1

35.5K 733 24
                                    

Maap ini cerita pertama author, tolong di maklumkan kalau cerita di sini awakward dan ambruadul 😢😢

......

Ini adalah hari dimana untuk bermalas malasan, tapi tidak untuk kakak beradik Saira & Sarra mereka harus bangun dengan teriakan ibu tercinta.

"Kakaaaak Adeeeek banguuuuun!!!!.. Dengan malas Saira membuka matanya agar tidak terjadi hal2 yg tidak di inginkan.

"Saira, Sarra, buruan bangun! Kalo gak mami siram pake air kalian!" ucap sang mami, karena tak melihat kedua putrinya tak kunjung bangun.

"Iya mi ini kita udah bangun kok" ucap Saira.

"Cuma merem doang kok mi" celetuk Sarra,
dengan watados nya dia sambil nyengir ke arah mami nya, yg siap teriak lagi.

"Buruan mandi mami sama papi mau ngomong sesuatu sama kalian" ucap sang mami sambil melangkah pergi "15 menit. Di mulai dari sekarang!" lanjut sang mami. Dengan terbirit2 kedua mahluk yang berada di atas ranjang segera menuju ke kamar mandi.

JEDUK.....

"Aww"ucap salah satu diantara mereka.

"Hahahahah sukurin lo, itu tandanya kamar mandi gue gamau di datengin sama orang asing." ucap Saira dengan memegangi  perutnya yang sakit akibat terbahak melihat Sarra terjedut tembok karena ingin masuk ke kamar mandi.

"Udah sono mandi di kamar mandi lo sendiri" ucap Saira sambil masuk ke kamar mandi.

"Mimpi apa gue semalem, paginya bangun dengan teriakan mami tercinta, eh sekarang jidat gue malah nyium tembok. Dumel Sarra dengan meringis menuju kamarnya.

Skip.

"Pagi mi, pi," ucap Saira sambil mencium mami papinya, dan langsung menuju kursi yg selalu di duduki.

"Mana Sarra kak?" ucap Maria sang mami.

"Gak tau. Tadi sih abis nangis, gara2 di cium" celetuk Saira, yg sambil ngunyah makananya.

"Di cium siapa?" ucap Husein sang papi.

"Tembok" kata Saira sambil nyengir kuda.
Papi dan mami nya hanya geleng2 kepala mendengar jawaban Saira.

"Morning mi, pi," sambil mencium kening mami dan papinya secara bergantian.

"Pagi sayang" ucap papi maminya. Mami nya senyum saat melihat jidat Sarra memerah, 'jadi benar kata Saira kalau Sarra abis di cium tembok'kata mami nya dalam hati.

"Mami kenapa senyum2 gitu?" kata Sarra dengan dahi bertautan.

"Eh.. Enggak kok sayang" ucap mami sambil tersenyum.

"Oiya Saira papi mau bicara serius sama kamu." ucap Husein, dengan serius.

"Yaudah ngomong aja pi" ucap Saira santai.

"Papi mau kamu menerima perjodohan dengan anak teman papi." ucap Husein, pandangan nya lurus ke arah Saira.
Saira dan Sarra shok mendengarkan ucapan sang papi.

"Huft... Kalau papi seneng, Saira bakal lakuin apapun itu, asalkan papi slalu bahagia, walaupun Saira mengorbankan kebahagiaan Saira sendiri" ucap Saira santai, padahal dalam hatinya ia menolak ini semua, Sarra yang mendengar jawaban dari sang kakak langsung tersentuh, di dalam hatinya ia berfikir bisakah dia seperti kakaknya itu.

"Papi bahagia, kamu menuruti apa mau papi kali ini nak" ucap sang papi sambil tersenyum bahagia, maminya langsung memegang tangan Saira dan tersenyum mengembang.

"Iya, papi bahagia kan?" ucap Saira sambil tersenyum lembut.

"Yaudah kalau begitu nanti malem kita ngundang mereka untuk makan malam aja gimana?" ucap Maria, dengan antusias.

"Sepertinya bukan ide yang buruk" kata Husein, menyetujui perkataan sang istri.

Skip kamar.

"Kak lo serius mau di jodohin sama anak temen papi?" tanya Sarra, dengan hati2 takut bila kakaknya marah.

"Serius lah, kalo gak ngapain gue mau nerima perjodohan ini." jawab Saira santai.

"Gue salut sama lo kak, lo slalu menuruti apa yg papi sama mami ucapin, gue pengen kayak lo yang slalu patuh apa kata orang tua" ucap Sarra melemah.

"Apapun yang terjadi, kita sebagai anaknya jangan pernah ngebantah orang tua, apapun yg mereka rencanakan untuk kita pasti itu semua demi yg terbaik buat kita" ucap Saira sambil memegangi bahu adiknya.

"Gue sayang lo kak" ucap Sarra sambil beranjak memeluk sang kakak, Saira yg mendapat pelukan tanpa aba2 langsung terjatuh ke atas ranjang,dan di tumpah Sarra .

"Gue juga sayang sama lo. Tapi lo turun skarang, gak nyadar apa badan segedek gentong nimpah gue, berat tauk!." ucap Saira sambil mendorong Sarra, agar menjauh.

"Yeee... Baru aja kita bikin drama melow, skarang udh ketus2an, gak asik lo kak" ucap Sarra kesal.

1

2

3

"Hahahaha" tawa mereka pecah seketika saat menyadari apa yg mereka tadi lakukan "drama melow" sangat menggelikan bagi mereka, pasalnya mereka tidak pernah seperti ini sebelumnya.

Tanpa mereka sadari ada 2 manusia yg melihat tingkah mereka dari pintu kamar, 2 orang itu pergi dengan sebuah senyuman yg mengembang, Husein dan Maria. Iya mereka adalah orang tua Saira & Sarra.

TBC.

Akhirnya nulis juga, padahal baru pulang kerja, ini cerita murni hayalan author sendiri 😊

Vote dan coment di tunggu, biar author semangat nulisnya😘😘

Foto Saira & Sarra

Foto Saira & Sarra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Cold HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang