Keping 12

28 0 0
                                    

Benarkah aku tertarik untuk selingkuh jika ternyata di rumah tidak merasa nyaman lagi, betulkah aku bisa menyimpan rahasia jika suatu saat aku putuskan untuk mencoba merayu janda cantik yang sering lewat di depan rumahku. Matanya genit, tubuhnya singset dan cara jalannya wow, mengundang otak ini untuk berpikiran kotor. Kadang-kadang saat ngobrol dengan tetangga di gardu ronda iseng-iseng sering mengobrol apa saja tapi ujung-ujungnya pikiran jadi ngeres saat ngobrol tentang janda genit tersebut.

Kalau bapak-bapak itu bicara tentang kesetiaan terus terang mereka memang sudah melalui tahapan sebuah kepercayaan pada masing-masing pasangannya. Mereka sudah menemukan kata kunci bagaimana agar hubungan antara suami istri tetap harmonis. Tapi tentu saja tidak semua. Bang Sapri sudah yakin jika ia harus mengakhiri rumah tangganya dengan Mpok Ijah. Masalahnya sudah terlalu berat. Ia sudah sering mendengar kabar perselingkuhan Mpok Ijah dengan Jai pemuda pengangguran yang sering datang ke rumah Bang Sapri saat bang Sapri kerja. Para tetangga sebetulnya sering melihat Jai masuk dan menyelinap ke rumah Mpok Ijah. Tapi mereka takut Jai yang pengangguran itu membuat onar. Semua orang kompleks tahu ia dan Agus adalah preman yang sering mengganggu ketenangan warga. Tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena jika berani melaporkan ke Bang Sapri keselamatan mereka terancam. Tapi bau busuk jika dsimpan lama-lama juga akhirnya akan ketahuan. Bang Sapri merasa penasaran dengan bisik-bisik yang beredar jika Mpok Ijah berselingkuh dengan Jai. Pagi-pagi Bang Sapri pamit ke Mpok Ijah untuk kerja, tapi diam-diam ia bertamu ke rumah Maman. Kebetulan istri Maman sedang pulang kampung bersama anaknya. Ia menunggu sampai agak siang di rumah Maman. Bang Sapri ingin membuktikan bahwa gosip yang beredar itu tidak benar. Ia yakin istrinya adalah istri yang setia, masak ia berani selingkuh.

Sekitar jam 9 pagi pintu pagar rumah bang Sapri seperti dibuka oleh seseorang. Bang Sapri mengendap-endap mendekati rumahnya. Seseorang Tinggi kurus kucel masuk ke rumahnya.

"Itu kan Jai, Ane curige, jangan –jangan benar yang di kate orang-orang"

Bisik bang Sapri pada Maman.

"Sttth, jangan keras-keras Bang nanti Jai dengar bisa gagal rencana kita menggerebeg mereka."Bang sapri mengangguk dan ia terus mendekat ke arah pagar rumah. Setelah sekitar 15 menit di dalam Maman dan bang Sapri ke rumah Bang Sapri, mengendap-endap ke dalam rumah yang tidak dikunci, lalu pelan menuju kamar.

Bang Sapri yang semakin panas hatinya seperti mendengar suara cekikikan dari dalam kamar. Bersama Maman pintu kamarnya mereka dobrak.

Tampak di depan matanya Jai dan Mpok Ijah kaget alang kepalang. Ia tak menyangka suaminya sudah ada di depan pintu. Sedangkan ia masih benar-benar tidak memakai baju. Jai juga tinggal memakai celana dalam saja.

Limbung, Bang Sapri melihat pemandangan di depan matanya dengan kalap. Ia seperti kerasukan setan dan segera menyerbu Jai yang tampak plonga-plongo. Segera pukulannya ia daratkan ke muka Jai sampai bibirnya jontor.

"Lu, ye berani-beraninye mengganggu rumah tangga orang, dasar manusie tak tahu diuntung, minggat sana, bawa baju lu dan keluarrrrr. Cuiiihhh!"

Si Jai yang masih plonga-plongo tampak seperti orang tak berdosa. Mungkinkah ia sedang dipengaruhi oleh obat terlarang. Mukanya itu seperti datar-datar tanpa ekspresi, seperti linglung dan seperti,orang bloon. Sedangkan istrinya segera mengambil kain disampingnya dan membebati bajunya dengan kain.

Mata Bang Sapri kemudian memandang Mpok Ijah.

"Ane kecewa ama ente, Jah...ane kira ente bini nyang setia namun nyatanye, ente bini haram jadah...ane benar-benar kecewa." Bang Sapri lalu terduduk sambil memeras rambutnya hingga kucel.

"maafkan abang, Ane nyang salah...tapi ..."

"Tetapi apa?"

"Itu juga karena salah Bang Sapri..., Abang terlalu sibuk kerja, lembur dan pulang malam...di rumah khan ane jadi kesepian bang..."

" Tapi tidak akan dilakukan oleh istri yang setia..."

"Tapi godaan itu datang karena abang terlalu sibuk atau jangan-jangan ada cem-ceman di kantor hingga kalau pulang larut malam..."

"Lagi-lagi kau menuduh Abang selingkuh...nyatanye Ente sendiri khan yang selingkuh...Sudah...gini...Sekarang ente minggat sono sama pemuda pengangguran itu. Puas-puasin sono indehoinya."

"Jangan, Bang ane masih mencintai Abang, Ane janji tidak akan selingkuh lagi...

Mpok Ijah memohon-mohon sambil memeluk kaki Bang Sapri. Sapri bingung tapi kemudian dengan tangannya membetot tangan Ijah dan ia pergi keluar... Bingung.

Begitulah cerita yang kudengar tentang Bang Sapri. Sampai sekarang bang Sapri sedang bingung apakah ia akan menceraikan Mpok Ijah atau memaafkan perbuatan selingkuhnya. Aku sendiri yang pengin mencoba-coba menggoda janda semok itu dan merasakan bagaimana jika berselingkuh lalu berpikir ulang. Tentu pusing jika dalam sebuah keluarga ada yang melakukan perselingkuhan, lebih baik memelihara kesetiaan meskipun selalu saja mendapat ujian bagi keutuhan sebuah rumah tangga. Segalak-galaknya istri ia orang yang benar-benar mencintainya dengan tulus. Riak dan percekcokkan itu akan selalu ada dalam setiap rumah tangga. Jangan coba-coba selingkuh. Meskipun kadang kadang aku jadi teringat peribahasa rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri.Tapi lihat dulu jangan jangan rumput tetangga itu sintetis.

Cinta Tiga SisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang