Cinta bisa merubah segala kehidupanya. Cinta juga bisa membuat Fariz rela mendedikasikan semua yang ia punya termasuk napasnya untuk orang yang ia cintai itu.
Napasnya seakan tak berarti lagi saat Fariz harus kehilangan Karyn; Wanita yang kehadira...
"Jangan sekali-kali kita berbuat jahat dengan cara menyakiti hati seseorang. Karna saat penyesalan itu tiba, kita juga nanti akan ikut merasakan sakitnya."
~~~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JALANAN Kota Bogor malam itu sudah terlihat sepi dari para pengendara.
Di ujung jalan sana, nampak seorang perempuan berambut panjang sebahu yang dikuncir lemas ke belakang. Berjalan sendirian dan terlihat seperti membawa barang belanjaan.
Setelah tubuh perempuan itu berada di bawah lampu jalanan yang terang, wajahnya mulai terlihat jelas. Dan ternyata perempuan itu adalah Rachel, rupanya dia habis belanja ke warung.
Langkah demi langkah ia jalani, hingga akhirnya langkahnya itu terhenti saat melihat mobil yang hilang kendali lalu mobil itu menabrak pohon besar. Melihat hal itu, sontak Rachel langsung berlari ke arah mobil itu dengan perasaan was-was. Apalagi saat itu tidak ada orang yang lewat satupun.
Saat Rachel tiba di TKP, ia terkejut bukan main saat melihat Karyn ada di dalam mobil yang menabrak pohon itu. Wajahnya langsung berubah pucat, Rachel tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa membawa Karyn ke rumahnya. Karna ia benar-benar tidak punya biaya untuk membawa Karyn ke rumah sakit.
"Karyn bertahanlah. Aku akan membawamu ke rumah dengan sekuat tenagaku." Rachel menggendong tubuh Karyn ke rumahnya yang letaknya tinggal beberapa langkah lagi.
***
Fariz duduk mematung di meja belajarnya. Fikiranya terbang kemana-mana, dan ia masih memikirkan surat yang ia berikan kepada Karyn.
"Mungkin Karyn tidak membaca suratku. Kalau pun dia membacanya, pasti dia akan membuangnya. Aku ini memang pria yang bodoh! Berani-beraninya mengirim surat cinta pada wanita cantik dan kaya raya seperti Karyn. Aku benar-benar menyesal memberikan surat itu padanya." celoteh Fariz yang diiringi dengan kedatangan Damar, kakak-nya.
"Kenapa kamu nyesel ngasih suratnya ke dia?" tanya kakaknya sembari berjalan mendekati Fariz.
"Kak damar ini ngagetin aja." Fariz menunduk lemas. Ia nampak seperti tidak mau menceritakan pasal Karyn pada kakak-nya.
"Riz, dalam cinta itu tidak ada yang namanya penyesalan. Karna penyesalan itu hanya mendatangi orang-orang yang bersalah saja." ujar Damar.
"Tapi aku salah Kak. Jadi aku berhak untuk menyesal."
"Kalau kamu salah, lalu apa kesalahanmu itu? Apa kamu merasa bersalah karna mencintai dia? Apa kamu bersalah karna mengagumi dia? Kamu perlu tau Riz, cinta itu adalah anugerah terindah yang diberikan tuhan kepada kita, jadi kita tidak bisa menyalahkan cinta. Karna kalau kita menyalahkan cinta, berarti sama aja kita menyalahkan Sang Pemberi Cinta itu." papar Damar.