A Promise

650 54 3
                                    

Jum'at, 25 Desember 1953
16:00

"Se... Selamat... Natal..."

Suasana pada Everett Manor sore itu sangat menegangkan untuk keluarga besar Rox maupun Christopher. Dengan berita kematian tiga staff rumah tersebut juga salah satu asisten rumah tangga sebagai tersangka, suasana natal bukan lagi sesuatu yang dapat mereka rayakan dengan hati tenang.

Sedari tadi siang, setelah semua persiapan pesta natal selesai, Henne terus mengurungkan dirinya sendirian di kamarnya, menolak siapapun untuk masuk. Tuduhan dalam membunuh Mrs. Carlton ternyata merusaknya lebih dari seharusnya. Tentu saja, ia tidak terima disebut - sebut sebagai tersangka, dan ia tidak peduli jika salah satu pelayan juga Trissta menjadi saksi bahwa ialah yang terakhir bertemu dengan Mrs. Carlton, juga yang terakhir memberikannya hidangan beracun itu.

Sejak penuduhan, Henne tidak mau berbicara dengan siapapun dan menghabiskan waktunya di kamarnya atau menyapu lantai yang sama selama berjam-jam. Ia bahkan memaksa untuk tidak makan sebelum tuduhan terhadap dirinya dicabut.

Ia telah menceritakan betapa buruknya Mrs. Carlton memperlakukannya selama ia bekerja untuknya, tidak seperti Falcon Flyer, asisten Christoper yang lainnya. Dan dengan cerita itu, makin tertuduhlah Henne karena memiliki motif yang kuat untuk membunuh Mrs. Carlton.

Kedua detektif, yaitu Gedone dan Catherine, sore inipun datang ke acara natal tersebut dengan maksud support juga untuk mengawasi keadaan pesta supaya tidak ada apapun yang mengganggu atau merusaknya.

Kedua detektif tersebut menikmati pesta dan hidangan yang ada di hadapannya, tetapi tetap membuka matanya lebar-lebar supaya mereka bisa mendapatkan clues lainnya yang mungkin terlewatkan oleh mereka.

"Sebuah kehormatan besar untuk dapat menjadi host dalam pesta kali ini, walaupun pesta ini ada di manor milikku, dan sebuah kehormatan besar untuk anda semua yang menyempatkan waktunya untuk datang ke pesta ini.

Pesta ini bukan untuk hanya memanjakan diri dan bersenang-senang, tetapi pesta ini pun bertujuan untuk bertemu kembali dengan orang-orang yang tumbuh dewasa bersama-sama, hand in hand, dan akan selalu ada di sini bila salah satunya sedang membutuhkan.

Keluarga. Keluarga adalah hal terpenting yang ada di dunia ini. Dan saya sendiri, sangat beruntung untuk mempunyai keluarga juga dapat membuat keluarga kecil sendiri bersama istri saya yang tentu saja, sangat cantik malam ini, Rox.

Jadi mohonlah, nikmati malam ini, berkumpullah dan jadikan malam ini malam yang berarti bagi kita semua. Cheers!"

Christopher mengangkat gelas winenya dengan ekspresi yang sangat percaya diri dan menatap semua tamunya yang ikut mengangkat gelas winenya, kecuali anak anak yang sedang bermain di karpet sebelah meja makan. Trissta hanya duduk diam di antara orang-orang dewasa yang tertawa ria sambil meminum wine juga berbicara tentang bisnis yang mereka kembangkan. Trissta duduk tepat di samping Rox dan sedikit menyerong dari Christopher yang duduk di ujung meja makan.

Suara biola yang dimainkan salah satu pelayan, yaitu Caleb, memenuhi ruangan sembari para tamu menyantap makanannya. Mata Gedone tidak ada henti-hentinya memperlihatkan tamu juga staff rumah satu per satu. Catherine, yang melihatnya seperti itu, menepuk tangan Gedone dan menggeleng perlahan.

"Jangan terlihat obvious, bodoh. Dan jika kamu menatap tamu-tamu ini seperti ingin memukuli mereka, itu akan terlihat sangat tidak sopan. Paling tidak berperilaku baiklah. Mr. Everett sudah mengundang kita, jadi paling tidak kita harus bersikap sopan."

"Ugh... Aku tau... Maaf."

"Gapapa kok, jangan lirik-lirik tamu-tamu ini seperti itu lagi, okay?"

TRISSTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang