Cinta bisa merubah segala kehidupanya. Cinta juga bisa membuat Fariz rela mendedikasikan semua yang ia punya termasuk napasnya untuk orang yang ia cintai itu.
Napasnya seakan tak berarti lagi saat Fariz harus kehilangan Karyn; Wanita yang kehadira...
"Jalan saja bisa membuat kenangan menjadi panjang, kenapa kita tidak?"
~~~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"OH jadi gitu ceritanya kenapa kamu sekarang bisa tinggal di rumah Rachel." ujar Fariz sembari memberhentikan motornya tepat di depan rumah Rachel.
"Iya, Riz." sahut Karyn.
"Oh iya, Riz, kita jadi kan jalan-jalanya?" tanya Karyn .
"Ya jadilah."
"Ya udah kalau gitu tunggu sebentar ya, aku mau ganti baju dulu." kata Karyn sembari berlari masuk kedalam rumah Rachel.
~~~
Di dalam kamar Rachel, Swara tengah sibuk bersolek di depan meja rias.
"Kamu lagi ngapain, Ryn?" tanya Rachel yang kala itu habis keluar dari kamar kecil.
"Lagi ngopi. Pake nanya lagi! Ya lagi dandan lah." Karyn terkekeh.
"Dandan? Emangnya kamu mau kondangan ke siapa?" tanya Rachel.
"Aku bukan mau kondangan kali, Hel, tapi aku mau jalan sama Fariz."
"Serius kamu, Ryn?"
"Ya seriuslah. Kalau nggak percaya liat aja kedepan. Disana Fariz dengan gagahnya sedang stand by nungguin aku."
"Iya deh percaya sama yang udah baikan mah. Ya udah semoga sukses dan lancar ya jalan-jalan sama Fariz-nya. Tapi kalau pas jajan inget-inget sama aku ya?"
"Iya kamu tenang aja, Hel." ucap Karyn sembari menggoreskan lipstick berwarna merah di bibir mungilnya.
~~~
Saat Karyn keluar dari rumah Rachel, Fariz langsung terpana dan berhenti berkedip saat melihat penampilan Karyn yang amat sangat cantik dengan dress warna merah itu.
Setelah Fariz puas memuji kecantikan Karyn, mereka berdua pun langsung bersiap-siap untuk berangkat.
~~~
Di tengah perjalananya, Fariz tak sengaja bertemu dengan Mia yang kala itu sedang menyetir mobilnya.
"Fariz? Kok dia jalan sama cewek sih? Jangan-jangan cewek itu yang namanya Karyn lagi. Aduh! Ini mah nggak bisa dibiarin gitu aja. Pokonya aku harus ngikutin mereka!" Mia langsung membalikan arah mobilnya.
~~~
Sore itu Rumah Sakit Azra Bogor terlihat sangat sepi. Mungkin karna sore itu pengunjung rumah sakit dan orang-orang yang datang untuk berobat sedang jarang.
Saat suara adzan ashar berkumandang, ibu tiri Karyn yang bernama Maria itu keluar dari ruang rawat suaminya sembari ngomel-ngomel sendiri.
"Anak sama ayahnya sama aja! Sama-sama nyusahin. Yang satu sakit-sakitan, yang satunya lagi kabur-kaburan! Karyn itu emang bener- bener keterlaluan! Awas aja kalau dia pulang nanti, aku akan memberikanya pelajaran!" Maria mendengus kesal.
"Sekarang aku harus nyari anak itu kemana coba!" Maria berfikir sejenak.
"Samuel. Iya bener Samuel. Aku harus ke rumahnya sekarang. Siapa tau aja Samuel tau dimana keberadaan anak nggak tau diri itu. Secara kan Karyn itu kaya perangko. Nempel terus sama Si Samuel."
Akhirnya Maria pun memutuskan untuk mencari Karyn ke rumah Samuel.
~~~
"Mmmm... ngomong-ngomong kita mau jalan-jalan kemana nih?" tanya Fariz sembari memperlambat kecepatan sepeda motornya.
"Terserah kamu aja, Riz. Karna kemanapun aku pergi sekarang, itu bukan masalah. Yang terpenting dalam kepergianku itu selalu ada kamu." tak disangka, rayuan sederhana dari Karyn itu berhasil membuat hati Fariz melayang.
"Kamu bisa aja, Ryn." Fariz terkekeh.
"Gimana kalau kita sekarang ke bioskop aja?" tanya Fariz.
"Boleh juga tuh. Lagian aku udah lama banget nggak pergi nonton semenjak aku vakum jadi selebgram dan vakum sahabatan sama dua penghianat!"
"Siapa dua penghianat?"
"Bukan siapa-siapa kok. Ayo kita lanjut aja terus. Udah mau malem juga ini soalnya." ujar Karyn . Sementara dalam fikiranya, Fariz terus memikirkan siapa sebenarnya dua penghianat yang di maksud oleh Karyn itu.
"Sebenarnya mereka berdua itu mau kemana sih? Lama banget nyampenya! Udah gitu mereka berdua kaya sengaja manas-manasin aku lagi!!" ketus Mia dari dalam mobilnya.
~~~
Setibanya di bioskop, Fariz dan Karyn langsung memesan ticket. Dan ternyata film Dilan lah yang mereka berdua pilih untuk di tonton.
Melihat Fariz dan Karyn sudah memesan ticket, Mia pun turut ikut memesan tiketnya juga.
"Mbak saya pesen ticket 1 buat film Dilan." ujar Mia pada petugas di loket ticket.
"Iya mbak. Tunggu sebentar ya." kata petugas di loket ticket itu.
"Ih keganjenan banget sih tu cewek sama Fariz! Awas aja, di dalam bioskop nanti aku bakal bikin malu dia!" batin Mia.
"Mbak ini ticketnya!"
"Ih kesel! Kesel! Kesel!"
"Kesel kenapa, Mbak? Ini ticketnya."
"Kamu bisa diem nggak sih!" tegas Mia yang diakhiri dengan kata minta maaf dan salah tingkah karna ia sudah memarahi petugas di loket ticket itu.