"Cukup" telah kabur dariku. Dia berlari terlalu cepat. Walaupun sudah kukejar ke atas gunung, sudah kususul ke tengah laut, sudah kucari ke setiap ramai, kuselidiki di tiap sepi. Dia selalu lebih cepat.
Aku selalu ingin menjadi lebih dari pada orang yang aku kenal. Aku tidak percaya aku bisa bahagia hanya dengan tegak di atas gunung. Aku harus tahu gunung mana yang paling tinggi. Aku tidak puas dengan berenang ke tengah samudera, aku harus menyelam sampai aku tahu dimana titik yang paling dalam. Aku tidak pernah mencintai, karena rasa tidak bisa dikatakan cinta tanpa ketulusan yang tertinggi. Dan aku belum pernah menemuinya.
Aku tidak tahu apa yang aku cari. Entah rasa puas, entah pengakuan, entah pembenaran, atau bisa jadi diriku sendiri. Tapi hidup tidak semulus pipi boneka porselen. Jalanan tidak selancar tol antar kota di Amerika. Takdir menyuguhiku liku dan permukaan segila daratan bulan. Sebergejolak hati wanita di setiap siklusnya.
Tapi, waktu tidak bisa berjalan mundur. Tidak ada tempat memutar balik setelah memilih persimpangan. Satu-satunya pilihan adalah tetap berjalan karena bagiku stagnasi artinya mati.
Setiap tikungan menghadiahiku pelajaran. Hidup ini seyogyanya adalah kumpulan pemahaman. Kertas putih suciku pelan-pelan terisi titik-titik menyusun sebuah gambaran. Sesuatu yang memberikan arti yang menjelaskan diri ini.
Mungkin aku butuh memetik sedikit rasa percaya di suatu tepi. Barangkali aku harus menyisakan lebih sedikit iri di sakuku. Atau, seharusnya Cukuplah yang seharusnya memelankan lajunya. Agar dapat kukejar, agar aku dapat beristirahat sejenak dari perjalanan ini.
Tidak ada yang tahu apa yang akan mendekatkanku dengan cukup. Mungkin suatu saat akan ada orang yang memberikanku sebuah pengetahuan. Atau akan ada kejadian yang akan menghadiahiku kesadaran. Atau waktulah yang akan mencabut hakku atasnya dan ia akan berhenti pada perspektifku.
Selama tanda tanya itu belum berubah menjadi titik. Sebelum kalimat itu berakhir lengkap. Aku tidak akan bisa mengeram dalam stagnasi, akan selalu ada langit yang ingin kuseka, daratan yang kujelajah, ataupun kembang yang ingin kutelusur. Akan selalu ada lagi dan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Word Salads
Short Story#1 Prosa - 19/9/18 #6 Puisi - 24/9/18 Sayur mayur kata yang dibalut saus musikal. Sebuah daftar putar berisi musik melankolis dan cerita (sedikit) muram. Musik-musik dalam cerita ini milik penciptanya masing-masing. Aku hanya menuliskan cerita-cerit...