Here's the author note :
untuk para readers yang masi setia membaca cerita ini. melihat banyaknya respon positif yang masuk ke cerita ini entah mengapa membuat aku terdorong untuk menulis lagi, maaf kalau beberapa cerita aku gantung gitu aja karena hasrat / bakat menulis ini juga ide terhenti begitu aja. selain karena kegiatan yang padat beberapa bulan belakangan ini dan yang akan mendatang aku memang gabisa seaktif dulu, walaupun masi suka berkeliaran di wattpad tapi ide buat nulis ga pernah berkeliaran lagi huhu. intinya aku cuma mau minta maaf karna suda menelantarkan kalian para readers kesayangan aku😭 maafkan author yang tidak bertanggungjawab ini!
*****
Ada beberapa hal yang mungkin membuat Sungjae masih bisa bertahan hidup sampai saat ini. Apalagi kalau bukan yang namanya keberuntungan. Penyakit thalasemia yang ada ditubuhnya ini bisa saja membunuhnya entah kapanpun itu tapi itu bukan alasan untuk tidak membayar rasa bersalah ini.
Hari ini, Sooyoung berkata bahwa dia tidak bisa bertemu dengan Sungjae karena dia sudah janji duluan dengan Taehwan. Sungjae mohon jangan sedikit pun kalian berpikiran buruk tentang Sooyoung karena sebenarnya keadaan yang membuat hubungan mereka serumit ini. Kalau orang lain tidak tahu apa yang sebenarnya mungkin mereka mengira baik Sungjae ataupun Sooyoung ada di posisi yang salah tapi kenyataannya mereka saling mencintai, sedangkan Sooyoung pada Taehwan bukan sesuatu.
Sungjae ingin egois, sungguh. Tapi apa itu bisa menjamin kalau Sungjae bisa tetap hidup dengan penyakit yang terus menggerogoti dan merusak tiap organ tubuhnya? Tidak ada jaminan kalau dia akan hidup sehat dan tidak ada jaminan sampai kapan ia akan terus hidup.
"Bagaimana kabarmu?" Tanya Yoochun yang pagi ini menemani Sungjae check-up ke rumah sakit.
Sungjae memasang seatbeltnya, "Baik, seperti yang bisa Hyung lihat."
"Kalau kau baik-baik saja kau tidak perlu check-up begini lagi." Cibirnya membuat Sungjae meringis kesal.
"Omong-omong kenapa Hyung tumben menghubungiku duluan, kukira Hyung sudah membenciku."
"Justru karena itu aku menghubungimu karena ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu."
"Tentang apa?"
"Menurutmu?"
Sooyoung.
"Bukannya aku ingin memupuskan harapanmu dan membuat kedatanganmu sia-sia tetapi kudengar Taehwan akan mempercepat hari pernikahannya dengan Sooyoung. Bulan depan mereka akan menikah dan yang aku tahu Sooyoung sudah mengetahui rencana ini sejak satu minggu lalu, aku tidak tahu adikku ini sudah memberitahumu atau belum tapi aku hanya ingin bilang kalau hentikan semua ini Sungjae sebelum apa yang kau lakukan selama ini semakin sia-sia."
Sooyoung akan menikah dengan Taehwan?
"A-aku tidak mengerti apa yang Hyung katakan."
"Berhenti Sungjae. Tinggalkan semua hal yang ada di masa lalu karena sekarang Sooyoung sudah bersama Taehwan. Dari awal kedatanganmu aku yakin akhir dan awalnya akan sama saja, Sooyoung dan kau tidak pernah bisa ditakdirkan untuk bersama karena kenyataannya kalian hanya akan menyakiti satu sama lain walaupun beribu cara kalian coba untuk tetap bersama."
"Bagaimana kau tahu itu Hyung? Bahkan aku baru mau mulai mencoba dan saat semuanya sudah mulai berjalan kau malah mengatakan hal itu?" Sungjae mendengus, "Menyakiti harga diriku kau tahu?" Katanya bercanda namun serius.
Yoochun mengangkat bahunya, "Aku hanya ingin kalian tidak menyakiti diri kalian masing-masing. Sooyoung adik kandung kesayanganku dan kau sahabat terbaikku. Aku hanya tidak mau kehilangan salah satu dari kalian." Terlihat raut wajah Yoochun yang sendu namun karena pembawaan Yoochun yang tegas ia bisa menutupi itu semua, tapi bukan dihadapan Sungjae. Pria itu terlalu mengenal Yoochun.
KAMU SEDANG MEMBACA
REMEMBER THAT. [ ON HOLD]
FanfictionAfter all this time, i still love her like I did before. It hurts, yes it's fuckin hurt. I try to not think of her, as best I could do. Then, there's a point when all i could do is think of her, remind all of those things we had done and we should d...