Bab. 10

3.9K 284 5
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu tiba, Perang besar antara ketiga negara akan segera dimulai. Baik Cao Cao maupun Liu Bei telah bersiap diri untuk maju ke medan perang, Lu Bu dan pasukannya sendiri masih dengan santainya berdiam diri di markas. Entah apa yang dipikirkan Lu Bu kali ini,

"Yang Mulia..", Xia Ling berlarian kecil kearah Liu Bei yang menunggangi kuda dengan memakai jirah perangnya.

Liu Bei tersenyum, tanpa merasa malu dia mengangkat Xia Ling ke atas kuda, duduk bersamanya. "Ya---Yang Mulia, jangan begini. Banyak yang melihat!", Protesnya berusaha turun. Namun pria itu justru melilitkan tangannya ke perut Xia Ling, mengeratkannya hingga wanita itu tidak dapat lagi berkutik.

"Kenapa kau malu? Mereka juga tidak melihat, lihat~ mereka semua menundukkan kepala. Lagipula, jika mata tercipta bukan untuk melihat lalu untuk apa?", Balas Liu Bei tidak mempedulikan bentuk protes dari Xia Ling kepadanya.

Wanita itu mendengus pasrah, membiarkan Liu Bei merapatkan tubuhnya. Menghirup aroma menyenangkan dari tubuh Xia Ling, Liu Bei kemudian bergumam ditelinga Xia Ling, berkata : "Aku akan segera kembali, tunggu aku pulang. Xia Ling..",

Xia Ling mengangguk, kemudian dengan bantuan pelayan, dia turun dari atas kuda Liu Bei. Memperhatikan bagaimana dengan gagahnya, Liu Bei memimpin pasukannya, memberi arahan dan memulai perjalanan menuju ke arena perang bersama dengan pasukan-pasukannya. Xia Ling tidak rela, entah kenapa perasaannya tidak enak hari ini. Mata kanannya terus saja berkedut, konon, kata orang jika mata kanan berkedut menandakan akan terjadi sesuatu, atau ada sebuah firasat akan terjadinya sesuatu.

"Tidak", Xia Ling mengelengkan kepalanya. Mencoba menyadarkan diri sendiri, bahwa hal itu hanya mitos, dan belum tentu kebenarannya. Hanya bisa berdoa pada sang pencipta di atas, memberikan Liu Bei keselamatan. Tidak peduli apa itu menang atau kalah, selama dia pulang dengan selamat itu sudah cukup bagi Xia Ling.

Kini semua telah berkumpul di arena perang, ketiga kubu terlihat saling melemparkan pandangan curiga dan waspada. Tidak ada yang tau strategi seperti apa yang akan digunakan ketiganya, yang pasti pemenang dari perang ini masih terlalu awal untuk diprediksi. Ditambah, ketiga kubu merupakan orang hebat dalam dunia perang. Tidak diragukan lagi, Liu Bei dikenal sebagai pribadi yang bijaksana, dihormati oleh hampir seluruh rakyatnya. Belum lagi, kepeduliannya terhadap rakyat.

Cao Cao, Ia dikenal sebagai pemikir ulung, ahli strategi dan juga ahli perang. Ia bernama lengkap Cao Mengde, juga dipanggil sebagai Cao A Man yang merupakan nama kecilnya. Karier politiknya dimulai dengan ikut memadamkan Pemberontakan Serban Kuning yang mengancam legitimasiDinasti Han di masa-masa akhir dinasti tersebut. Setelah berhasil memadamkan pemberontakan tersebut, ia diberikan jabatan dan kemudian mengambil kesempatan tersebut untuk menguasai Prefektur Qingzhou. Ia kemudian memperkuat diri sendiri dengan membujuk bekas anggota pemberontak Serban Kuning untuk bergabung di dalam tentara pribadinya.

Tahun 196, ia menerima dan memberikan perlindungan kepadaKaisar Han Xiandi yang pada saat itu mendapat ancaman. Namun kemudian malah menyandera kaisar dan meminjam kesempatan ini untuk menaklukkan beberapa jenderal perang di sekitar wilayah Xuchang yang merupakan pusat kekuatannya.

Kemenangan terbesarnya adalahPertempuran Guandu menaklukkanYuan Shao yang pada saat itu merupakan jenderal perang terbesar di wilayah utara Tiongkok. Setelah penaklukan itu, ia resmi menjadi perdana menteri dan berhasil mempersatukan Tiongkok utara. Semenjak itu dia menjadi orang yang paling ditakutkan dalam sejarah cina.

"Sepertinya, kau telah menyusun rencana yang sempurna heh, Lu Bu? Bahkan berani terlambat datang ke medan perang, bersyukurlah kami tidak memulai perang terlebih dahulu. Atau---", Cao Cao yang berbicara berhenti sejenak. Dia menatap Lu Bu dengan tatapan menghina, "Kau sengaja ingin pasukanku dan pasukan Liu Bei saling membinasakan hingga tersisa sedikit, kemudian kau akan datang dengan pasukanmu dan menyerbu kami bukan? Kau sangat licik, Lu Bu!",

Lu Bu, yang dibicarakan hanya bisa tertawa sinis. Dia kemudian berbisik dengan Hou Cheng, 'Apa kau sudah melaksanakan yang kuperintahkan?' Bisik Lu Bu pada Hou Cheng yang mengangguk dengan penuh waspada.

