•6

55 5 0
                                    

Reno menutup pintu UKS dengan sangat hati-hati ia takut jika menutupnya dengan kencang membuat Mysha terbangun dari pingsannya, karena Reno belum ingin Mysha mengetahui tentang dirinya. Katakanlah ia pengecut, ya memang itu kenyataannya.

Sebenarnya ia tidak tega meninggalkan Mysha diruang UKS sedirian dengan keadaan pingsan. Tetapi mau bagaimana lagi hanya ini yang bisa Reno lakukan untuk sahabat tercintanya itu.

Reno berjalan dikoridor sekolah yang sudah sangat sepi. Bagaimana tidak, ini sudah pukul 16.00 yang artinya semua murid sudah pulang kerumah masing-masing 1 jam lalu.

Bugh

Reno tersungkur kelantai karena bogeman mentah dari seseorang yang dikenalinya.

"Bangsat! Ngapain lo nyelametin dia HAH! Dimana otak lo Ren, biarin aja dia mati sekalian"

Bugh

Sekarang giliran Ash tersungkur kelantai karena bogeman mentah dari Reno.

"Lo yang bangsat Ash! Lo biarin sahabat lo terluka kayak gitu, dan lo diem aja. Gue gak habis fikir sama otak lo!"

"Mysha bukan sahabat gue Reno!!! Camkan itu!!"

Reno tertawa hambar.

"Oh ya? Lo gak inget atau pura-pura bego, oke! Ini yang lo mau kan membuka luka lama itu. Biar gue perjelas siapa Mysha dalam hidup kita yang sebenarnya"

Flashback on

Terik matahari kini berganti menjadi rembulan dan bintang yang menghiasi malam. Walaupun udaranya sangatlah dingin tetapi tidak menyurutkan semangat tiga remaja berbeda kelamin, dua laki-laki dan satu perempuan yang sedang berada disebuah kafe bernuansa romantis yang sedang sibuk dengan tugas masing-masing.

Entah apa yang dilakukan mereka, sepertinya akan ada acara penting menurut mereka. Salah satu laki-laki kelaur menuju balkon ruangan kafe yang sengaja dipesan untuk acara penting mereka. Seorang gadis mengikuti laki-laki itu lalu berdiri disampingnya.

"Ash, kenapa disini? Dingin tau udaranya, nanti kamu sakit, kan kita mau bikin surprise buat Callista kalau kamu sakit. Kan gak lucu" ucap Mysha sambil menampakkan senyum manisnya.

Ash tersenyum kearah Mysha lalu mengacak-acak rambut Mysha gemas dengan kelakuan sahabatnya itu.

"Gue gak bakal sakit kalik sya cuman angin malam, gak mempan buat gue yang laki-laki. Kalau lo sih mungkin, mending lo aja yang masuk bantuin Reno sana kasian"

Mysha menggeleng.

"Enggak mending aku temenin kamu aja disini, aku bosen didalem terus"

Ash menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

Hening. Tidak ada yang memulai pembicaraan kali ini, hanya semilir angin malam yang menemani dan bintang-bitang yang bertebaran dilangit malam.

Mysha menggosokkan kedua tangannya, udaranya menjadi sangat dingin untuk Mysha. Bagaimana tidak ia menggunakan dress selutut dengan warna biru laut tanpa lengan dan juga high heels 4 senti senada dengan dressnya.

Ash yang melihat itupun peka, dia langsung melepas jaketnya lalu memasangkannya dibahu Mysha. Msyha tersenyum kearah Ash.

"Thanks"

Ash mengangguk sebagai jawabannya.

Adegan itupun tak luput dari perhatian Reno sejak tadi yang sibuk memperhatikan kegiatan Ash dan Mysha.

'Loe salah menafsirkan hati lo sendiri Ash'

Pukul 19.00 seseorang gadis masuk kedalam cafe dengan drees selutut berwarna peach tanpa lengan dan high heels 5 senti senada dengan dress yang dipakainya. Gadis itu langsung menuju ruangan yang sudah dibicarakan oleh para sahabatnya.

Proof [On Going ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang