Gadis cantik dengan kaca mata bulat yang selalu menghiasi mata indahnya keluar dari taksi yang ditumpanginya. Lalu berjalan santai menuju gedung pencakar lagit yang menjulang tinggi.
Beberapa karyawan yang berpapasan dengannya membungkuk hormat dibalas senyum tipis. Padahal ini sudah menunjukkan pukul 19.00 tetapi tetap saja masih ada yang berada dikantor untuk lembur.
Gadis itu berjalan memasuki lift khusus dipergunakan untuk orang penting saja. Gadis itu menekan angka 40 menunjukkan dimana ruangannya berada.
Ting
Bunyi lift tanda gadis itu sudah sampai dilantai tujuannya. Ia keluar menuju ruang kerja miliknya, sekretaris yang kebetulan masih berada dimeja kerjanya berdiri lalu membungkukan diri tanda hormat kepada atasannya. Gadis itu tersenyum.
"Malam miss,"
"Malam juga Sari, kamu masih lembur?"
"Iya miss"
"Yasudah jangan terlalu malam tidak baik untuk perempuan. Oh iya, jika Rendi datang suruh langsung masuk saja"
"Iya miss, silahkan masuk"
Sari membukakan pintu untuk anak pemilik perusahaan tempatnya bekerja, sebelum masuk tidak lupa gadis itu mengucapkan terima kasih sebelum masuk.
Gadis itu berjalan menuju kaca besar yang langsung menghadap kearah lampu yang berkerlap kerlip dari setiap bangunan yang berada di ibu kota.
Tok....tok...tok....
"Masuk!" Seseorang berpawakan tinggi, putih, tubuh atletis, dan berpakaian serba hitam seperti pengawal memasuki ruangan itu lalu membungkukkan badannya kearah gadis itu.
Tanpa berbalik pun gadis itu tau jika seseorang yang masuk adalah orang suruhannya.
"Bagaimana ren? Sudah dapat sesuatu yang saya mau?"
"Sudah Miss, sesuai dengan apa yang miss minta"
"Bagus, sebutkan informasi apa saja yang kamu dapatkan"
"Callista Manha Shanika, seorang gadis yang bersekolah di SMA Nusa Harapan mempunyai sifat yang sangat ceria, penyanyang, dan penurut. Keluarganya harmonis seperti keluarga lain, selain itu ia juga mempunyai 3 sahabat yang bernama Nash Aldric Verando, Reno Danadyaksa Gantara, dan....."
Gadis itu berbalik lalu menyeritkan dahi bingung karena orang suruhannya berhenti berbicara.
"Kenapa berhenti?"
"Dan Miss Mysha sendiri"
Deg
Mendengar namanya disebut jantungnya berdetak dua kali lipat dibandingkan sebelumnya. Matanya memanas, lidahnya kelu, kakinya melemas tidak kuat menopang tubuhnya.
Melihat anak boss-nya seperti itu membuat Rendi dengan sigap menghampiri Mysha.
"Miss, apa miss tidak apa-apa?"
"Saya tidak apa-apa Rendi, lanjutkan"
"Callista menyukai sahabatnya sendiri yaitu Ash, Callista mengira bahwa sahabatnya Ash tidak menyukainya lebih tepatnya bertepuk sebelah tangan. Tapi siapa sangka jika sahabatnya itu menyatakan perasaannya tepat diulang tahunnya yang ke-17 tahun"
Satu tetes. Dua tetes. Butir airmata mengalir deras membasahi pipi Mysha. Kakinya melemas tidak kuat menopang tubuhnya, Mysha terduduk dilantai dengan bahu bergetar membuat Rendi diselimuti rasa iba dengan anak majikannya yang sudah ia anggap sebagai adikknya sendiri karena memang umur mereka hanya berbeda 3 tahun. Tetapi, apalah daya Rendi hanya orang suruhan yang tidak baik mencampuri urusan anak majikannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Proof [On Going ✅]
Roman pour AdolescentsDIPRIVATE SECARA ACAK "Apa salah jika aku mencintaimu?" -- Mysha Jauzaa Hadeqeea -- "Salah jika lo mencintai gue! karena gue jijik lihat muka lo!" -- Nash Aldric Verando -- Berasal dari bahasa azerbaijani yang berarti Pembuktiaan. Akankah Mysha memb...