Cornered

172 21 2
                                    

"Saya berjanji, Mr.Everett."
Ucap Gedone dengan mantap. Seluruh tamu pesta menatapnya dengan kebingungan karena detektif tersebut dengan sigap berdiri dalam percakapan personal. Cristopher tidak terlihat keberatan dengan perilaku Gedone tersebut, dan ia malah tersenyum lega. Sebuah janji untuk menjaga anak satu-satunya tersebut telah ia berikan kepada detektif ternama. Dan jika memang ia tidak akan selamat disaatnya nanti, ia tau siapa yang dapat ia percaya untuk mengurus Trissta, demi masa depannya nanti.

"Terimakasih, aku berhutang budi kepadamu, Mr.Gedone."

"Kau tidak berhutang apa-apa kepadaku dan Catherine, Mr.Everett. Kami telah mengecewakan anda soal kasus ini dan saya dengan sepenuh hati merasa bertanggung-jawab. Jadi ini adalah satu-satunya hal yang dapat saya janjikan kepada anda. Tetapi saya juga akan tetap berusaha untuk mencari, bila ini adalah kasus pembunuhan, mencari pembunuh yang bersangkutan ini."

Gedone menegapkan kembali posturnya dan melihat Catherine yang tersenyum bangga melihatnya seperti itu. Christopher-pun makin percaya bahwa ia telah menitipkan anaknya kepada orang yang benar.

21:00
Semua orang sedang berbincang di ruang tengah tentang masalah bisnis dan keluarga, mereka terlihat sangat bahagia dan relaxed untuk malam ini, sebuah pemandangan yang melegakan hati untuk Rox dan Christopher. Trissta tidak terlihat senang dengan muka tanpa ekspresinya, melihat lurus ke arah jam dinding di atas perapian. Jam 9 malam... Banyak yang ia bisa lakukan selain duduk berdiam di meja makan tanpa melakukan apa-apa.

"Trissta? Apakah kamu sudah mengantuk? Saudara-saudaramu yang lainnya sudah tertidur... Apakah kau mau tidur dengan mereka?", ujar Rox sembari menepuk bahu anaknya yang terlihat bosan. Trissta menggelengkan pelan kepalanya dan bangkit dari kursinya. Pemikiran dia harus tidur bersama saudara-saudaranya yang berisik tidak menarik untuknya dan dia lebih baik tidur di kamarnya sendiri dimana ia dapat merasakan kesunyian malam.

"Baiklah. Kembalilah ke kamarmu, besok kita akan mengadakan after party kan? Kamu pasti ingin bermain dengan mainan-mainan barumu... Go on, go to bed."

Rox mengecup lembut kening anaknya yang langsung berlalu ke arah tangga utama manor tersebut. Melihat Trissta yang makin hari makin dingin sungguh menyakitkan untuk seorang ibu. Ia tidak pernah mendengar suara anaknya lagi selama beberapa hari ini, apalagi melihat senyuman anaknya yang sangat manis dan polos.

Catherine, melihat betapa sedihnya Rox, mendekatinya dan mengelus pelan bahu Rox untuk menenangkannya.

"Dia masih ketakutan, Rox. Beri dia waktu, dia pasti akan kembali menjadi anakmu yang dulu."

"Oh, Catherine.. Yeah, aku tau.. Hanya saja aku merindukan anakku yang ceria... Biasanya dia tidak mau tidur tanpa dibacakan cerita olehku atau Cris, atau dia menyukai untuk bermain dengan saudara-saudaranya dan berpura-pura tidur bila aku mendatangi kamarnya... Waktu natal seharusnya adalah hari yang paling ia sukai, Cath... Aku tidak tau harus bagaimana lagi..."

"Beri dia waktu untuk menenangkan diri... Dia masih sangat muda dan apa yang terjadi pasti membuatnya trauma.."

"Yeah.. oh, Catherine, aku lupa menanyakan padamu tetapi aku tidak ingin terlihat tidak sopan."

"By all means, Mrs. Everett, tanyakan saja padaku."

"Apakah kau memiliki anak sendiri? Sepertinya ku tau banyak soal mengurus anak dan kau sangat pandai untuk mengontrol rasa panikmu. Maaf bila aku terdengar lancang."

Catherine terdiam sejenak dengan pertanyaan Rox dan tersenyum. Ia membayangkan apa rasanya untuk menjadi orangtua dan bagaimana rasanya jika ia ingin menjaga anaknya dengan seluruh hidupnya.

"Untuk saat ini, belum... Tetapi aku dan Gedone masih mencoba untuk memiliki anak... Semoga saja tidak lama lagi.."

"Oh begitukah? Aku akan mendoakanmu agar cepat memiliki keturunan jika begitu, Catherine. Kau pasti akan menjadi ibu yang baik untuk anak-anakmu di masa depan."

TRISSTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang