Bab. 2

7.6K 566 11
                                    

Dengan seorang pria gagah dengan pakaian yang menurutnya aneh berdiri tepat dihadapannya, wanita yang terus saja berteriak meminta dibebaskan sejak dari tadi ketika dia tersadarkan diri dari tidur singkatnya atau lebih tepatnya pingsan. 

"Aku--", 

"Dimana? Dimana wanita aneh itu???", Baru saja Liu Bei akan mengungkapkan siapa dirinya pada wanita dihadapannya yang masih menatapnya heran namun kini telah beralih kearah belakangnya dimana seorang pria dengan badan yang cukup besar berbalutkan jirah perang berwarna hijau yang tidak kalah uniknya dibandingkan yang dikenakan oleh Liu Bei.  

"Zhang Fei?", Liu Bei memanggil nama pria itu dengan heran. 

Zhang Fei  menoleh pada Liu Bei yang menatapnya binggung, pria itu segera memberi tanda penghormatan pada Liu Bei yang merupakan seorang Kaisar dari tempat dimana dia berdiri saat ini. "Hormatku pada kakak..", Ujarnya membungkukkan badan dan menjulurkan kedua tangan yang kemudian saling ditindihkan dimana telapak kanan ditempatkan pada bagian telapak tangan kiri bagian atas. 

Zhang Fei (Zhang Yide) berasal dari daerah Zhuo dan telah berteman dengan Liu Bie dan Guan Yu sejak muda. Guan Yu yang lebih tua beberapa tahun menjadi kakak angkat Zhang Fei. Liu Bei bergabung di bawah komando Cao Cao saat penaklukkan Lu Bu. Pada masa itu, Zhang Fei mengikuti Liu Bei ke Xu Du, dan diangkat menjadi Zhonglang Jiang. Di kemudian hari, Liu Bei meninggalkan Cao Cao untuk bergabung dengan Yuan Shao, lalu Liu Biao.

Liu Bei berhasil mengamankan Jiangnan dan menunjuk Zhang Fei sebagai gubernur Yidu dan memberinya gelar Zhenglu Jiangjun (Jenderal yang Menaklukkan Pemberontak) dan Marquis Xinting. Tak lama kemudian, dia dipindahkan ke Nanjun.

[Info diatas berdasarkan Informasi dari Wikipedia]

Wanita yang sejak tadi diam itu hanya bisa bergumam heran, bagaimana bisa ada kakak adik yang begitu terlihat berbeda dimana yang satu terlihat begitu berwibawa sedangkan satunya lagi begitu gagah. "Ada apa? kenapa kau berteriak-teriak tadi? apa ada masalah diperbatasan?", Ujar Liu Bei bertanya pada Zhang Fei yang kini menatap lurus pada sang wanita yang memalingkan wajah takut melihat ekspresi menyeramkan Zhang Fei

Zhang Fei memberanikan diri menarik lengan hanfu Liu Bei, menarik pria itu menuju ke tempat yang agak jauh seolah tidak ingin didengar oleh siapapun. Angin sore hari yang menyejukkan tidak menyurutkan sedikitpun ekspresi curiganya sejak dari tadi, "Ada apa? kenapa begitu waspada?", Tanya Liu Bei lagi semakin terheran dengan sikap sang adik yang terlihat resah juga penuh curiga hingga memilih untuk berbicara di tempat lain ke timbang di tempat mereka berada tadi. 

Zhang Fei menoleh ke kiri-kanan memastikan bahwa hanya mereka berdua yang berada disana, "Di-dia wanita cantik??", Sebelum akhirnya mengutarakan isi hatinya yang membuatnya resah juga penuh curiga sejak dari tadi. Liu Bei mengernyit, memberi tatapan tidak percaya akan apa yang baru saja didengar juga diucapkan oleh Zhang Fei sang adik. 

"Ya, dia memang cantik. Lalu kenapa?", Tanya Liu Bei lagi bertanya alasan apa yang membuat sang adik begitu panik hanya karna seorang wanita cantik saja. Sekali lagi Zhang Fei menoleh ke kiri dan kanan berharap tetap pada situasi yang sama dimana tidak ada yang mendengar atau melihat pembicaraan mereka, 

"Justru karna cantik, Kak- maksudku Yang Mulia. Karna itu kita harus semakin waspada dan curiga kalau-kalau--", Pria itu terdiam sesaat sebelum akhirnya mendekatkan wajahnya dengan bagian sebelah kanan sedikit lebih maju dibandingkan sisi lainnya. 

"Dia adalah mata-mata yang dikirimkan Cao Cao untuk memata-matai kita..", Bisik Zhang Fei yakin dengan yang baru saja dikatakannya pada Liu Bei yang menaikkan alisnya sebelah dan menatap tidak percaya. kemudian dengan santainya Liu Bei berjalan meninggalkan Zhang Fei yang berusaha mengejarnya dan menghadang jalannya dengan berdiri dihadapannya dengan kedua tangan yang terbentang lebar, 

Liu Bei memberikannya tatapan tajam yang mengisyaratkan bahwa dirinya tidak suka jika ada yang menghalangi jalannya meskipun orang itu adalah adiknya sendiri, "Minggir..", Ujar Liu Bei singkat dengan tatapan yang masih setia tajamnya mengarah tepat pada sosok Zhang Fei dihadapannya. 

"Tapi Kak--", 

"Jangan membuatku mengulangi kata yang sama dua kali, adik. Aku tidak ingin memarahimu hanya karna hal kecil dan sepele seperti ini..", Liu Bei kembali berjalan ketika Zhang Fei akhirnya menyingkirkan tubuhnya dari hadapannya dan memberi ruang baginya untuk berjalan lagi setelah sebelumnya sempat dihadangnya. Pria dengan nama asli Liu Xuande tidak peduli lagi ketika sang adik, Zhang Fei terus memanggilnya dan berharap Liu Bei mau berhenti meski tidak suka dengan pendapatnya. 

***

"Hei, Kamu!", Pekik wanita yang masih tidak mengerti dimana dan kenapa dia berada ditempat aneh yang terlihat sangat-sangat kuno baginya. 'Kamu' yang dimaksudnya mungkin adalah pria yang berpakaian berwarna dominan putih dengan sedikit biru dibagian setiap tepinya beberapa senti, pria itu tersenyum hangat pada sang wanita yang masih belum diketahui namanya. 

"Kenapa tersenyum begitu? Mau mengodaku??", Tanya wanita itu setelah mendapat senyuman hangat yang dianggapnya aneh dan tidak benar pada pria yang berdiri ditepi pintu dengan sebuah kipas yang terlihat terbuat dari bulu menyerupai bulu angsa yang putih dan juga sangat indah. 

"Siapa? Siapa yang berusaha mengodamu, Xiao Jie*?", Ujar seseorang dari arah luar pintu kamar dimana wanita itu berada ditemani beberapa dayang juga dua orang pria yang mana satunya diam mematung dan berekspresi dingin layaknya es sedangkan pria satunya terus saja tersenyum-senyum aneh. 

*Xiao Jie = Nona* 

"Dia--", Ujar wanita itu menunjuk kearah pria yang masih tersenyum padanya tidak sadar sedang berbicara pada siapa karna dia baru saja refleks untuk menoleh dan melihat siapa yang bertanya padanya. 

Tbc. 


[COMPLETE] Liu Bei's WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang