya dirumah Mysha langsung menyuruh Mang Ujang untuk mengganti baju Ash dengan baju papanya, setelah itu Mysha menuju dapur untuk menyiapkan baskom berisi air hangat dan handuk kecil. Tak lupa ia juga menyuruh bi Minah untuk membuatkan bubur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Proof [On Going ✅]
Teen FictionDIPRIVATE SECARA ACAK "Apa salah jika aku mencintaimu?" -- Mysha Jauzaa Hadeqeea -- "Salah jika lo mencintai gue! karena gue jijik lihat muka lo!" -- Nash Aldric Verando -- Berasal dari bahasa azerbaijani yang berarti Pembuktiaan. Akankah Mysha memb...