13

9.6K 1.2K 44
                                    


Happy Reading........

Jaejoong menatap datar Ahra yang tiba- tiba saja datang ke kediamannya malam- malam begini, ini aneh mengingat dari dulu Ahra tidak pernah menginjakan kakinya di kediamanya, bahkan mengobrol dengannya saja tidak pernah. Ia harus berhati- hati, ia yakin jika Ahra sedang merencanakan balas dendam atas kematian ibunya.

Dalam hati Ahra berdecak sebal melihat wajah sok cantik Jaejoong, tapi demi kelancaran rencananya ia harus bersikap baik dan menurunkan sedikit harga dirinya untuk meminta maaf pada Jaejoong, seperti apa yang di katakan orang itu padanya tadi sian, ia harus mengambil simpati semua orang dan menunjukan jika ia sudah berubah.

"Jadi, ada perlu apa Selir Go datang berkunjung ke kediaman saya?" Tanya Jaejoong yang jengah karena Ahra diam saja.

Memasang wajah sendunya, Ahra beranjak bangun dari duduknya dan mendekat pada Jaejoong. Kedua tangannya meraih tangan Jaejoong lalu menggenggamnya dengan erat hingga membuat Jaejoong heran dengan tindakan Ahra yang cukup mengejutkan ini.

"Selir Kim, maksud kedatanganku kemari adalah untuk meminta maaf padamu atas perbuatanku dan juga mendiang ibuku dulu yang sudah memaksa Soojin untuk memberimu obat pencegah kehamilan." Tutur Ahra memasang wajah penuh sesalnya.

Jaejoong terdiam. Mendengar perkataan Ahra membuat hatinya kembali berdenyut sakit, jika saja Ahra tidak melakukan semua itu mungkin ia dan Yunho sudah hidup sebagai keluarga kecil yang sangat bahagia.

"Aku cemburu dan juga sakit hati atas pembatalan pertunangan kami. Kau pasti mengerti seperti apa perasaanku, sejak sekolah menengah pertama kami sudah bertunangan. Aku bahkan sudah belajar untuk menjadi seorang istri yang baik, tapi tiba- tiba saja kau datang dalam kehidupan Yunho menghancurkan semua harapanku. Aku tak menyalahkamu, karena Yunho memang tak pernah mencintaiku. Aku di butakan dengan rasa sakit di hatiku, hingga aku tega melakukan semua ini padamu. Kumohon maafkan aku dan juga ibuku, ibuku tidak akan bisa tenang jika kau belum bisa memaafkan kesalahan kami."

Jaejoong mengepalkan kedua tanganya dengan erat, mudah sekali Ahra meminta maaf padanya setelah semua kejahatanya terbongkar. Ia yakin jika semua kejahatan Ahra dan ibunya tidak terbongkar, dia tidak akan mungkin meminta maaf padanya.

Jaejoong menarik tanganya yang di pegang Ahra lalu beranjak bangun dari duduknya, ia ingin memaafkan Ahra tapi tidak bisa, hatinya sudah terlanjur sakit hati atas perbuatan Ahra di masa lalu.

"Maafkan aku selir Go. Untuk saat ini aku belum bisa memaafkanmu. Hatiku terlalu sakit untuk memberimu kata Maaf." Sahut Jaejoong dengan jujurnya membuat Ahra menggeram marah, menyesal ia sudah menjatuhkan harga dirinya untuk meminta maaf pada seorang rakyat jelata seperti Jaejoong.

Ahra menarik nafasnya dengan dalam mencoba mengendalikan emosinya, ia harus tetap tenang agar Jaejoong percaya jika ia sudah berubah.

"Aku mengerti. Aku tidak akan memaksamu untuk memaafkanku, ku tahu kau pasti memerlukan waktu untuk berpikir. Tidak apa- apa, aku akan sabar menunggu dirimu memaafkan aku." Sahut Ahra dengan semanis mungkin, ingin rasanya ia muntah karena telah berkata semanis ini pada Jaejoong.

Membungkukan badanya pada Jaejoong, Ahra bergegas pergi meninggalkan kediaman Jaejoong dan kembali ke kediamannya.

Jaejoong menatap kepergian Ahra dengan datarnya, ia tahu jika Ahra tidaklah tulus meminta maaf padanya, ia bisa merasakan itu dari nada suara Ahra yang terkesan di buat- buat. Ahra mungkin tidak tahu jika ia bukanlah, Jaejoong yang dulu yang mudah di bohongi, kehidupan kerasnya selama berada diluar istana sudah memberinya pelajaran berharga, dalam menilai orang lain.

.

.

.

Mentri Go menyambut kedatangan para mentri yang datang ke rumahnya malam ini, ia tahu jika para pengikut setianya yang berniat membelot darinya akan kembali mendukung dirinya. Hanya butuh sedikit gertakan maka mereka akan kembali tunduk padanya.

The Concubine (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang