Keping 6

10 0 0
                                    

                                                                                 Gadget 


"Om telolet om."

"Aku tidak paham dengan perkataan keponakan ...tapi kenapa ya tumben telolet kepadaku "

"Hemmmh...ya..." aku masih sibuk , tersenyum sendiri sambil mengetik-ketik status di Facebook."

"Om , ada minum gak om..."

"Ada itu di atas lemari..." asal jawab saja sekenanya.

"Bukan om minum...minum om..."

"iya itu di atas lemari..."Rupanya kupingku menjadi budeg ketika mata dan jariku sedang memainkan gadget baru yang bisa mengecek media sosial dengan canggih dan melihat-lihat blog serta menuliskannya tanpa kesulitan. Otakku menjadi sedikit aneh karena tanganku akan gatal jika mendengar suara yang muncul dari Gadget itu...jangan –jangan ada berita baru atau komentar teman di dinding statusku.

"Aduh, om saya tanya minum dijawab apa itu di atas lemari. Yang diatas lemari cuma ada dus-dus kosong...om"

"oh, eh maaf tadi aku sedang menulis status jadi kurang dengan gitu...minum oh ya di kulkas dong masak di cari di lemari pakaian. Oh ya ada sirup baru tuh rasa sirsak mau...?"

Baru setelah itu keponakan puas dengan jawaban saya. Ya gara-gara gadget baru aku sering dikatai autis oleh istriku. Habis jika sedang asyik main gadget entah main game entah browsing internet, serta portal berita aku seperti lupa pada pekerjaan, bapak rumah tangga, bahkan menceboki anakku yang masih berumur satu tahunpun kadang kutinggal saja di kamar mandi. Tentu saja istriku mencak-mencak.

"Kau seperti orang autis..."

"Memang kenapa..."

"Itu gara-gara gadget semua pekerjaan berantakan pekerjaannya nyetatus melulu..." Aku ingin menyahut lagi Beib sendiri jika main juga lupa waktu tapi kusimpan saja dalam hati.

"Ya, sudah saya akan kurangi main gadgetnya..."

"Maksud aye...kupingnya juga dibuka jika ada orang memanggil...kalau sudah pegang gadget kok seperti orang budeg sih..."

Nah itu bedanya laki-laki dan perempuan menurut pengetahuan yang kubaca di majalah keunikan perempuan ia bisa membagi perhatian sama baiknya ketika melakukan aktifitas yang butuh konsentrasi. Di saat yang sama ia bisa menonton TV menulis status gadget sekaligus bisa meredam suara rengekan anaknya. Beda dengan laki-laki. Saat beraktifitas ia hanya bisa fokus pada satu titik perhatian. Saat menonton TV ia tidak bisa membagi perhatian pada kegiatan lain. Saat mengetik statsu di gadget kupingnya seperti budeg karena lelaki biasanya sangat fokus terhadap satu hal. Dan inilah salah satu pemicu konflik dalam rumah tanggaku. Istriku itu amat sangat butuh perhatian. Jika dicuekin, bencana besar akan tiba.

"Say, lama-lama kubuang saja gadgetmu itu... "

"Kenapa Beib..."

"Kenapa, kenapa.. pertanyaan bodoh..."

"ehm...lho aku khan tidak dengar tadi ya kuulang saja kenapa?"

"Lama, lama aye tidak kuat menghadapi kamu Say... terlalu!"

"Benar, tadi say tidak dengar..."

"Aye tidak suka ya...mengulang omongan!"

"Ya suuudah?!"

Gubrakkkkh, klontang, klotak-klotak...."Waaaaaaaaaa....lama-lama gila kalau begini setiap hari...Kudengar kamar mandi di samping kamar terguncang, pintunya ditutup amat keras benda-benda yang ada didalamnya berantakan oleh amukan istriku...Aku sendiri merinding. Ada perasaan takut istriku nekat melakukan hal konyol di dalam kamar mandi...Kutunggu cukup lama tapi tidak keluar-keluar...aku mulai curiga... jangan-jangan. Maka kuputuskan untuk mendobrak pintu. Kudapati istriku sedang terjelepok di kamar mandi. Kuyup bermandikan sower yang sengaja dihidupkannya. Ada perasaan frustrasi di mata istriku. Ia seperti menyesal telah kenal dan dekat denganku suaminya yang bodoh ini. Sepertinya ia putus asa dengan kecuekkan diriku yang membuat ia seperti berbicara dengan patung manekin. Benar - benar luar biasa diriku, begitu besarnya cinta istriku tetapi aku sering lupa bagaimana membuat istriku menjadi bahagia sepanjang waktu. Lama kupikir di mana letak salahku...aku bingung...karena otakku tidak bisa menjangkau jawaban yang tepat untuk meredam kemarahan istriku.

"Beib, Pernahkah kau baca tentang perbedaan Psikologi laki-laki dan perempuan...kalau belum coba baca deh...laki-laki jika sedang membaca atau menonton, kupingnya seperti tertutup...tidak bisa mendengar atau beraktifitas lain dalam waktu yang sama beda dengan perempuan beib..."

Tapi luka hati istriku membuat ia hanya diam sambil terisak. Aku harus bertindak lagi nih. Menurunkan tensi amarahnya...Rengkuhan tangan dan rangkulan tangan kekarku menyentuh kulitnya yang halus, kupegang dengan penuh perasaan untuk menunjukkan bahwa sebagai laki-laki akulah pelindungnya dan ia harus merasa nyaman.. setelah itu baru aku masuk untuk meyakinkan bahwa cintaku sungguh tulus bukan pura-pura. Masalahnya aku bukanlah orang yang romantis.

Cinta Tiga SisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang