Rachel di antar D.O sampai apartmentnya. Sebelah tangan D.O membawa tas Rachel, dan sebelah tangannya lagi menggenggam erat tangan Rachel sambil menunggu lift datang.
Sesekali mereka mencuri pandang melirik satu sama lain lalu tersenyum malu.
D.O mendekatkan wajahnya ke telinga Rachel. "Wajahmu memerah", bisiknya di balik masker lalu terkekeh.
Rachel semakin malu lalu memukul lengan D.O yang tertawa. "Jangan menggodaku, Dio-ssi!".
D.O tertawa dan mempererat genggamannya. Lift datang, dan mereka berdua pun masuk ke dalam lift yang kosong itu.
D.O memandang Rachel yang kelihatan lelah. Rasa bersalah muncul di hatinya ketika melihat mata Rachel yang masih bengkak karena terlalu banyak menangis di rumah sakit tadi.
Perlahan D.O menarik Rachel ke dekapannya. "Maafkan aku", gumamnya sambil mengelus kepala Rachel dengan lembut.
Rachel merangkulkan kedua tangannya ke pinggang D.O dan bersandar di bahunya.
"Tidak apa. Aku senang akhirnya salah paham ini selesai", jawab Rachel.
Lift pun sampai dan mereka keluar dari lift. Setelah memasukkan kata sandi kamar apartment, mereka pun masuk.
"Duduklah. Aku akan membereskan barangku sebentar. Ambil saja apa yang kau mau di dapur", ucap Rachel lalu mengambil tasnya dan masuk ke dalam kamar.
Tapi D.O malah mengikuti Rachel sampai ke kamar.
"Kenapa kau ikut ke sini?", tanya Rachel.
"Aku senang melihatmu", jawab D.O lalu duduk di tempat tidur Rachel. "Beres-bereslah. Aku tidak akan mengganggumu dan hanya melihatmu dari sini".
Rachel memutar matanya lalu mulai mengeluarkan MacBook, gelangnya, baju-baju dan lain sebagainya.
Setelah lima belas menit, Rachel selesai beres-beres. Lalu, ia mengambil MacBook-nya dan duduk di samping D.O.
Ia menyalakan MacBook-nya, mengambil gelang dan membuka kotak selanjutnya, Kotak ∆.
"Rachel...", panggil D.O dengan ragu.
"Tetaplah di sini. Kali ini aku ingin melihat isinya, bersamamu", ucap Rachel tanpa memandang D.O lalu memasukkan flashdisk kecil itu.
"Kau yakin?", tanya D.O.
Rachel menaikkan volume sampai maksimal dan mulai memutar video yang ada di flashdisk itu.
"Ya, aku yakin", jawab Rachel.
---
File ∆, Our Beloved Cutiepie
Layar menampilkan ruang dapur. Tampilan layar menunjukkan bahwa kamera yang sedang merekam di letakkan di atas meja dapur.
Tiba-tiba sebuah tangan kecil menggapai tepi meja dapur, lalu sebelah tangan lagi, lalu kepala kecil muncul di depan layar kamera.
Rachel kecil yang berumur 5 tahun tersenyum lebar menghadap kamera.
"Apa eomma dan appa lupa mematikan kameranya?", bisik Rachel ke arah kamera.
KAMU SEDANG MEMBACA
D.O's Stylist
FanfictionAh, senangnya punya kemampuan seperti ini - Rachel Tan Mempunyai kekuatkan super memang di inginkan sebagian besar orang apalagi kemampuan mengendalikan benda-benda di sekitarnya, telekinesis. Itulah yang di rasakan Rachel, ia dapat mengambil barang...