Aku dan Gad

67 7 0
                                    

Didalam kamarku, aku bermain sambil membaca novel bersama Gad. Gad memberitahuku kalau aku membutuhkannya kapanpun, dimanapun kecuali dikamar ini, aku cukup menyebut namanya sebanyak tiga kali, dan dia akan datang.

Kemudian, Gad bertanya kepadaku.

"Wildan, adakah seseorang yang kamu sukai disekolah?"

Aku kaget, kenapa tiba-tiba bertanya bertanya seperti itu?.

"Aaa...ada" jawabku meski aku belum tentu suka atau tidak dengannya

"Siapa namanya?" Gad bertanya lagi

"Via" jawabku (keceplosan)

"Apakah ini?" Tanya Gad sambil menunjukkan foto Via

"Be..benar" jawabku, gugup

"Temanku yang dulu kecil, sekarang sudah mulai suka dengan seseorang" sindir Gad

"Apaan sih...Gad" jawabku malu

Kemudian, Gad kembali mengungkapkan kata-kata bijaknya setelah sekian lama aku tak mendengarnya.

"Kalau kita menyukai seseorang, janganlah menutupinya, yakinkanlah kalau kita bisa mengungkapkan perasaan kita dihadapannya secara langsung"

Uhhh...kata-katanya membuat aku menjadi semangat walau aku masih takut mengungkapkannya. Kemudian, Gad berkata lagi.

"Wildan, aku dukung kamu untuk berpacaran ataupun berteman dengan siapa saja, aku sekarang mengerti dengan keadaanmu, dan aku yakin kalau kamu tak akan pernah melupakanku"

"Terima kasih, Gad"

Lalu, aku bertanya tentang robot Gad kepada malaikat Gad (Gad asli).

"Gad, kenapa dulu aku merasa bahwa kau adalah sebuah robot?" Tanyaku

"Dulu, aku sering mengikutimu kemanapun kau pergi, aku pernah melihat kamu berkata dengan robot itu waktu aku berpura-pura pergi dan sebenarnya aku tidak pergi malahan aku mengikutimu. Waktu kamu berkata dengan robot Gad, kamu mengira bahwa robot itu adalah aku. Aku menggerakkan robot itu, agar kamu senang dan tak kesepian" jawab Gad

"Tapi kenapa kau meninggalkanku dan kenapa kau sekarang baru muncul?" Tanyaku dengan sedih

"Maaf dan, aku salah paham. Aku mengira, kalau kamu sudah bisa melihat, kamu akan melupakanku dan kamu akan meninggalkanku untuk selamanya serta kalau kamu tahu aku malaikat, kamu pasti tidak mau berteman denganku, tapi aku salah, rupanya kamu tidak seperti itu" jawab Gad

"Gad, aku sudah pernah bilang, apapun kamu, siapapun kamu, darimanapun asalmu aku tak peduli, kau adalah sahabat terbaikku sepanjang masa"

"Maaf dan terima kasih, Wildan"

Aku sudah tau alasan Gad meninggalkanku, semoga saja Gad tidak salah paham lagi.

Teman dalam Kegelapan [REMAKE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang