Part3

5.3K 405 39
                                        

Minggu,05.03.2018
Pukul,0:02

👉Arale Ohany@AraleArale


⏳⏳⏳

BYUUUR!

Aaaah!"Aku berteriak dan terlonjak kaget. Aku langsung tebangun dari tidurku. Aku seperti orang linglung. Mengerjapkan mataku dan memperhatikan pria di hadapanku."Aaahhh!!Aku memekik kaget melihat wajah itu, wajah yang kemarin aku lihat.

Pria itu mengepalkan kedua tangannya. Rahangnya pun mengeras."Mengapa kau memandang wajahku seperti itu,heh?!"

Aku menggeleng cepat. Tubuhku berangsur mundur dan segera turun dari ranjang."Mengapa kau menyiramku?"Tanyaku dengan sedikit gugup dan bergetar.

"Kau harusnya sadar diri,nona. Ini sekarang mansionku bukan lagi mansionmu! Jika, kau menginginkan tinggal disini. Kau harus mengikuti semua peraturan di rumah ini! Kau paham?!" Pria itu berkata tegas seraya berjalan semakin mendekat ke arahku. Oh Tuhan! Apa yang akan dilakukannya? Aku takut. Sungguh! Aku pun berjalan mundur seiring langkahnya yang semakin mendekatiku.

Brak!

Aku menoleh cepat memandangi Vas bunga yang terbuat dari kayu ukiran,terjatuh ke atas lantai. Untung saja bukan dari kaca.

Aku membelalak ketika tubuhku membentur dinding. Aku terjebak. Bagaimana ini? Kedua tangannya kini berada disisi kiri dan kananku. Aku belum pernah sedekat ini dengan lawan jenisku. Aku wanita berusia 23 tahun dan aku belum pernah menjalin kasih dengan pria manapun. Aku tipe wanita serius dan tegas. Aku dulu sangat menjaga jarak dengan namanya pria. Tapi, kini disaat aku hidup sebatang kara dan usia yang semakin bertambah. Aku mulai memikirkan seorang pria untuk pendamping hidupku. Tapi, semua itu kini terasa sulit. Beberapa kali aku mencoba berkenalan dengan pria. Namun, selalu berakhir dengan buruk. Terakhir kali Aku berkenalan dengan pria bernama roberto. Ternyata, pria itu pria beristri. Aku nyaris di damprat di kantorku. Untung aku mencegahnya sebelum wanita itu masuk ke dalam kantor.

Aku membulatkan mataku ketika benda kenyal menempel di bibirku. Aku tersadar dari lamunanku dan kini ku tatap wajah setengah buruk rupa yang sedang menciumku.

Apa?menciumku?No! Ciuman pertamaku! aku mendorong dadanya dengan kedua tanganku. Pria itu sepertinya tidak siap dengan doronganku. Sehingga, tubuhnya menjauh mundur. Aku segera berlari ke dalam kamar mandi meninggalkan pria itu.

Sialan!Sialan!Sialan!

Pria itu mencuri ciuman pertamaku.Aku memandangi wajahku di cermin yang ada di toilet. Ku raba bibirku. Semua masih terasa jelas aku rasakan ketika bibir pria itu mencium bibirku. Terasa manis. Aku memukul kepalaku sendiri. What the hell,EL! Mengapa aku berkata begitu? Menyebalkan!

Aku segera melucuti pakaianku. Dan mulai berdiri dibawah shower. Memutar krannya dan air turun mengaliri tubuhku. Lagi-lagi ,bayangan ketika pria bernama Dominic Martinez menciumku muncul di dalam benakku.

Sialan Dia! Sudah mengambil rumahku dengan paksa! Dan kini dia mengambil First kiss-ku.

Setelah membereskan tempat tidurku dan juga menyiapkan sarapan untukku dan juga dominic. Aku bergegas berangkat ke kantor. Pria itu mengijinkanku tetap bekerja. Karena,jika tidak dari mana aku akan mendapatkan makanku sehari-hari?

Aku bekerja di sebuah perusahaan pakaian. Aku bekerja disana dengan posisi kepala gudang. Aku yang mengatur keluar semua pakaian yang sudah siap jual .

Aku berkutat dengan laptop di mejaku. Meneliti semua email yang masuk sejak pertama aku mendudukan diriku di kursi kerjaku.

"Aku membutuhkan tanda tanganmu,Mrs elle."

Aku menaikkan bulu mataku dan menurunkan sedikit kacamataku. Menatap pria di hadapanku yang menyodorkan sebuah berkas ke meja kerjaku. Aku menarik berkas itu dan mulai membubuhkan tanda tanganku disana.

"Mrs, Apa kau ada waktu di akhir pekan?" Tanyanya dan suaranya terdengar sedikit ragu.

"Kau mencoba menggoda atasanmu?" Tanyaku ketus. Aku menurunkan kacamataku dan kembali menatap layar laptop.

"Aku ingin mengajakmu dinner, Mrs. Jika tidak keberatan. Ku dengar kau belum memiliki pasangan. Makanya, aku memberanikan diri untuk mengajakmu kencan Mrs."

Sepertinya pria bernama Elroy itu baik. Dia tampan dan penampilannya cukup keren. Dia itu partner kerjaku. Posisinya sama sepertiku yaitu di bagian kepala gudang. Namun, di line berbeda.

"Baiklah," Jawabku dengan pelan. Aku menatap pria itu. Memperhatikan raut wajahnya yang tampak sumringah. Apa maksudnya?pikirku

Pria itu meminta nomor ponselku setelah itu pergi dari ruanganku.

Pekerjaanku hari ini tidak terlalu banyak.Aku pulang dari kantor pukul3 sore.

Dengan malas aku membuka gerbang halaman rumahku. Aku berjalan dan membuka pintu utama rumah.

Aku melihat Dominic Martinez dan asistennya itu.Mereka serempak memandangiku. "Sudah pulang?" Tanya si lumba-lumba padaku.

Aku mengabaikan pertanyaannya yang menyebalkan. Aku berjalan melewati mereka dan memasuki kamarku.
Dominic Martinez menggeram. Ia mengepalkan kedua tangannya. Dia beranjak dari kursi dan memandangiku. Aku tidak perduli. Aku lelah.

Aku membuka satu persatu kancing kemejaku dan mengaitkannya di pengait. Aku meraih kaos berwarna putih di dalam lemariku. Aku berbalik dan hendak duduk di ranjang. Aku terlonjak melihat Martinez sudah berdiri di dalam kamarku. Aku dengan segera memakai kaosku."Bisa tidak kau mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam kamarku? Kau sangat tidak sopan Tuan Martinez!"

"Mengetuk pintu? Di rumahku sendiri? Kau lucu sekali, nona!"

"Mengapa kau tidak tertawa jika merasa aku lucu,Heh? Aku mengangkat sedikit wajahku seperti menantangnya. Dengan tidak kuduga dia menarik lenganku hingga tubuhku yang sebatas dadanya menubruk dada bidangnya. Aku mendongak menatap wajah pria itu. Aku sedikit bergetar melihat guratan-guratan luka di sebelah wajah kirinya. Aku takut. Apalagi, dengan ekspresi marahnya itu. Dia seperti monster. Dia begitu menyeramkan. "Lepaskan tanganku!" Seruku pelan dan lebih terdengar seperti berbisik.

Bukannya melepaskan cekalannya. Dia malah melingkarkan kedua tangannya di pinggangku. Menarik tubuhku hingga menempel dengan tubuhnya.Kedua tanganku mencoba mendorong dadanya. Tapi, tenagaku tidak cukup kuat untuk melepaskan pelukannya. "Apa yang kau lakukan,Tuan Martinez? Lepaskan!

" Aku tahu tentangmu Nona elle. Kau wanita lajang dan belum pernah menjalin kasih dengan pria manapun.Kenapa? Pasti kau gugup ya, berdekatan denganku mengingat popularitas dan kekayaan yang aku miliki." ucapnya dengan percaya diri.

Aku menarik sedikit ujung bibirku. Bukan mencemooh hanya sedikit menyadarkannya dari mimpi. Kesadarannya harus ingat jika saat ini popularitas nya sedang meredup dan kekayaannya telah menghilang. "Popularitas mana yang kau bicarakan?dan juga kekayaan mana tuan Martinez? Jika kau kaya seharusnya kau tidak mengambil rumahku ini. Aku akan melunasi hutang ayahkku sedikit demi sedikit."

Pria itu mengetatkan rahangnya. Wajahnya mengeras. Aku bisa melihatnya dan merasakannya. Apalagi, lingkaran kedua tangannya di pinggangku semakin erat. Aku hampir kehabisan nafasku. Dia mendekapku sangat kuat. Aku memalingkan wajahku ke samping. Aku tidak kuat memandang wajahnya yag terdapat luka itu.

________________________________

Jangan lupa tekan Bintang ya guys... FOLLOW me juga

👉Arale Ohany @AraleArale

My Instagram: araleohany

Trims.

TIARABELLE & THE BEASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang