Pemandangan yang jarang dilihatnya. Pemandangan yang menampilkan anak kelas 11 bermain basket. Mungkin karena Variel jarang dan hampir tidak pernah keluar saat istirahat, membuatnya sedikit tertarik untuk menonton, walaupun hanya dari depan kelasnya yang berada di lantai dua.
Tidak hanya dirinya yang sedang menonton pertandingan basket, banyak teman sekelasnya maupun dari kelas lain baik itu cewek dan cowok. Para cewek-cewek meneriaki cowok yang menggunakan baju berwarna biru dengan nomor punggung delapan, boleh diakui cowok itu memang ganteng, tapi tindakan cewek-cewek yang berada di sekitarnya berlebihan. Sedangkan para cowok selalu menyalahkan pemain yang gagal memasukan bola ke dalam ring.
"Waw.. Waww... Seorang Variel Airinita akhirnya keluar kelas juga" ucap Nita menghampiri Variel yang tengah berdiri di depan kelasnya sambil menonton basket.
"Lo kira gue gak pernah keluar" sahut Variel tanpa melihat temannya yang berdiri tepat di sampingnya.
"Biasanya kan lo diem di kelas ngeremin telor yang gak netas-netas."
Variel menghiraukan apa yang diucapkan oleh Nita. Ia hanya melihat adik kelasnya yang kini sedang bermain basket. Menurutnya lebih seru nonton langsung di lapangan seperti orang-orang yang melingkari lapangan. Namun, terlalu malas untuk dirinya menuruni tangga kemudian saat bell istirahat selesai ia harus segera menaiki tangga.
"Va, liat deh si Daffa," Nita menunjuk salah satu orang yang sedang bermain basket yang menggunakan baju biru yang bernomor punggung delapan. "Gila, ganteng amet tuh anak." ucap Nita kegirangan karena cowok itu menoleh ke atas.
"Biasa aja."
"Ya ya ya, lo bilang biasa aja. Soalnya lo kan udah deket sama si GIO" goda Nita sambil mencolek pinggang Variel.
"Apaan sih? Gak usah sebut namanya. " kata Variel tanpa melihat wajah Nita."Ooo.... Gitu lo sekarang, bilang aja napa kalo lo suka. Tadi pas istirahat pertama doi lo nyamperin ke kelas segala" walaupun Nita tidak ada di TKP Nita selalu tau tentang apa pun yang terjadi di sekolahnya.
"Ish... Apaan sih lo?" muka Variel memerah.
"Ciee... Blushing. Variel gue udah kenal sama yang namanya jatuh cinta" Nita mencolek-colek tubuh Variel yang membuat Variel jadi geli.
Nita terus saja berbicara tentang Gio yang mendatangi kelasnya. Tanpa berhenti. Variel mengacuhkan semua yang diucapkan Nita. Sesekali Variel berpikir apakah diri punya hubungan dengan Gio di masa lalunya? Karena menurutnya saat Gio menemuinya, Gio merasa tidak canggung berbeda dengan Variel. Apa Gio orangnya sangat welcome dengan siapa pun?
Kali ini Variel tidak ingin memikirkan tentang siapa itu Gio, atau apa pun. Kali ini ia hanya ingin menikmati pertandingan basket yang sedang ditontonnya.
¤¤¤
Di dalam kelas yang tidak begitu di penuhi oleh murid-murid. Karena mereka sibuk menonton pertandingan basket. Namun, tidak untuk Gio. Ia lebih memilih untuk diam di kelas ditemani buku bagian belakangnya yang selalu setia menjadi luapan emosinya.
We always together untill you gone and i don't know where you are. I miss you when you stay with me. I miss you when you gone. I don't know what happen tomorrow with us. I just have you just you no more. But now you kill me when i met you again. I miss your past.
Itulah yang ditulis Gio dengan gaya tulisannya yang menyerupai tulisan dokter yang memberikan pasiennya resep. Dengan tulisan-tulisan itulah yang dapat membuat perasannya sedikit tenang. Berbeda dengan orang lain yang biasanya curhat kesana kemari mencari solusi, Gio hanya membutuhkan buku bagian belakangnya dan pulpen atau ia membutuhkan sesuatu yang dapat dihancurkannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Memories
Teen Fiction[ON GOING] "Lo bukan suatu kebahagian yang hilang dari gue" ucap Variel dengan tatapan tajamnya. "Lo akan tau semuanya" balas Gio sambil menatap dalam-dalam mata indah seorang perempuan dihadapannya. "Siapa lo sebenernya dan apa yang lo tau dari g...