"Jangan banyak bicara, Cao Cao. Kenapa kita tidak memulai saja, kita tidak akan tau siapa yang menang pada akhirnya. Dan berhenti mengatakan seolah aku adalah orang yang jahat, Cao Cao. Pikirkan dirimu sendiri, jangan kira kau itu bersih dari dosa..", Lu Bu berujar dengan lantang.

Liu Bei sebenarnya terlalu malas untuk ikut kedalam percakapan 'unik' kedua orang itu, baginya lebih baik berfokus pada perang dan mengambil kemenangan dari pada memperovokasi orang lain. "Omong kosong dikurangi, mulai!!!", Teriak Cao Cao secara tiba-tiba. Pasukannya ikut berteriak, berlarian sambil membawa pedang, panah dan busur, beberapa menunggangi kuda yang memiliki keunikannya tersendiri.

Peperangan dimulai, ketika itu, Xia Ling bersama pelayan yang tadi membantunya untuk turun dari kuda Liu Bei berjalan-jalan di sekitar taman.

"Nyonya, anda pasti sangat khawatir dengan Yang Mulia Liu Bei..", Ujar Pelayan perempuan itu.

Xia Ling mengangguk, dia terus berjalan. Tanpa bicara sedikitpun, "Kenapa kau memanggilku Nyonya? Yang lain memanggilku Nona Xia Ling..", Kali ini dia akhirnya berbicara. Pelayan itu berhenti melangkah, kemudian dia membungkuk seraya memberi hormat kepada Xia Ling.

"Nyonya, ini adalah perintah Yang Mulia Liu Bei. Selain itu, bukankah anda dan Yang Mulia akan segera menikah? Berarti sudah sepantasnya saya memanggil anda Nyonya bukan?", Jelas Pelayan itu penuh kesopanan. Dia kemudian terlihat berpikir sejenak, membawa Xia Ling ke suatu tempat yang dikatakannya menyenangkan.

Xia Ling semakin merasa tidak nyaman, entah karna apa itu. "Kau mau membawaku kemana?", Tanyanya pada pelayan itu yang kemudian berhenti lagi dan berdiri di depan sebuah bangunan kecil menyerupai kuil.

Ini, kenapa terasa tidak asing?? Batin Xia Ling bertanya-tanya.

"Nyonya, dikatakan dulu disini jika kita memohon sepenuh hati untuk seseorang yang kita cintai, permohonan kita akan terkabulkan. Kenapa Nyonya tidak berdoa untuk keselamatan Yang Mulia Liu Bei saja?", Pelayan itu memberikan saran pada Xia Ling. Dan tentu saja, sebagai seseorang yang mencintai Liu Bei, meski dia sendiri belum terlalu yakin apa yang dilakukannya adalah hal yang dibenarkan, mengingat kembali, Xia Ling berasal dari masa depan, dan Liu Bei adalah tokoh terkenal masa lalu. Bagaimana bisa dia bersamanya?

Tapi Xia Ling memilih untuk menepis hal itu, tidak ada yang lebih penting dari keselamatan pria itu bagi Xia Ling sekarang ini. "Baiklah, ikut denganku untuk berdoa bersama..",

Ketika Xia Ling berjalan melewati sebuah pohon besar dengan seutas tali melingkar di tengah-tengah batangnya, langit tiba-tiba saja mendung, awan hitam menutupi seluruh langit, namun anehnya, hanya pohon besar itu yang tidak tertutupi oleh awan. Ditambah, muncul cahaya dari pohon itu. Dengan bayangan aneh dari dalam cahaya itu, seolah sedang mengambarkan sesuatu.

"Aku membencimu! Kau bilang akan menikahiku, kau bilang akan segera melamarku dan menemui kedua orang tuaku. Tapi nyatanya apa? Kau berselingkuh dibelakangku, aku membencimu!!!",

"Tidak tunggu---",

Itu..aku?

Ya, aku ingat. Pria brengsek itu berselingkuh dibelakangku, bahkan menghamilinya.

Setelah ini aku berlari kearah yang tidak kukenal, aku---aku pergi ke sebuah tempat, disana ada sebuah kuil, dan pohon ini!

Ya, pohon ini-lah yang membawaku kemari. Membawaku ke masa lalu, tapi untuk apa?

"Xia Ling!!!",

"Xia Ling kau dimana nak???",
Suara itu, Ayah..Ibu!!!

Bruk!!!

Xia Ling yang masih berada di dunia masa lalu, merasa seseorang baru saja mendorongnya. "Kau!", Xia Ling memekik. Matanya menangkap senyuman berupa seringaian diwajah pelayan itu,

"Jangan salahkan saya, Nyonya. Anda bukan berasal dari sini, anda tidak seharusnya berada disini. Saya hanya membantu anda kembali ke tempat seharusnya, tidak perlu berterima kasih pada saya, Nyonya..",

Tbc.

Apakah Xia Ling akan berpisah dengan Liu Bei? :V aku jahat banget kan

[COMPLETE] Liu Bei's WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang