#15 Kesempatan Kedua

135 14 5
                                    

"Karunia paling berarti yang dihadiahkan Tuhan dalam hidup ini sesungguhnya bukalah berupa harta, tapi kesempatan. "

Karna merasa janggal dengan peristiwa kematian Karyn, dan dipenjaranya Fariz, akhirnya Rachel dan Rangga memutuskan untuk menemui Fariz di kantor polisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karna merasa janggal dengan peristiwa kematian Karyn, dan dipenjaranya Fariz, akhirnya Rachel dan Rangga memutuskan untuk menemui Fariz di kantor polisi. Mereka sempat mengajak Damar, tapi sepertinya Damar tidak mau karna memang saat itu ia masih benar-benar marah dan kecewa terhadap Fariz.

***

Setibanya di kantor polisi, Rachel dan Rangga tidak diperbolehkan masuk oleh salah satu polisi karna saat itu Fariz sedang di intograsi. Hingga akhirnya mereka berdua terpaksa harus menunggu Fariz di depan kantor polisi.

Beberapa menit kemudian, Fariz keluar dari dalam kantor polisi itu dengan keadaan tanganya yang diborgol dan didampingi oleh kedua polisi.

"Riz, kamu mau kemana?" tanya Rachel seraya bangun dari posisi duduknya.

"Aku mau nunjukin sama para Pak Polisi ini kalau Karyn itu emang belum meninggal," ujar Fariz.

Mendengar pernyataan yang dikeluarkan dari mulut Fariz itu, akhirnya Rachel dan Rangga pun memutuskan untuk mengikutinya.

***

Siang itu, rumah Karyn terlihat sedang dipenuhi oleh para pelayat yang datang untuk mendoakan dan mengikuti proses penguburan jasad-nya.

Ditengah-tengah kerumunan para pelayat yang sedang melafadzkan ayat suci al-qur'an, disitu terlihat Maria sedang memeluk tubuh anak tirinya sambil menangisi penyesalanya yang entah pura-pura atau tidak. Bahkan disitu juga ayahnya Karyn yang sudah sembuh dari sakitnya juga turut berduka atas kepergian anak yang paling ia sayangi dari mendiang istri pertamanya itu.

Saat jasad Karyn ingin dimasukan kedalam sebuah keranda mayat, tiba-tiba Fariz dan polisi beserta Rachel dan Rangga datang memasuki rumah Karyn. Sontak kedatangan mereka pun membuat para pelayat itu merasa bingung dan bertanya-tanya.

"Tunggu!" teriak Fariz.

"Mau ngapain kamu dateng kesini lagi, hah? Belum puas kamu ngebuat anak saya meninggal! Sekarang kamu pergi dari sini! Bukanya kamu udah di penjara! Pak Polisi, kenapa Bapak bawa pembunuh itu kesini sih!" bentak Maria.

"Maaf, Bu, kami membawa dia kesini karna katanya dia ingin membuktikan kalau Karyn belum meninggal," ujar salah satu polisi yang menggandeng Fariz.

"Membuktikan kalau anak saya belum meninggal? Kenapa Pak Polisi percaya sih sama orang yang udah nggak waras. Udah jelas-jelas Madhu itu udah meninggal! Tuh, bapak bisa liat sendiri kan!" tegas Maria.

"Iya, Pak. Rishab itu emang udah gila. Mending Pak Polisi sekarang bawa pergi aja dia. Daripada ngeganggu proses pemakaman Karyn!" timpal Samuel.

  Tak disangka, ucapan dari Samuel itu berhasil membuat Fariz terpancing emosinya. Hingga ia akhirnya segera membuktikan kalau Karyn itu belum meninggal.

Langkah demi langkah Fariz pijak, hingga akhirnya kini Fariz sudah berada di samping Karyn yang sudah terikat kain kafan dan ditutupi sehelai kain batik.

"Karyn, aku mohon kamu bangun, Ryn. Ini aku Fariz. Aku datang untuk membuktikan ke semua orang kalau kamu itu belum meninggal. Karyn, ayolah jangan terus-terusan pura-pura tidur kaya gini! Apa kamu mau aku dipenjara dan apa kamu mau dikubur?" Fariz membisikan hal itu tepat di telinga Karyn. Namun ternyata meskipun sudah dibisiki, Karyn tetap saja tak bergeming. Dan hal itu semakin membuat Maralia bersikeras untuk mengusir Fariz.

"Karyn, bangun. Aku sayang banget sama kamu. Aku nggak mau kehilangan kamu. Kamu adalah darahku. Kamu adalah bunga mawar yang selama ini aku cari. Dan kamu adalah napasku, Ryn. Hanya kamu yang bisa membuat aku sanggup untuk bernapas di dunia ini." Fariz tak sengaja meneteskan air matanya di lubang hidung Karyn. Dan hal itu membuat keajaiban benar-benar datang. Ya, dengan ijin Allah, Karyn pun bangun kembali. Tanganya bergerak dan dengan perlahan matanya terbuka.

Semua orang yang melihat kaget. Bahkan tak sedikit orang yang lari ketakutan karna melihat mayat Karyn yang hidup kembali itu. Sementara Fariz langsung memeluk tubuh Karyn dengan eratnya.

"Nggak mungkin, ini nggak mungkin. Masa ia orang meninggal bisa hidup lagi? Dan kalau Karyn hidup lagi, berarti jalanku untuk merebut semua harta dan rumah ini bisa terhalang lagi dong. Oh ya ampun, ini bener-bener nggak mungkin. Ini nggak mungkin...." Maria tiba-tiba pingsan. Dan saat di cek oleh Samuel, Maria dinyatakan sudah meninggal dunia. Dan saat itu juga lah, Fariz terbebas dari segala tuduhan yang menjeratnya.

***

Liang kubur yang semula digunakan untuk mengubur Padmini kini digunakan untuk mengubur jasad Maria yang tidak bisa menerima kenyataan atas kembali hidupnya Karyn.

Rupanya, penyesalan Maria terhadap Karyn itu hanyalah sebuah topeng yang ia gunakan untuk menutupi rencana liciknya.

"Fariz, makasih ya, berkat doa kamu, berkat ketulusan kamu, Allah akhirnya memberikanku kesempatan kedua. Kini aku bisa bernapas bersamamu lagi, Riz." ujar Madhu seraya merebahkan kepalanya di samping lengan Fariz.

"Iya, Ryn. Aku juga bahagia banget karna akhirnya Allah membantuku untuk membuktikan kalau kamu itu sebenernya belum meninggal," kata Fariz seraya membantu Karyn untuk berdiri.

"Meskipun ini bukan saat yang tepat, tapi aku ingin mengungkapkan seluruh isi hatiku padamu di depan papah kamu, Ryn," ucap Fariz sembari memegang tangan Karyn.

"Ryn, aku cinta sama kamu. Kamu mau nggak jadi istri aku?" tanya Fariz sembari berlutut dibawah kaki Karyn.

"Apa Fariz mau menikahi Karyn? Ini nggak bisa dibiarin!" Samuel pergi meninggalkan makam ibu tiri Karyn dengan membawa rasa cemburu yang mendalam.

"Istri?"

"Iya Istri. Kita akan menikah. Karna aku fikir kalau berpacaran itu hanya akan mengundang dosa aja. Jadi gimana kamu mau kan jadi istri aku?"

"Gimana, Pah," tanya Karyn seraya menengok kearah ayahnya yang sedang senyum-senyum sendiri melihat keromantisan yang terjadi antara Fariz dan anaknya itu.

"Kok nanyanya ke papah sih? Kan yang mau dinikahi itu kamu. Bukan papah," ayahnya Karyn terkekeh.

"Iya, Riz, aku mau jadi istri kamu." jawaban dari Karyn itu membuat hati Fariz merasa senang bukan main. Ia benar-benar tidak menyangka kalau akhirnya ia akan segera dipersatukan dengan jodoh yang selama ini ia tunggu.

Rachel, Rangga, dan ayahnya Karyn pun ikut berpartisipasi dalam kebahagiaan mereka.

Sepulang dari makam ibu tirinya Karyn, Fariz langsung pulang ke rumahnya. Lalu bersama dengan Rachel dan Rangga, ia menjelaskan semua hal yang terjadi sebenarnya pada ibu dan kakaknya. Hingga akhirnya kakaknya itu menyesal dan meminta maaf karna sudah salah faham terhadap dirinya.

Bersambung....

Jangan lupa vote dan komentarnya ya. Dan makasih buat kalian yang udah ngikutin cerita ini sampai sini :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku Bernapas UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang