Akhirnya, aku bisa melihat

116 10 0
                                    

Aku terbaring di sebuah ranjang. Suara alat-alat terdengar di telingaku. Aku takut. Aku kepikiran tentang Gad, kemana dia?. Kemudian beberapa orang suster dan dokter berbicara, tapi aku tak dapat mendengarkannya lagi. Aku merasa mengantuk. Dan aku pun terlelap.

Aku tak tahu apakah aku dalam keadaan sadar atau tidak .Yang jelas, aku merasa tubuhku begitu ringan .Suasana begitu sunyi. Aku merasa sedikit takut.

"Dan, ini aku Gad, "aku terkejut, tiba-tiba Gad berada di hadapanku." Jangan takut, tenanglah sebentar lagi kau akan bisa melihat. Kau akan tahu indahnya dunia dan birunya langit, kau akan menjadi anak yang normal. Aku tahu kau adalah anak yang baik. Jangan lupakan mereka yang pernah senasib denganmu. Ingatlah, betapa sulitnya hidup dalam kegelapan."

Setelah itu semuanya kembali sunyi.

"Kau sudah siap? Sebentar lagi kau akan bisa melihat." Kata seorang dokter.

"Ya, Dokter. Aku Cuma terlalu senang." Aku tertawa kecil. Jantungku berdebar kencang. Ibu memegang erat tanganku.

Dokter memegang perbanku, lalu aku mendengar suara gunting. Perbanku mulai dibuka. Aku merasa kepalaku terasa ringan.Berlapis-lapis perban lepas dari kepalaku.

Ku buka mataku perlahan-lahan....aku merasa melihat seberkas cahaya. Lalu, makin lama semuanya tampak lebih jelas.

Kulihat seorang wanita cantik dengan wajah keibuan. Apakah dia...

"Ibuuu...?"

"Oh Tuhan, kau bisa melihat, anakku..."

Ibu memelukku erat sekali, aku tahu beliau menangis.

"Terima kasih, Dokter!"

Dokter itu tersenyum."Berterimakasihlah pada Tuhan, Dan. Tuhanlah yang telah memberimu penglihatan ini."

"Baik dokter"

"Terimakasih Tuhan engkau telah memberi pengelihatan ini, kau telah membantuku melihat dunia ini"

***

Setelah banyak aku mengobrol dengan ibu dan dokter, tiba-tiba aku teringat sesuatu."Gad..."

"Kau ingin melihat Gad?" tanya ibu. Mengambil sesuatu dari sebelah tempat tidurku. Dan mataku terbelalak kaget. Sebuah ROBOT..."

"Di...dia Gad?"

"Ya, dia Gad. Kau sangat menyayangi dia ,kan?Ibu tahu kau suka berbicara dengannya. Ayahmu yang memberikannya sebelum ia meninggal."

Aku semakin tak percaya. Tiba-tiba kulihat bibirnya bergerak perlahan, seolah-olah mengatakan selamat tinggal. Apakah ini khayalanku? Bulu kudukku merinding.

Teman dalam Kegelapan [REMAKE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang