Bab 32

5 0 0
                                    

Jagad Pemikiran Anak – Anak

"Pa, kok sering bengong sih..lagi marahan ya sama mama"

"Tidak, Papa lagi lihat semut jalan-jalan di lantai..."

"Papa bohong, tidak ada semut dari tadi khan baru di pel mama?"

"Eh, maksudnya papa lagi berpikir bagaimana membeli sepeda buat kamu Bagas."

Anak-anak ternyata sensitif jika hampir sepanjang waktu menemukan situasi papa dan mamanya terus berselisih paham. Insiden pertengkaran dihadapan anak ini membuat aku kheki. Tapi kejadian itu selalu datang spontan, tanpa permisi, mengalir dan tiba-tiba. Melihat raut muka anak sebetulnya tidak tega harus mengumbar emosi. Anak adalah masa depan, jika sepanjang waktu disuguhi adegan pertengkaran, perbedaan pendapat bahkan sampai melakukan kekerasan visual tentu akan mempengaruhi psikologi anak. Dalam alam bawah sadar anak akan merekam kejadian-kejadian yang sepanjang hari dijumpainya. Jika besar nanti adegan kekerasan, pertengkaran bisa jadi akan membuat mereka amat sensitif.

Melihat gaya anak-anak yang polos, cepat lupa pada perselisihan yang barusan dilakukan, gerak tubuhnya yang penuh merdeka, sayang juga jika harus dipaksa melakukan pekerjaan sesuai kemauan orang tua. Aku kasihan jika saat tumbuh kembang harus menerima kenyataan bahwa mamanya lebih sering mengumbar kekerasan verbal dan visual. Dalam alam pikiran anak-anak, imajinasi kreatifnya adalah kemerdekaan berpikir, membuat pola-pola permainan yang memberi mereka bertualang ke imajinasi yang berbeda dibanding orang tuanya.Tapi kadang orang tua tidak mau masuk dalam alam pikiran anak-anak. Orang tua lebih memilih jalan otoriter, memaksakan kehendak atas nama masa depan anak, supaya pintar, cerdas, memperoleh nilai bagus di sekolah dan dapat rangking yang menjadi salah satu kebanggaan orang tua. Padahal ruang berpikir anak adalah bertualang, melakukan pekerjaan yang membuat mereka bahagia, fun, menantang dan tidak membosankan. Otak yang masih jernih membuat anak lebih cepat menyerap pengetahuan yang ia lihat, dengar dan dirasakan di sekitar lingkungannya.

Jagad pemikiran anak-anak bagi orang tua yang tidak memahami kemauan anak hanya membuat anak tersiksa. Sebab kadang orang tua tidak mau keluh kesah anak, keinginan anak dan kemerdekaan berpikir anak. Sejak kecil anak dijejal untuk menuruti kemauan orang tua, tunduk dan patuh pada peraturan dan sering membuat anak terpojok, tertekan dan menangis sedih.

Protes anak akan dimulai setelah menginjak remaja. Pola asuh orang tua yang salah akan berdampak oleh pemberontakan, protes dan perlawanan. Jika dari awal anak sudah ditekan, selalu dipojokkan tanpa diberi ruang untuk beda pendapat, anak akan bermasalah dengan kreatifitasnya. Ruang khayalnya akan terbatas, karena ada garis batas kebebasan berpikirnya.

Anak- akan menggunakan kesempatan untuk melawan bila ada saat yang tepat. Jika orang tua terlalu otoriter tanpa ada penjelasan yang bisa membuat anak mengerti mengapa ia diatur-atur, diarahkan, dibatasi ruang kreatifitasnya maka aka nada masanya anak akan kabur dari kenyataan dan membuat protes dengan mencari hiburan di lingkungan yang lain. Itu dari pandanganku sebagai orang tua yang sejak kecil mengalami pembebasan dalam melakukan pembelajaran. Ada untung ruginya sih, aku yang berlatar belakang Jawa menjadi lebih enjoy ketika hidup dalam kebebasan, tanpa diatur-atur, hidup menurut kata hati, hingga muncul kreatifitas sebagai bagian dari kebebasan yang kudapatkan semasa kecil. Sekarang aku harus memahami anakku sebagai bagian dari pewaris masa depan. Ketika perjalanan kehidupan berjalan dan anak-anak tidak terasa tumbuh besar, aku aharus semakin mengerti kebutuhan mereka, apa yang menjadi keinginan mereka dan ruang lingkup berpikir mereka. Sebagai Papa, aku meyakini untuk tumbuh kembang sebagai pribadi mandiri memang pendidikan harus keras dari awal, supaya anak tidak liar dan tetap dalam rel moralitas. Tapi pemaksaan kehendak dengan dalih kedisiplinan juga bisa berakibat fatal, jika orang tua tidak selalu berdialog kepada anak mengapa mereka melakukan peraturan keras pada mereka anak-anaknya.

Cinta Tiga SisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang