Jangan Lupa VOTE!
Jangan Lupa FOLLOW ME:
AraleAraleTks.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Aku terperanjat bangun dari tidurku. Ku usap peluh yang bercucuran di dahiku yang bermimpi buruk. Aku melebarkan pupil mataku mencari letak ponselku. Kamarku sangat gelap. Diluar hujan turun begitu deras seiring petir yang berbunyi cukup memekikkan telinga dan menakutkan. Kau tahu Seattle? Kota ini memang terkenal dengan sebutan kota hujan.Selain, sebutannya adalah kota zamrud.
Akhirnya aku dapat menemukan ponselku. Aku mulai menyalakan batreinya. Apakah mati lampu? Aku memberanikan diri keluar dari kamarku. Kenapa semua ruangan tampak gelap? Aku melirik kamar dominic yang terletak diujung lorong. Lalu aku beralih memandangi kamar hanson. Apa aku harus membangunkannya dan meminta bantuan? Aku benar-benar takut.
Langkah kakiku melewati kamar hanson. Aku malah berjalan mendekati kamar dominic. Entah mengapa aku ingin kesana. Samar-samar aku mendengar rintihan kesakitan.
Percayalah! Jantungku saat ini berdetak sangat kencang. Jemari-jemariku mulai terasa dingin. Perlahan satu tanganku memutar kenop pintu kamar dan terbuka. Tumben sekali pria itu itu tidak menguncinya?
Aku meneguk salivaku. Suara rintihan kesakitan semakin jelas terdengar. Aku melangkah mendekati ranjang king size yang ada disana. Tapi,kosong. Dominic tidak ada ditempatnya. Aku arahkan senter lampu di ponselku ke dekat jendela. Ada seseorang. Aku memutari ranjang dan mendekatinya.
"Apa yang kau lakukan?!" Teriaknya seraya dengan cepat mendorongku ke ranjangnya. Ponselku terlempar entah kemana.
"Aaargh!" Aku berteriak ketakutan. Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku. Itu dominic dan dia terlihat sangat kacau juga mengerikan. "Ja-jangan Sakiti aku!" Pintaku dngan terbata. Tapi,pria itu malah memelukku dengan erat. "Jangan pergi,Aku membutuhkanmu." Pintanya dengan sendu. Aku sedikit kaget mendengarnya.
"Dom."Aku mendesiskan namanya pelan. Bermaksud agar ia segera bangun dari atas tubuhku. Aku sangat tidak nyaman dalam situasi saat ini. Aku mendorong sedikit dadanya. Oh,Ya ampun tonjolan-tonjolan otot dadanya begitu terasa di jemariku. Otot yang begitu kuat dan pasti ... Aku merutuki diriku dalam hati. Untuk apa aku membayangkan otot dada milik pria itu.
"Jangan tinggalkan aku."Rintihnya dan aku pun mengurungkan niatku.
Aku memberanikan diri mengusap punggungnya. Dominic sangat berbeda dengan biasanya. Dia terdengar sangat rapuh dan terluka. Aku tahu pasti sangat berat kehilangan istri dan kedua anak tercintanya. Mungkin,hujan membuatnya mengingat mereka.
"Jangan pergi kumohon,Kath!" Rintihnya kembali dan kali ini menyebutkan nama seorang wanita. kath?Apakah nama istrinya?"Aku Tiarabelle,dom." Sahutku pelan seraya tangan yang terus mengusap punggungnya. Namun,rupanya ia mendengar dan segera merenggangkan pelukannya lantas menatapku dengan tajam.
"Apa yang kau lakukan di kamarku?" Tiba-tiba saja ia bertanya dengan sedikit menggeram. Aku spontan menghentikan tanganku yang mengusap punggungnya.
"A-Aku.. Aku mendengar rintihanmu. Makanya,aku datang ke kamarmu. Kau kenapa?"Tanyaku sedikit takut dengan ekspresi wajahnya.
Dominic tidak menjawabku. Ia bangkit dari atasku lalu duduk disisi ranjang."Maaf,Jika aku membuatmu ketakutan."Ucapnya. Dia tampak memijit-mijit kepalanya. Apakah dominic sakit. Aku pun bangkit dan meraih gelas air diatas nakas lantas menyodorkan nya ke arah dominic. "Minumlah!" Ujarku dan dominic menatapku sesaat sebelum akhirnya ia mengambil alih gelas air dari tanganku."Merasa lebih baik?" Tanyaku ragu.Pria itu mengangguk. Tapi, tidak mengucapkan terimakasih. Baiklah dia memang begitu. Aku memakluminya."Sedang apa kau di kamarku?"Tanyanya sekali lagi

KAMU SEDANG MEMBACA
TIARABELLE & THE BEAST
FantasyLegenda yang semua orang tahu kisah tentang seorang gadis cantik yang terjebaak di sebuah kerajaan dimana rajanya memiliki wajah yang buruk.... Tapi, kisahku yang satu ini terjadi di zaman ini. Cerita seorang gadis yang terjebak karena kelicikan seo...