•10

26 2 0
                                    

Mysha berjalan tergesa-gesa memasuki cafe tempat dimana ia berjanji dengan seseorang beberapa hari lalu, Msyha mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru cafe dengan nafas yang terengah-engah.

Pasalnya, ia sudah terlambat 15 menit dari waktu yang dijanjikan dengan seseorang itu. Salahkan saja bi Minah yang mengajaknya movie marathon tadi malam sampai jam 1 pagi, sebenarnya Mysha ingin menolak ajakan dari Bi Minah. Tetapi, you know lah Mysha orangnya sangat tidak tega melihat wanita paruhbaya movie marathon sendirian.

Mata Mysha berhenti disatu titik, seorang laki-laki sedang duduk dimeja paling pojok yang langsung menghadap keluar jendela sambil sesekali menyeruput hot chocolate yang dipesannya.

Laki-laki itu terlihat tampan dengan jeans panjang navy dan kaos oblong putih yang mencetak tubuh atletisnya dipadukan dengan hoddie berwarna  hitam.

Tiba-tiba saja Mysha merasa gugup sekaligus berkeringat dingin, takut jika laki-laki itu marah dan bisa saja membunuhnya karena terlambat. Oh ayolah tidak mungkin laki-laki itu akan sekeji itu, toh! Ini hanya masalah sepele. Mysha menggeleng mengeyahkan fikiran buruk yang berada diotaknya itu.

Mysha menghembuskan nafas, apapun yang terjadi ia akan menerima resikonya apapun! Toh, juga ia yang bersalah disini karena keteledorannya yang terlambat. Dengan langkah pasti Mysha berjalan menuju meja laki-laki itu.

Merasa ada yang mendekat laki-laki itu mendongakkan kepalanya lalu menatap tajam Mysha yang sedang menunduk sambil meremas kedua tangannya seperti anak kecil yang takut dimarahi oleh ayahnya karena berbuat kesalahan yang amat besar.

"Ma....maaf Ash aku terlambat, soalnya ta----"

Sebelum meyelesaikan ucapannya Ash terlebih dahulu menarik pergelangan tangan Mysha sedikit kasar menuju parkiran tempat dimana ia memarkiran mobil ferari merahnya.

"Masuk!" Titah Ash dengan nada dingin.

Mysha mengangguk lalu duduk disamping kemudi, mobil Ash mulai melenggang pergi dari halaman cafe kemudian membelah jalanan ibu kota.

***

Tiga puluh menit berlalu, tetapi hanya keheningan yang menyelimuti kedua insan tersebut. Mysha? Jangan ditanya ia hanya bisa tertunduk diam tanpa berani menatap sosok Ash yang berada disampinya.

Mysha mengusap bagian belakang kepalanya sesekali memijitnya karena merasa pegal menunduk terus menerus. Dengan keberanian yang sangat minim, Mysha mendongakkan kepalanya sedikit demi sedikit.

Pemandangan yang dilihatnya pertama kali adalah Ash yang sedang serius menyetir mobil. Matanya fokus pada jalanan yang agak sedikit padat.

Mysha menarik ujung bibirnya membentuk senyum manis. Bahagia? Tentu saja, akhirnya perjuangannya tidak sia-sia mengejar Ash dan membuatkan sarapan untuknya.

Ciiiitttt......

Dug......

"Awwww......." sontak lamunan Mysha tersadar saat kepalanya terbentur dashboard mobil mewah milik Ash.

Entah setan apa yang merasuki Ash mendengar seruan Mysha karena kepalanya terbentur, membuat Ash terkekeh geli, menurutnya wajah Mysha sangatlah...... menggemaskan!.

Mysha melongo tak percaya melihat Ash terkekeh geli karenanya. Pasalnya baru pertama kali Mysha melihat Ash seperti itu. Membuat Ash semakin....... tampan!.

Proof [On Going ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang