Mysha merebahkan tubuhnya dikasur Queen size miliknya, tubuhnya benar-benar letih dan terasa remuk sekarang. Mysha bangkit menuju kamar mandi untuk membersihkn diri.
Setelah beberapa menit menyelesaikan ritualnya, Msyha keluar dengan piyama berlengan pendek dan celana panjang berwarna pink. Mysha menuju kearah meja riasnya untuk menyisir rambutnya.
Mysha melepas kacamata bulat yang selalu bertengger dihidungnya, Mysha melihat pantulan wajahnya dicermin rias. Wajahnya tidak terlalu buruk, bukannya mau pamer atau apa. Hidung sedikit mancung, bibir tipis berwarna merah muda alami, mata coklat, dan rambut panjang hitam legam.
Kadang ia ingin sekali merasakan bagaimana rasanya dicintai, ia sadar itu tidak akan pernah mungkin. Mysha membuka laci meja riasnya lalu mengambil foto figura seorang laki-laki yang sedang tertawa lepas kearah lain atau biasa disebut candid.
Satu titik cairan bening berada diatas figura foto itu. Msyha tersenyum kecut, andai saja ia boleh memilih. Ia akan memilih untuk tidak pernah merasakan apa itu mencintai, tetapi sayangnya ia tak bisa memilih karena hatinya lah yang berkuasa.
Mysha mengelus figura foto tersebut.
"Jika dengan pergi aku bisa melupakanmu, aku akan menerima beasiswa itu Ash. Tapi sebelum itu, aku ingin sekali sehari saja menjadi putri disampingmu"
Ya, itu adalah foto Ash yang sedang bersanda gurau dengan para sahabatnya. Siapa lagi kalau bukan Deni, Bobby, dan Bagas.
Mysha menghapus airmatanya lalu tersenyum, ia bertekad akan membuat momen-momen indah bersama Ash walau satu hari saja. Ya, walaupun ia yakin pasti Ash akan menolaknya, tapi tidak ada salahnya bukan?.
Mysha meletakkan kembali figura foto Ash kemudian merebahkan tubuhnya dikasur yang sangat nyaman itu. lama-kelamaan Msyha terjun ke alam mimpi.
***
Pagi-pagi sekali Ash sudah berangkat menuju sekolah dengan mobil Lamborgini merah kesayangannya. Setelah menempuh perjalanan selama 20 menit, Ash memarkirkan mobilnya ditempat yang sudah disediakan pihak sekolah untuk kendaraan pribadi semua siswa.
Ash berjalan menyelusuri koridor sekolah menuju kelasnya yaitu 12 MIPA 4 yang berada dilantai 2 dengan headset yang menyumpal kedua telinga Ash. Kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celana sekolahnya dan betsenandung ria.
Sampai dikelas dengan suasana yang tentu saja masih sepi hanya dirinya seorang yang berada dikelas, padahal ini sudah jam 6.15 dan sekolah masuk pada jam tujuh kurang lima belas. Ck! Memang dasar.
Ash menyeritkan dahi saat sudah sampai ditempat duduk yang biasa didudukinya. Bagaimana tidak? Disana terdapat kotak bekal berwarna biru dan diatasnya ada sticky note yang bertuliskan.
Pangeran jangan lupa dimakan.
Dari, Mysha ❤
Tanpa sadar senyum tipis menghiasi wajah Ash ada rasa hangat menjalar dihatinya, rasa yang hilang beberapa tahun lalu kini kembali lagi. Entah dorongan dari mana ia langsung duduk dan meletakkan tasnya kemudian membuka kotak bekal itu. Aroma masakan langsung menyebar dan memanjakan lidah Ash.
'Sepertinya enak' batin Ash.
Ash menyendokkan satu sendok nasi goreng kemulutnya, mengunyahnya dengan pelan. Saking nikmatnya ia sampai memejamkan mata dan menikmati setiap rasa yang tercap dilidahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Proof [On Going ✅]
Teen FictionDIPRIVATE SECARA ACAK "Apa salah jika aku mencintaimu?" -- Mysha Jauzaa Hadeqeea -- "Salah jika lo mencintai gue! karena gue jijik lihat muka lo!" -- Nash Aldric Verando -- Berasal dari bahasa azerbaijani yang berarti Pembuktiaan. Akankah Mysha memb...