2

12.9K 1.4K 193
                                    


Hayoohhh....siapa yang kangen sama ini ff ?

Tanpa berkata- kata lagi, silahkan di nikmati...chap dua dari the concubine...hehehhe.....

Jangan lupa vote ataupun komennya. Dan buat silent reader...tunjukanlah diri kalian...jangan ngumpet mulu...ga bisa komen ga apa2...vote aja udah cukup bagi author...

Happy Reading.....

"A-appa..maksud dari perkataan Ibu Suri ?" Tanya Ahra dengan tubuh yang bergetar dan wajahnya yang sudah sangat pucat.

Ibu Suri Jung yang kembali bertahta menjadi seorang Ratu itu tersenyum tipis melihat raut wajah Ahra yang terlihat sekali sangat cemas akan maksud dari perkataanya. Mendekatkan wajahnya pada Ahra, Ratu Jung Taehee berbisik di telinga Ahra yang membuat Wajahnya semakin bertambah pucat.

Menegakan kembali tubuhnya, Ratu Jung Taehee kembali berkata pada Ahra.

"Kau mungkin bisa membodohi seluruh penghuni istana. Tapi tidak denganku, Selir Go Ahra."  Ujarnya dengan nada sngkuh lalu berjalan meninggalkan Ahra yang diam mematung dengan perasaan tak karuan.

Sial, Maki Ahra mencengkram pahanya dengan kuat. Menggeram marah, Ahra kesal pada dirinya sendiri karena terlalu fokus untuk menyingkirkan Jaejoong hingga Ia melupakan keberadaan mertuanya yang memang cerdik dan juga licik itu.

Kini Ahra harus menyusun rencana untuk menyingkirkan mertuanya itu. Keberadaan mertuanya hanya akan mengancam posisinya di Istan. Tak ada yang boleh menghentikan langkahnya untuk menguasai kerajaan, apapun caranya ia harus bisa duduk di singgasana Ratu, dan hanya ada dua cara untuk mencapainya.

Jika Ratu Jung Taehee tak mau secara sukarela memberikan singgasana Ratu padanya, maka hanya cara ini yang bisa ia pergunakan. Anak, ia harus segera hamil kembali untuk merebut singgasana Ratu dari ibu mertuanya. Dan ia akan melakukanya, apapun yang terjadi, dalam waktu dekat ini ia harus segera mengandung anak laki- laki, anak laki- laki yang harus sehat dan juga sempurna, tak cacat ataupun kekurangan apapun.

.

.

.

Jaejoong menarik nafas dengan dalamnya menikmati udara yang terasa sangat segar. Akhirnya setelah lima tahun terkurung di kerajaan, ia bisa merasakan kembali hidup bebas. Tidak akan ada yang melarangnya melakukan ini dan itu. Tidak akan ada lagi orang yang akan mengikutinya kemanapun ia pergi dan yang pasti tidak akan ada Jung Yunho dalam kehidupanya. Seorang raja yang dulu sangat ia cintai namun dalam waktu satu hari saja bisa membuatnya begitu membencinya.

"Aegyaa...Umma harap kelak kau akan menjadi manusia yang baik dan bijaksana. Jangan seperti ayahmu yang lebih percaya pada orang lain dari pada Umma dan dengan teganya mengusir kita pergi dari istana. " Ujar Jaejoong seraya mengelus perutnya yang masih datar. Jaejoong bersyukur dengan kehamilanya. Setidaknya ia tak akan hidup seorang diri di dunia ini. Masih ada anaknya yang akan menemaninya hingga akhir hayatnya nanti.

"Umma janji kita akan hidup bahagia walaupun tanpa kehadiran ayahmu, di samping Umma. Umma tidak membutuhkan Jung Pabbo itu, hanya kau yang umma butuhkan tak ada yang lain lagi." Seru Jaejoong dengan senyum lebar di wajahnya.

"Jung Yunho enyahlah kau dari hidupku. Jangan pernah mengganguku ataupun mengusik hidupku lagi. Kau telah membuangku maka aku juga akan membuangmu dari kehidupanku. "

Jaejoong melirik jari manisnya yang masih melingkar cincin pernikahanya dengan Yunho. Melepaskan cincinnya Jaejoong hendak melemparkanya ke jalanan namun ia urungkan niatnya itu.

"Cincin ini sangat mahal sayang sekali jika di buang." Ujar Jaejoong sedikit tak rela. Bagaimanapun hanya ini satu- satunya barang berharga yang di milikinya saat ini.

The Concubine (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang