Pagi dengan rintikan air hujan yang turun dari langit membasahi aspal. Variel mengendarai mobilnya dengan ditemani lagu yang berasal dari radio. Seperti biasa ia selalu mendengarkan radio ketika berangkat sekolah dengan volume yang tidak begitu keras.
Jari-jarinya mengetuk pada setir yang dipegangnya saat lampu lalu lintas berubah menjadi merah. Cukup lama menunggu lampu lalu lintas berubah menjadi hijau. Sesaat kemudian lampu berubah menjadi hijau. Ia kembali menjalankan mobilnya.
Jalannan kali ini tidak begitu padat. Variel dapat mempercepat laju mobilnya tanpa ragu.
Di sisi lain, Gio masih terbaring di atas kasurnya. Alarm miliknya sudah berbunyi dengan sangat keras. Namun, itu tidak berhasil membangunkan Gio.
Kamar yang tidak begitu besar, di dalamnya hanya terdapat kasur, meja belajar, lemari, gitar, dan berbagai poster yang tertempel di dinding. Kamarnya bertemakan hitam putih. Rata-rata barang miliknya berwarna hitam.
Tepat pukul 06.30 Gio terbangun dari tidurnya, ia tidak takut terlambat berangkat sekolah. Ia hanya menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya kembali. Lalu, ia membawa tubuhnya menuju kamar mandi.
Sekitar 15 menit Gio berada di kamar mandi dan selesai memakai seragam sekolah. Ia mengambil ponselnya dan duduk dekat meja belajarnya. Walaupun beberapa menit lagi gerbang sekolah akan di tutup Gio tetap santai memainkan ponselnya. Ia mengambil earphone di atas meja belajarnya dan dipasangkan di kedua telinga miliknya. Diambilnya sebuah pulpen di dalam laci meja belajarnya dan dimasukkannya ke dalam tas miliknya.
Digendongnya tas hitam miliknya. Yang hanya berisikan dua buah buku tulis dan satu pulpen. Ia selalu membawa dua buku, pikirnya jika salah satu bukunya dikumpul ia masih punya satu buku lainnya, tapi jika dua-duanya dikumpul, Gio meminta kertas kepada teman sebangkunya. Namun, ia sengaja membawa satu pulpen. Satu pulpen pun tidak bisa dijaganya. Jika ia menyimpan pulpen di atas meja saat istirahat, sudah tidak ada harapan lagi pulpennya akan tetap di atas meja. Ia tidak pernah membawa pulpen yang dibawanya kembali pulang.
Diambilnya kunci mobil miliknya yang ada di lantai. Entah kenapa kunci mobilnya bisa tergeletak di atas lantai. Seingatnya ia menyimpan di atas kasur, tepat di samping bantalnya. Siapa yang menjatuhkan kunci mobilnya atau tangannya sendiri yang menjatuhkannya?
Gio menunggu lift yang ada di hadapannya terbuka. Gio tinggal di sebuah apartment miliknya. Sejak ia memasuki SMA ia lebih memilih meninggalkan rumahnya dan tinggal di apartmentnya sendiri. Saat pintu lift terbuka, ia memberikan jalan untuk orang yang keluar dari dalam lift yang ditunggunya.
Matanya terpejam, kedua tangannya berlipat di depan dadanya. Kedua telinganya masih tersumpal earphone yang sejak tadi dipasangkannya. Dalam lift hanya terdapat Gio tidak ada siapa pun. Gio memikirkan apa yang terjadi pada dirinya. Ia tidak mengerti dengan hidup yang dijalaninya. Orang yang ia kira tidak akan pernah ditemuinya lagi, sekarang datang dan tidak mengenalnya. Putus cinta lebih sakit dari orang yang kita sayangi tidak mengingat kita.
Ting....
Gio langsung membuka matanya setelah mendengar suara tersebut yang berarti dirinya sudah sampai di basement, tempat ia memarkirkan mobilnya. Ia langsung membuka pintu mobilnya. Dilihatnya sebotol Vodka yang tergeletak di atas kursi depan tepat di samping kursi yang tengah diduduki oleh Gio botol tersebut hanya berisi setengahnya. Ia tersenyum melihat botol tersebut masih ada di dalam mobilnya dan membiarkannya.
Dijalankan mobil sedan berwarna hitam miliknya. Matanya lurus memandang jalanan yang dipenuhi berbagai kendaraan. Gio melihat arloji yang melingkar di tangan kanannya yang menunjukkan pukul 07.40. Tidak usah ditebak lagi, sudah pasti ia bakal telat dan lagi-lagi kena ocehan dari satpam dan wali kelasnya-Pak Haris.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Memories
Teen Fiction[ON GOING] "Lo bukan suatu kebahagian yang hilang dari gue" ucap Variel dengan tatapan tajamnya. "Lo akan tau semuanya" balas Gio sambil menatap dalam-dalam mata indah seorang perempuan dihadapannya. "Siapa lo sebenernya dan apa yang lo tau dari g...